Kepemilikan Jamban. Personal Hygiene

menyadari perlunya jamban keluarga namun dengan keterbatasan dana yang hanya berpenghasilan rata-rata Rp. 1.000.000-2.000.000, ini menunjukkan penghasilan responden tergolong rendah yang menyebabkan status ekonomi juga rendah sehingga reponden tidak mampu memiliki jamban keluarga. Hal ini sesuai dengan teori Notoadtmodjo 2010 sikap adalah juga respon tertutup pada seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan pendapat dan emosi yang bersangkutan suka-tidak suka, setuju-tidak setuju. Sikap adalah kumpulan gejala yang merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan sebagainya.

5.1.3. Kepemilikan Jamban.

Hasil penelitian dari 87 responden di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat bahwa distribusi responden menurut kepemilikan jamban kepala keluarga sebagian besar tidak memiliki jamban 52,9. Hal ini disebabkan karena responden dengan pendidikan umumnya tamatan SD, pekerjaan sebagian besar petani dan berpengetahuan kurang baik, sehingga responden tidak mengetahui tentang manfaat memiliki jamban. Responden pada dasarnya menginginkan adanya jamban keluarga, namun dengan keterbatasan dana sehingga tidak mampu untuk memiliki jamban keluarga. Responden lebih memfokuskan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari dari pada untuk membangun jamban. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat STBM dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang tidak baik, dan dapat mendorong terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri dan berkeadilan. Pilar stbm yang terdiri atas stop buang air besar sembarangan suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Perilaku SBS di ikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Menurut Depkes RI 2005 syarat-syarat jamban sehat adalah pembuangan kotoran yang tidak mengotori tanah permukaan, tidak mengotori air permukaan, tidak mengotori air tanah, memiliki rumah kakus, kakus harus tertutup dan terlindung, lantai sebaiknya semen dan kotoran tidak terbuka dapat mengurangi kejadian diare karena tidak tersedia media bagi lalat untuk bertelur dan berkembangbiak.

5.1.4. Personal Hygiene

Hasil penelitian dari 87 responden di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat bahwa distribusi responden menurut personal hygiene kepala keluarga umumnya buruk 89,7 dan sebagian kecil baik 10,3 Hal ini disebabkan karena pendidikan responden umumnya tamatan SD, pekerjaan petani dan berpengetahuan kurang baik, sehingga responden kurang mengetahui tentang memelihara kebersihan dan kesehatan diri, sehingga responden tidak mampu menyediakan fasilitas sanitasi di karenakan keterbatasan ekonomi dan pemahaman tentang kebersihan diri yang kurang. Dari hasil pertanyaan di dapat data bahwa responden yang mencuci tangan memakai sabun menjawab tidak 58,6, mencuci tangan memakai sabun setelah BAB menjawab tidak 58,6, dan memotong kuku secara teratur menjawab kadang-kadang 51,7. Pemenuhan Universitas Sumatera Utara perawatan diri dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya personal hygiene. Personal hygiene adalah upaya yang dilakukan dalam memelihara kebersihan dan kesehatan. Berpenampilan bersih, harum dan rapi merupakan dimensi yang sangat penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan secara umum. Kebersihan diri dinilai dari penampilan serta upaya yang dilakukan dalam menjaga kebersihan dan kerapian tubuh setiap hari. Hal ini sangat penting, mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar utama yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Personal hygiene merupakan perawatan diri untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya personal hygiene .

5.1.5. Kejadian Diare

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepemilikan dan Keadaan Jamban Keluarga Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001

2 66 46

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengadaan Jamban Keluarga Di Desa Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Tahun 1999

1 35 108

Peningkatan Cakupan Kepemilikan Jamban Setelah Pemberian Stimulan Jamban Di Desa Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Wilayah Kerja Puskesmas Pajar Bulan Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Bengkulu Selatan

2 70 97

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA REMBANG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2014

2 7 113

FUNGSI SEMBUR SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT KARO DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT.

0 2 24

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Jatisobo Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

0 3 16

III. PENDIDIKAN TERAKHIR - Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Sipange Julu Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013

1 3 31

Lampiran I KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 Karakteristik Responden

0 0 42

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sanitasi Dasar - Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rendahnya Kepemilikan Jamban Keluarga Dan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diare Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 0 33

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SEI MUSAM KENDIT KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 15