diare. Penggunaan jamban tidak memenuhi syarat akan meningkatkan resiko terjadinya diare dibandingkan dengan penggunaan jamban memenuhi syarat.
Bakteri penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal-oral antara lain melalui makananminuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan
tinja penderita. Perilaku buang air besar tidak pada tempatnya dapat menyebabkan penyebaran bakteri dan meningkatkan terjadinya diare. Hasil penelitian menujukkan
bahwa kepemilikan jamban secara optimal berhubungan terhadap terjadinya diare. Hasil yang sama didapatkan dari penelitian Putranti dan Sulistyorini 2009
tentang hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban dimana didapati bahwa ada
hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare.
5.2.5. Hubungan Personal Hygiene Responden Dengan Kejadian Diare
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan kejadian diare p = 0,003.
Hal ini disebabkan karena pendidikan responden umumnya tamatan SD 51,7 pekerjaan petani 85,1 dan pengetahuan kurang baik 58,6 sehingga
responden kurang mengetahui tentang memelihara kebersihan dan kesehatan diri, tidak mampu menyediakan fasilitas sanitasi hal ini berkaitan dengan keterbatasan
ekonomi. Responden yang personal hygiene baik dapat mengalami kejadian diare, disebabkan karena vektor seperti lalat atau tikus yang mengkontaminasi makanan
atau dari sumber air bersih yang terkontaminasi kotoran manusia. Banyak makanan
yang tidak hygiene yang menyebabkan makanan terkontaminasi dan tertelan sehingga
Universitas Sumatera Utara
menderita penyakit diare yang berasal dari faktor makanan dan pola hygiene yang tidak baik yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Personal hygiene buruk 20,5 mengalami kejadian diare sedangkan personal hygiene buruk 79,5 tidak mengalami diare, personal hygiene baik
66,7 mengalami kejadian diare, personal hygiene baik 33,3 tidak mengalmi diare. Dari hasil pertanyaan di dapat data responden yang mencuci tangan memakai
sabun menjawab tidak 58,6, mencuci tangan memakai sabun setelah BAB menjawab tidak 58,6, dan responden memotong kuku secara teratur menjawab
kadang-kadang 51,7 dimana hal tersebut sangat mudah mengkontaminasi saat menyiapkan makanan.
Hasil yang sama didapatkan dari penelitian Herawati 2007 tentang hubungan antara sanitasi rumah dan Personal Hygiene dengan kejadian Diare di
Kelurahan Kampung Mandar Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi dimana didapati bahwa ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene
dengan kejadian diare.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan