Geomorfologi KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

barat sampai dingin isimesic di daerah perbukitan. Sedangkan curah hujan dibagi menjadi 3 tiga kriteria yaitu : 1. Curah Hujan antara 1.500 sd 2.000 mmtahun. 2. Curah Hujan antara 2.000 sd 2.500 mmtahun. 3. Curah Hujan antara 2.500 sd 3.000 mmtahun.

4.4 Hidrologi

Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat 2011 bahwa Wilayah Lampung Barat di bagian barat kaya akan sungai-sungai yang mengalir dan berjalur pendek, dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini ditandai dengan jarangnya banjir, Delta marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik. Hal ini menyebabkan bila air membesar, maka muara sungai sering berlimpah meander. Sungai-sungai yang berukuran pendek dan mengalir di lereng terjal sangat potensial dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta pantai walau masih terkena pengaruh pasang surut. Bagian Timur Lampung Barat merupakan daerah tangkapan air catcment area, sungai-sungai yang mengalir ke arah laut, antara lain Way Besai, Way Seputih dan lain-lain. Proses erosi yang sudah lanjut, besarnya material yang terangkut sedimen menyebabkan makin cepatnya pemiskinan hara di wilayah ini.

4.5 Geomorfologi

Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat 2011 bahwa formasi geologi yang menyusun Wilayah Lampung Barat meliputi formasi alluvium, gamping koral, batuan gunung api kuartier, Batuan Gunung Api, Bintuhan, Ranau, Semung, Lemau, Hulusimpang, Bal, Batuan Terobosan, Lakitan, Simpang Aur dan Formasi Seblat. Untuk fisiografis Wilayah Pesisir Kabupaten Lampung Barat didominasi oleh Teras Marin seluas 56.312 ha 54,1, Aluvial seluas 21.862 ha 21 dan Marin seluas 12.500 ha 12. Sebagian besar tanah di Kabupaten Lampung barat didominasi oleh jenis Entisol, Enceptisol dan Ultisol. Daerah pesisir ditempati oleh endapan alluvial sungai dan pantai, endapan vulkanik dari beberapa formasi, dan batuan gamping Tabel 5. Daerah ini berada pada ketinggian 0-50 m dpl. Daerah ini relatif sempit, memanjang sepanjang pantai. Daerah yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia ini, seperti umumnya pantai Barat Sumatera dan Pantai Selatan Jawa, dipengaruhi oleh gempa bawah laut yang dapat mengakibatkan gelombang tsunami. Daerah pegunungan yang merupakan punggung Bukit Barisan, ditempati oleh vulkanik quarter dari beberapa formasi. Daerah ini berada pada ketinggian 50 sampai 1.000 m dpl. Daerah ini dilalui oleh sesar Semangka, dengan lebar zona sebesar ± 20 km. Pada beberapa tempat dijumpai beberapa aktifitas vulkanik dan pemunculan panas bumi. Tabel 5. Keadaan tanah di Kabupaten Lampung Barat Sistem Tanah Ketinggian m dpl Terdapat Bahan Pembentuk Alluvial 0 - 100 Sepanjang jalur Daerah Aliran Sungai Pesisir Selatan, Pesisir Tengah dan Pesisir Utara dan sebelah Selatan Gunung Sekincau Suoh Endapan sungai dan hasil alluvial atau koliviasi Marine 0 - 20 Daerah yang terkena pasang surut berlumpur, beting pantai, dan cekungan antar pantai Dari bahan endapan laut yang tersusun halus sampai kasar Teras Marine 0 - 20 Sepanjang pesisir pantai barat dengan variasi lereng 3-5 Tufa masam dan batuan sediment Vulkan 25 - 200 Lereng pegunungan perbukitan dengan kelerengan curam lebih dari 30 Bahan induk andesitis dan basal Perbukitan 5 – 1.000 Lereng pegunungan vulkan Bahan vulkan, sedimen, plutonik masam, batuan metamorf yang ditutupi oleh bahan tufa masam ranau Pegunungan dan Plato 25 – 1.350 Lereng pegunungan vulkan dengan kelerengan curam lebih dari 30 . Bahan vulkan tersier, plutonik masam, metamorf dan tufa masam. Sumber : Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, 2011 Susunan batuan dan sifat-sifat fisiknya, struktur geologi, dan bentuk topografik yang membentuk daerah ini menyebabkan daerah ini cukup rentan terhadap berbagai jenis bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, dan erosi kuat. Daerah bergelombang berada pada ketinggian 500 – 1.000 m dpl, ditempati oleh endapan vulkanik quarter. Daerah ini relatif aman terhadap gempa, namun pada bagian yang berlereng terjal masih dijumpai longsor. Berdasarkan kondisi fisik demikian, dalam konteks kerentanan terhadap bencana alam Wilayah Kabupaten Lampung Barat dapat dibagi menjadi 3 tiga zona utama yaitu : 1. Zona I, daerah pesisir, dengan ancaman bencana alam gempa bawah laut dan tsunami, namun relatif aman terhadap gerakan tanah tanah longsor. 2. Zona II, daerah pegunungan, yang relatif paling rentan terhadap bencana seperti tanah longsor, erosi kuat, dan gempa bumi yang juga berperan memicu longsor. 3. Zona III, daerah bergelombang, relatif paling aman meskipun tingkat erodibilitas tanahnya kurang lebih sama dengan Zona II, dan pada beberapa tempat masih dimungkinkan terkena longsor.

4.6 Vegetasi dan Satwa