pendapatan Rp.1.000.000-2.000.000 responden hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlihat pengetahuan responden dalam kategori kurang baik,
sehingga responden tidak mampu memiliki jamban keluarga. Hasil yang sama didapatkan dari penelitian Febriwanti 2010 tentang
hubungan karakteristik kepala keluarga dengan tingkat kepemilikan jamban di Kelurahan Bener di Kecamatan Tegal Rejo Kota Yogyakarta dimana didapati bahwa
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepemilikan jamban.
5.2.4. Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Diare
Dari hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare p = 0,002.
Hal ini disebabkan oleh karena responden dengan pendidikan umumnya tamatan SD, berpengetahuan kurang baik dan berpendapatan Rp. 1.000.000-
2.000.000 sehingga responden tidak mengetahui manfaat memiliki jamban. Responden yang memiliki jamban 9,8 mengalami diare, sedangkan responden
yang memiliki jamban 90,2 tidak mengalami diare, responden tidak memiliki jamban 39,1 mengalami diare dan responden tidak memiliki jamban 60,9
tidak mengalami diare. Bila responden memiliki jamban maka responden buang air besar di jamban sehingga kotoran aman dari berbagai vektor yang bisa menulari
penyakit diare namun bila responden tidak memiliki jamban maka responden akan buang air besar di sembarang tempat, baik itu di halaman belakang rumah, di parit
dan lain-lain sehingga menjadikan sumber penularan penyakit diare dari vektor. Tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan membuat penularan penyakit
Universitas Sumatera Utara
diare. Penggunaan jamban tidak memenuhi syarat akan meningkatkan resiko terjadinya diare dibandingkan dengan penggunaan jamban memenuhi syarat.
Bakteri penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal-oral antara lain melalui makananminuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan
tinja penderita. Perilaku buang air besar tidak pada tempatnya dapat menyebabkan penyebaran bakteri dan meningkatkan terjadinya diare. Hasil penelitian menujukkan
bahwa kepemilikan jamban secara optimal berhubungan terhadap terjadinya diare. Hasil yang sama didapatkan dari penelitian Putranti dan Sulistyorini 2009
tentang hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare di Desa Karangagung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban dimana didapati bahwa ada
hubungan yang bermakna antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare.
5.2.5. Hubungan Personal Hygiene Responden Dengan Kejadian Diare