Data aspek sosial Cara menghitung skor Penelitian Sebelumnya

memiliki vegetasi yang homogen. Pada masing-masing petak pengamatan tersebut dibuat petak contoh dan sub petak contoh dengan ukuran: 1. Tingkat pohon yang memiliki diameter 20 cm di petak ukuran 20 x 20 m 2. Tingkat tiang yang memiliki diameter 10-20 cm di petak ukuran 10 x 10 m 3. Tingkat pancang yang memiliki tinggi 1,5 m dengan berdiameter 2-10 cm di petak ukuran 5 x 5 m 4. Tingkat semai yang memiliki tinggi maksimal 1,5 m di petak ukuran 2 x 2 m Sumber : Indriyanto 2008 Gambar 3. Sketsa lokasi petak ukur

b. Data aspek sosial

Pada aspek sosial, data yang diambil berasal dari petani damar Desa Penengahan sebagai responden. Data aspek sosial pengelolaan Repong Damar yang dikumpulkan adalah persepsi masyarakat sekarang terhadap pengembangan pengelolaan Repong Damar, status kepemilikan, luas lahan, ketenagakerjaan, kelembagaan, dan manajemen pengelolaan Repong Damar.

c. Data aspek ekonomi

Pada aspek ekonomi data yang diambil berasal dari petani damar sebagai responden. Data aspek ekonomi yang dikumpulkan adalah data mengenai kegiatan perekonomian di lingkungan Repong Damar yang meliputi: kegiatan pemanfaatan Repong Damar berupa nilai guna dan fungsi dari Repong Damar sebagai kontribusi pendapatan masyarakat Desa Penengahan dari Repong Damar.

3.4.2 Parameter yang diukur

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Aspek ekologi.

a Kerapatan jenis b Kerapatan relatif jenis c Frekuensi jenis d Frekuensi relatif jenis e Dominansi jenis f Dominansi relatif jenis g Indeks Nilai Penting INP

2. Aspek sosial

a Persepsi masyarakat terhadap pengembangan pengelolaan Repong Damar b Status kepemilikan c Luas lahan d Ketenagakerjaan e Kelembagaan f Manajemen pengelolaan Repong Damar

3. Aspek ekonomi.

a Pendapatan usaha mengelola Repong Damar di Desa Penengahan dalam Rptahun. b Pendapatan di luar usaha mengelola Repong Damar di Desa Penengahan dalam Rptahun. c Pendapatan per kapita dalam Rptahun.

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis data aspek ekologi

Analisis data aspek ekologi dianalisis berdasarkan kondisi vegetasi. Kondisi vegetasi Repong Damar yang dianalisis adalah komposisi dan struktur jenisnya didasarkan pada perhitungan besaran kuantitatif, yaitu : a. Kerapatan jenis b. Kerapatan relatif jenis c. Frekuensi jenis d. Frekuensi relatif jenis e. Dominansi jenis f. Dominansi relatif jenis g. Indeks Nilai Penting INP Perhitungan nilai-nilai kuantitatif di atas dihitung dengan rumus Indriyanto 2008: - Kerapatan j eni s = - Kerapatan Relat if KR = x 100 - Frekuensi jenis = - Frekuensi Relat i f = x 100 - Dominansi jenis = - Dominansi Relat if = x 100 - Indeks Nilai Penting = KR + FR + DR

3.5.2 Analisis data aspek sosial

Data aspek sosial pengelolaan Repong Damar yang dikumpulkan adalah persepsi masyarakat terhadap pengembangan pengelolaan Repong Damar, status kepemilikan, luas lahan, ketenagakerjaan, kelembagaan, dan manajemen pengelolaan Repong Damar. Persepsi masyarakat terhadap pengembangan pengelolaan Repong Damar yang akan di lakukan pengukuran data dengan cara penilaian kuisioner yaitu dengan memberikan bobot nilai pada masing-masing jawaban pertanyaan Tabel 3. Sedangkan data status kepemilikan, luas lahan, ketenagakerjaan, kelembagaan, dan manajemen Repong Damar di analisis secara deskriptif. Tabel 3. Bobot jawaban Skala Likert Skala Likert Bobot nilai Sangat setuju Setuju Tidak tahu Tidak setuju Sangat tidak setuju 5 4 3 2 1 Cara mengukur skor dan persentase penggolongan skor penilaian adalah sebagai berikut:

a. Cara menghitung skor

Skor = frekuensi x bobot nilai Jumlah skor = Jumlah skor skala penilaian 1 sampai dengan 5

b. Cara penghitungan persentase penggolongan skor penilaian

Penggolongan skor penilaian dilakukan berdasarkan skor ideal, dimana nilainya tergantung pada jumlah responden yang ingin dilihat. Misalnya jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan responden pada penelitian ini adalah berjumlah 35 maka, Skor ideal skor tertinggi = 35 x bobot tertinggi = 35 x 5 = 175 sangat setuju Skor terendah = 35 x bobot terendah = 35 x 1 = 35 sangat tidak setuju Sehingga persentase penggolongan skor penilaian adalah: Jumlah skor Skor ideal x 100 = j uml ah skor 175 x 100 Sedangkan kriteria interpretasi skor berdasarkan persentase kelompok responden: 1. 0-20 : sangat tidak setuju 2. 21-40 : tidak setuju 3. 41-60 : ragu-ragu 4. 61-80 : setuju 5. 81-100 : sangat setuju

3.5.3 Analisis data aspek ekonomi

Data aspek ekonomi pengelolaan Repong Damar yang dikumpulkan adalah data mengenai kegiatan perekonomian yang meliputi: kegiatan pemanfaatan Repong Damar berupa nilai guna dan fungsi Repong Damar sebagai kontribusi pendapatan dari Repong Damar akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan rumus pendapatan dari usaha mengelola sistem agroforestri menurut Hadisapoetra 1973 sebagai berikut: å å = = - = j l I j l i Ci PixYi Lu Keterangan: Lu = Pendapatan usaha mengelola sistem agroforestri. Pi = Harga komoditi ke-i. Yi = Hasil produksi komoditi ke-i Ci = Biaya yang dikeluarkan dalam mengelola sistem agroforestri ke-i. i = 1, 2, 3........ j Dengan mengetahui jumlah penerimaan bersih Inu dari usaha di luar mengelola Repong Damar dapat diketahui kontribusi hasil pengelolaan agroforestri terhadap masyarakat yang diasumsikan dengan rumus Hadisapoetra 1973: 100 x Inu Lu Lu K + = Keterangan: K = Kontribusi usaha pengelolaan agroforestri. Lu = Pendapatan usaha pengelolaan agroforestri. Inu = Pendapatan di luar usaha pengelolaan agroforestri. Selain itu akan dianalisis mengenai pendapatan perkapita masyarakat dengan membandingkan pendapatan total keseluruhan dalam satu tahun terhadap jumlah anggota keluarga jiwa yang masih menjadi tanggungan Hadisapoetra 1973.

3.6 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai Repong Damar di Pesisir Krui, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Pada Tabel 4 disajikan kedudukan penelitian ini terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Tabel 4. Kedudukan penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya Peneliti Tahun Topik Hasil Bagja Hidayat Herry Pramono Soni Trison Tjahjo Tri Hartono Nurheni Wijayanto M. Rizon Duryat Jimmy Manesa 2000 2000 2001 2001 2001 2005 2006 2009 Dampak pengelolaan Repong Damar di Pesisir Krui terhadap ekonomi wilayah kabupaten Dati II Lampung Barat Ketergantungan masyarakat terhadap Repong Damar di Pesisir Krui Lampung Barat Kajian Kelayakan usaha sistem Pengelolaan Repong Damar mata kucing Shorea javanica KV di Krui Lampung Kajian Metodologi Mengenai Identifikasi Ekologis Tingkat Kebutuhan Cahaya berbagai Jenis tumbuhan di tingkat anakan dan pohon dewasa di damar Agroforest studi kasus di Krui, Lampung Barat Faktor dominan dalam sistem pengelolaan hutan kemasyarakatan : studi kasus di Repong Damar, pesisir Krui Lampung Profil Kandungan karbon pada setiap fase pengelolaan lahan hutan oleh masyarakat menjadi Repong Damar Dimensi tegakan dan pengaruh peubah tempat tumbuh terhadap produksi damar mata kucing Shorea javanica KV di Krui Lampung Barat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Penghasil damar Kabupaten Lampung Barat Pengelolaan Repong Damar Shorea javanica KV mempunyai dampak yang positif terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Lampung Barat Repong Damar memiliki peranan yang cukup dalam menambah pendapatan rumah tangga 56 Berdasarkan analisis kelayakan usaha, usaha Repong Damar layak diusahakan. Komposisi jenis anakan pohon ditingkat komunitas terbukti dipengaruhi oleh tingkat intensitas cahaya lingkungan. Keberhasilan sistem pengelolaan Repong Damar sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor ekologi, ekonomi bisnis dan sosial budaya. Kandungan karbon tegakan Repong Damar adalah 236.273,98 Kg Cha Beberapa peubah dimensi tegakan dan peubah tempat tumbuh berkorelasi nyata dengan produksi damar di Pesisir Krui Lampung Barat Hanya 33,33 rumah tangga pemilik Repong, dan 23,33 rumah tangga bukan pemilik repong yang tergolong tahan pangan.

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak, Batas, Dan Luas Wilayah Kabupaten Lampung Barat

Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat 2011 bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara yang ditetapkan dengan Undang-Undang no 6 tahun 1991 tanggal 16 Juli 1991. Letak Kabupaten Lampung Barat pada koordinat : Lintang Selatan : 4 47’ 16”- 5 56’ 42” Bujur Timur : 103 35’ 08” – 104 33’ 51” Batas Wilayah Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Propinsi Bengkulu 2. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Tenggamus, dan Kabupaten Lampung Tengah 3. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Hindia dan Selat Sunda 4. Sebelah Barat, bebatasan dengan Samudera Hindia Kabupaten Lampung Barat secara administratif meliputi 25 kecamatan, 7 kelurahan dan 250 desa.

4.2 Topografi

Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat 2011 bahwa berdasarkan bentuk Wilayah Kabupaten Lampung Barat dibagi menjadi 3 wilayah topografi sebagai berikut: 1. Daerah dataran rendah, yaitu daerah berketinggian 0-600 meter dari permukaan laut 2. Daerah berbukit, yaitu daerah berketinggian diatas 600-1.000 meter dari permukaan laut 3. Daerah pengunungan, yaitu daerah berketinggian di atas 1.000-2.000 meter dari permukaan laut Pesisir Selatan, sebagaimana keadaan topografi Wilayah Pesisir umumnya sebagian besar merupakan wilayah dataran dengan ketinggian kurang dari 600 m dpl. Keadaan tersebut sangat jelas pada areal Repong Damar di Kecamatan Pesisir Selatan, hampir seluruhnya 92,3 merupakan wilayah dataran dan hanya