4.2.9. Kejadian Diare
Tabel 4.13. Distribusi Responden Kejadian Diare di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014
Kejadian Diare Jumlah
Ya 22
25,3 Tidak
65 74,7
Jumlah 87
100
Dari Tabel di atas diketahui bahwa distribusi responden menurut kejadian diare dalam 6 bulan terakhir di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat sebagian besar bukan penderita diare 74,7 hal ini dikarenakan dari data yang didapat dalam pertanyaan personal hygiene bahwa responden
menjawab mencuci tangan sebelum makan yaitu selalu 81,6, dan responden menjawab mencuci bahan makanan sebelum diolah masak yaitu selalu 89,7.
Kemungkinan besar untuk terkena penyakit diare sangat kecil karena terputusnya jalur kontaminasi.
4.3. Analisis Bivariat
Analisa Bivariat adalah analisa yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diteliti dengan kepemilikan jamban dan kejadian diare. Uji
statistik yang digunakan pada analisis bivariat ini adalah Chi-square dengan derajat kepercayaan 95 α = 5. Berdasarkan hasil uji statistik akan diperoleh nilai p.
Untuk nilai p 0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1. Hubungan Pendidikan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014 Hubungan pendidikan responden dengan kepemilikan jamban keluarga pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.14. Hasil Analisis pendidikan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
PENDIDIKAN KEPEMILIKAN JAMBAN
Jumlah Memiliki
Tidak Memiliki
Tidak sekolah 3
100 3 100
SD 17
37,7 28
62,3 45 100
SMP SMA
AKADEMIPT 14
8 2
56,0 66,6
100 11
4 44,0
33,4 25 100
12 100 2 100
Jumlah 41
46 87
X
2
: 9,125 P : 0,049
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden yang pendidikan tidak sekolah 100 tidak memiliki jamban. Responden dengan
pendidikan SD yang memiliki jamban 37,7 dan yang tidak memiliki jamban 62,3. Responden dengan pendidikan SMP yang memiliki jamban 56,0 dan
yang tidak memiliki jamban 44,0. Responden dengan pendidikan SMA yang memiliki jamban 66,6 dan yang tidak memiliki jamban 33,4 sedangkan
responden dengan pendidikan AkademiPT yang memiliki jamban 100. Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji
Fisher’s Exact test diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepemilikan jamban
keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2. Hubungan Pekerjaan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat
Tahun 2014 Hubungan pekerjaan responden dengan kepemilikan jamban keluarga pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.15. Hasil Analisis pekerjaan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
PEKERJAAN KEPEMILIKAN JAMBAN
Jumlah Memiliki
Tidak Memiliki
Petani 35
47,3 39
52,7 74 100 Pedagang
6 46,2
7 53,8 13 100
Jumlah 41
46 87
X
2
: 0,006 P : 0,939
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden dengan pekerjaan petani yang memiliki jamban 47,3 dan yang tidak memiliki jamban
52,7. Responden dengan pekerjaan pedagang, yang memiliki jamban 46,2 dan yang tidak memiliki jamban 53,8. Dari hasil analisa statistik dengan
menggunakan uji Chi Square diperoleh p0,05, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kepemilikan jamban keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Hubungan Pendapatan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014 Hubungan pendapatan responden dengan kepemilikan jamban keluarga pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.
Tabel 4.16. Hasil Analisis pendapatan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
PENDAPATAN KEPEMILIKAN JAMBAN
Jumlah Memiliki
Tidak Memiliki
Rp. 1.000.000 3
13,7 19
86,3 22 100 Rp1.000.000-2.000.000
33 55,0
27 45,0 60 100
Rp. 2.000.000 5
100 5 100
Jumlah 41
46 87
X
2
: 17,005 P : 0,001
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden dengan pendapatan Rp. 1.000.000 yang memiliki jamban 13,7 dan yang tidak
memiliki jamban 86,3. Responden dengan pendapatan Rp. 1.000.000-2.000.000 yang memiliki jamban 55,0 dan yang tidak memiliki jamban 45,0. Sedangkan
responden dengan pendapatan Rp. 2.000.000 yang memiliki jamban 100. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji
Fisher’s Exact test diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan kepemilikan jamban
keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4. Hubungan Pengetahuan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten
Langkat Tahun 2014 Hubungan pengetahuan responden dengan kepemilikan jamban keluarga pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini.
Tabel 4.17. Hasil Analisis pengetahuan Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
PENGETAHUAN KEPEMILIKAN JAMBAN
Jumlah Memiliki
Tidak Memiliki
Baik 24
66,7 12
33,3 36 100 Kurang baik
17 33,4
34 66,6 51 100
Jumlah 41
46 87
X
2
: 13,842 P : 0,002
Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden dengan pengetahuan baik yang memiliki jamban 66,7 dan yang tidak memiliki jamban
33,3. Sedangkan responden dengan pengetahuan yang kurang baik, yang memiliki jamban 33,4 dan yang tidak memiliki jamban 66,6. Dari hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepemilikan jamban keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4.3.5. Hubungan Sikap Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun
2014 Hubungan sikap responden dengan kepemilikan jamban keluarga pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini.
Tabel 4.18. Hasil Analisis sikap Responden Dengan kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok
Kabupaten Langkat Tahun 2014
SIKAP KEPEMILIKAN JAMBAN
Jumlah Memiliki
Tidak Memiliki
Baik 39
50,7 38
49,3 77 100
Kurang baik 2
20,0 8
80,0 10 100
Jumlah 41
46 87
X
2
: 3,337 P : 0,095
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 orang responden dengan sikap baik yang memiliki jamban 50,7 dan yang tidak memiliki jamban
49,3. Sedangkan responden dengan sikap yang kurang baik, yang memiliki jamban 20,0 dan yang tidak memiliki jamban 80,0. Dari hasil analisis statistik
dengan menggunakan uji Fisher’s Exact test diperoleh p0,05, artinya tidak ada
hubungan yang bermakna antara sikap dengan kepemilikan jamban keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4.3.6. Hubungan Kepemilikan Jamban Responden Dengan Kejadian Diare di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun
2014 Hubungan kepemilikan jamban responden dengan kejadian diare pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.
Tabel 4.19. Hasil Analisis Kepemilikan Jamban Dengan kejadian diare di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun
2014
KEPEMILIKAN JAMBAN
KEJADIAN DIARE Jumlah
YA TIDAK
Memiliki 4
9,8 37
90,2 41 100
Tidak Memiliki 18
39,2 28
60,8 46 100
Jumlah 22
65 87
X
2
: 9,901 P : 0,002
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden yang memiliki jamban, mengalami diare 9,8 sedangkan memiliki jamban tidak
mengalami diare90,2. Sedangkan responden yang tidak memiliki jamban, mengalami diare39,2 dan tidak memiliki jamban tidak mengalami diare 60,8.
Dari hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian
diare. Hal ini dikarenakan orang yang tidak punya jamban BAB disembarang tempat sehingga di hinggapi vektor seperti lalat, lalat tersebut terbang kemakanan dan
mengkontaminasi makanan. Personal hygiene yang buruk pun dapat terjadinya diare dimana tidak mencuci tangan dengan sabun setelah BAB.
Universitas Sumatera Utara
4.3.7. Hubungan Personal Hygiene Responden Dengan Kejadian Diare di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun
2014 Hubungan personal hygiene responden dengan kejadian diare pada penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini.
Tabel 4.20. Hasil Analisis Personal hygiene Dengan Kejadian Diare di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun
2014
PERSONAL HYGIENE
KEJADIAN DIARE Jumlah
YA TIDAK
Baik 6
66,7 3
33,3 9 100
Buruk 16
20,5 62
79.5 78 100
Jumlah 22
65 87
X
2
: 9,098 P : 0,007
Berdasarkan Tabel 4.20 di atas dapat dilihat bahwa dari 87 responden dengan personal hygiene baik 66,7 mengalami diare dan33,3 tidak mengalami diare.
Sedangkan responden dengan personal hygiene buruk 20,5 mengalami diare 79,5 tidak mengalami diare. Dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji
Fisher’s Exact test diperoleh p0,05, artinya ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene dengan kejadian diare. Hal ini dikarenakan responden yang personal
hygiene baik dapat mengalami kejadian diare, disebabkan karena vektor seperti lalat atau tikus yang mengkontaminasi makanan atau dari sumber air bersih yang
terkontaminasi kotoran manusia. banyak makanan yang tidak hygiene yang
menyebabkan makanan terkontaminasi dan tertelan sehingga menderita penyakit diare yang berasal dari faktor makanan pola hygiene yang tidak baik yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian dari 87 responden di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat bahwa distribusi responden menurut pendidikan kepala
keluarga lebih banyak berpendidikan SD 51,7, pekerjaan kepala keluarga umumnya bekerja sebagai petani 85,1 dan pendapatan kepala keluarga sebagian
besar berpendapatan Rp. 1.000.000-2.000.000 69,0. Hal ini disebabkan karena di desa sei musam kendit kecamatan bahorok
hanya ada sekolah dasar SD, sulitnya akses keluar masuk desa seperti angkutan umum yang hanya ada sekali dalam sehari, kondisi jalan yang rusak sehingga warga
desa Sei Musam Kendit malas atau enggan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi yang berada di luar Desa Sei Musam kendit. Selanjutnya faktor ekonomi
yang tidak mendukung untuk membiayai pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Dari bidang lapangan kerja, di Desa Sei Musam Kendit pada umumnya terdapat
perkebunan kelapa sawit dan karet dengan luas wilayah 968 Ha. Ketersediaan lahan pertanian yang cukup luas sehingga menjadi petani kelapa sawit dan karet
merupakan kegiatan yang bisa dilakukan oleh warga Desa Sei Musam Kendit pada saat ini. Lahan pertanian warga Desa Sei Musam Kendit rata-rata diperoleh dari
warisan keluarga sehingga mereka melakukan kegiatan bertani untuk kehidupan sehari-hari secara turun temurun. Dengan tingkat pendidikan yang rendah
kemungkinan untuk mendapat pekerjaan lain yang memerlukan keahlian sangat kecil. Pendapatan warga Desa Sei Musam Kendit pada umumnya bekerja sebagai petani
Universitas Sumatera Utara