Hubungan Pendapatan Responden Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga

5.2. Analisis Bivariat 5.2.1. Hubungan Pendidikan Responden Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga Dari hasil analisi statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepemilikan jamban p = 0,049. Hal ini dikarenakan pendidikan responden lebih banyak berpendidikan SD 51,7 dengan berpengetahuan kurang baik tentang penggunaan jamban keluarga dan penyakit diare. Terlihat bahwa responden dengan pendidikan SD yang memiliki jamban 37,7 dan yang tidak memiliki jamban 62,3. Hal ini terlihat bahwa pendidikan berpengaruh terhadap kepemilikan jamban dimana responden dengan pendidikan yang tinggi cenderung memiliki jamban keluarga sebaliknya responden yang pendidikan rendah tidak memiliki jamban keluarga. Hasil yang sama didapatkan dari penelitian Febriwanti 2010 tentang hubungan pendidikan kepala keluarga dengan tingkat kepemilikan jamban di Kelurahan Bener di Kecamatan Tegal Rejo Kota Yogyakarta dimana didapati bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kepemilikan jamban.

5.2.2. Hubungan Pendapatan Responden Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga

Dari hasil analisi statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kepemilikan jamban p 0,001. Hal ini dikarenakan pendapatan seorang petani sebagian besar berada di kisaran Rp. 1.000.000-2.000.000 hal ini menunjukkan penghasilan responden tergolong rendah yang menyebabkan status ekonomi juga rendah. Pada responden dengan pendapatan ≤ Rp.1.000.000 memiliki jamban 13,7 dan tidak memiliki Universitas Sumatera Utara jamban 86,3, responden dengan pendapatan yang rendah hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang pas-pasan karena selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, responden juga memerlukan biaya untuk keperluan pertanian seperti untuk membeli pupuk dan biaya perawatan kebun kelapa sawit. Penjualan hasil pertanian yang tidak menentu tiap minggunya sehingga menyebabkan responden tidak mampu memiliki jamban keluarga. Responden dengan pendapatan yang banyak Rp ≥ 2.000.000 memiliki jamban 100 dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga mampu memiliki jamban keluarga. Hasil yang sama didapatkan dari penelitian Febriwanti 2010 tentang hubungan karakteristik kepala keluarga dengan tingkat kepemilikan jamban di Kelurahan Bener di Kecamatan Tegal Rejo Kota Yogyakarta dimana didapati bahwa ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kepemilikan jamban.

5.2.3. Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Kepemilikan Jamban Keluarga

Dari hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepemilikan jamban p 0,001. Hal ini disebabkan rendahnya pemahaman responden berkaitan tentang penggunaan jamban dan penyakit diare, rendahnya pengetahuan tentang penggunaan jamban responden disebabkan oleh pendidikan yang umumnya merupakan tamatan SD 51,7 dengan pekerjaan yang umumnya petani sebanyak 85,1 sehingga sedikit sekali memahami tentang penggunaan jamban. Dari hasil pengetahuan responden yang kurang baik 66,7 tidak memiliki jamban keluarga sedangkan responden berpengetahuan baik 33,3 memiliki jamban keluarga. Dengan Universitas Sumatera Utara pendapatan Rp.1.000.000-2.000.000 responden hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlihat pengetahuan responden dalam kategori kurang baik, sehingga responden tidak mampu memiliki jamban keluarga. Hasil yang sama didapatkan dari penelitian Febriwanti 2010 tentang hubungan karakteristik kepala keluarga dengan tingkat kepemilikan jamban di Kelurahan Bener di Kecamatan Tegal Rejo Kota Yogyakarta dimana didapati bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepemilikan jamban.

5.2.4. Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Diare

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan dan Keadaan Jamban Keluarga Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001

2 66 46

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengadaan Jamban Keluarga Di Desa Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Tahun 1999

1 35 108

Peningkatan Cakupan Kepemilikan Jamban Setelah Pemberian Stimulan Jamban Di Desa Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Wilayah Kerja Puskesmas Pajar Bulan Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Bengkulu Selatan

2 70 97

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA REMBANG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2014

2 7 113

FUNGSI SEMBUR SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT KARO DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT.

0 2 24

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Jatisobo Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

0 3 16

III. PENDIDIKAN TERAKHIR - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sipange Julu Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013

1 3 31

Lampiran I KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 Karakteristik Responden

0 0 42

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sanitasi Dasar - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Kepemilikan Jamban Keluarga Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 0 33

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 15