Lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Populasi dan Sampel Data aspek ekologi

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Penengahan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung Gambar 2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2011.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah, phiband atau pita diameter, haga hypsometer, kompas, patok, tali rafia atau tambang, buku pengenal vegetasi, golok, tally sheet, alat tulis, dan daftar kuisioner.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah masyarakat petani damar yang terlibat dalam kegiatan agroforestri di Desa Penengahan, Kecamatan Pesisir Krui Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Responden ditentukan secara purposive sampling yaitu penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini penelitian dilakukan pada petani damar dengan kriteria petani damar yang berpengalaman dan belum berpengalaman, umur dan tingkat pendidikan. Menurut Arikunto 1996, apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka jumlah contoh yang dapat diambil adalah 10-15 dari populasi tersebut. Pada lokasi penelitian yaitu Desa Penengahan responden yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 348 kepala keluarga, maka jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebesar 10 dari keseluruhan jumlah petani damar pada Desa Penengahan sehingga jumlah responden yang diambil sebanyak 35 Kepala Keluarga. Gambar 2. Peta Repong Damar di Krui, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini dapat menggambarkan status, data, kondisi tertentu dari Repong Damar di lokasi penelitian dan masyarakat Desa Penengahan yang telah mengembangkan sistem agroforestri di lokasi penelitian secara sistematis, faktual dan akurat sesuai fakta yang ada di lapangan. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner, pengamatan dan pengukuran data lapangan. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan mengunakan studi pustaka.

3.4.1 Cara pengambilan data

Data yang diambil terbagi atas tiga aspek yaitu aspek ekologi, aspek sosial dan aspek ekonomi Tabel 2. Selain ketiga aspek tersebut data penunjang lainnya yang diambil seperti data sejarah perkembangan Repong Damar dan data manajemen pengelolaan Repong Damar. Tabel 2. Jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data dan keluaran No Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Keluaran Aspek Ekologi 1 Analisis Vegetasi Primer Analisis Vegetasi metode jalur berpetak Analisis vegetasi, Informasi Indeks Nilai Penting INP Apek Sosial 2 Persepsi masyarakat terhadap pengembangan pengelolaan Repong Damar Primer Kuisioner Informasi masyarakat tentang pengembangan pengelolaan Repong Damar 3 Status Kepemilikan, Primer dan Sekunder Wawancara, Dokumen, Laporan Penelitian. Informasi tentang Repong Damar Luas Lahan, Ketenagakerjaan, Kelembagaan, dan Manajemen pengelolaan Repong Damar Aspek Ekonomi 4 Pendapatan yang diperoleh masyarakat dalam mengelola Repong Damar, pendapatan yang diperoleh masyarakat di luar usaha mengelola Repong Damar, dan pendapatan per kapita masyarakat Primer Kuisioner dan Wawancara Informasi pendapatan masyarakat

a. Data aspek ekologi

Pada aspek ekologi data yang diambil adalah data analisis vegetasi, data yang diperlukan berupa data komposisi jenis kerapatan jenis, frekuensi jenis, dominansi jenis, dan INP. Analisis vegetasi dilakukan kegiatan inventarisasi dengan membuat Petak Ukur PU dengan menggunakan metode jalur berpetak Gambar 3 dengan luas petak ukur adalah 2.000 m 3 karena dilokasi penelitian memiliki vegetasi yang homogen. Pada masing-masing petak pengamatan tersebut dibuat petak contoh dan sub petak contoh dengan ukuran: 1. Tingkat pohon yang memiliki diameter 20 cm di petak ukuran 20 x 20 m 2. Tingkat tiang yang memiliki diameter 10-20 cm di petak ukuran 10 x 10 m 3. Tingkat pancang yang memiliki tinggi 1,5 m dengan berdiameter 2-10 cm di petak ukuran 5 x 5 m 4. Tingkat semai yang memiliki tinggi maksimal 1,5 m di petak ukuran 2 x 2 m Sumber : Indriyanto 2008 Gambar 3. Sketsa lokasi petak ukur

b. Data aspek sosial