Curah Hujan Kemiringan Lereng Jenis Tanah

4.1.2 Curah Hujan

Curah hujan dari tahun 2002 – 2010 di wilayah Perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor diasumsikan seragam, karena hanya terdapat satu alat pengukur curah hujan di lokasi perkebunan. Curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 4116 mm yang disajikan pada Gambar 7 dengan curah hujan tertinggi pada bulan November 790 mm dan terendah pada bulan Agustus 70 mm, serta didapat rata-rata curah hujan tahun 2002 – 2010 sekitar 3482 mmtahun, yang diasumsikan nilainya sama di seluruh wilayah perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor. Gambar 7. Curah hujan tahunan PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor

4.1.3 Kemiringan Lereng

Gambar 8 adalah peta kemiringan lereng yang menunjukkan pembagian kelas lereng di wilayah perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor. Berdasarkan peta kelas kemiringan lereng tersebut, wilayah perkebunan didominasi oleh kelas kemiringan lereng curam 15 – 25 dengan luas 569.91 ha yang terdapat di bagian tengah daerah perkebunan, sedangkan daerah yang datar – 8 dengan luas 304.60 ha terdapat di bagian Utara dan Selatan daerah perkebunan. 1500 3000 4500 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 cu ra h h u ja n m m Gambar 8. Peta kemiringan lereng PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor Tabel 3. Luas daerah dari setiap kemiringan lereng Kemiringan lereng Luas ha Persentasi 0 - 8 304,60 30,02 8 - 15 65,12 6,46 15 - 25 569,91 56,50 25 - 40 69,01 6,84 Total luas 1008,64 100,00

4.1.4 Jenis Tanah

Jenis tanah yang ada di perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor Wilayah yang disajikan pada Gambar 9, didominasi oleh jenis tanah Podsolik Merah Kuning yang persebarannya terdapat pada blok 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 32 dan 38. Gambar 9. Peta jenis tanah PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor Tabel 4 merupakan tabel kelas hidrologi tanah yang menunjukkan tipe dari setiap kelas yang berdasarkan potensi aliran, tekstur tanah, kedalaman solum, agregat, permeabilitas dan laju infiltrasi. Tabel 4. Kelas Hidrologi Tanah Kelas Hidrologi Tanah Deskripsi Jenis Tanah A Potensi aliran permukaan rendah; tekstur pasir dan lempeng, solum dalam, tekstur debu agregat baik, permeabilitas cepat laju infiltrasi minimum: 7,62 – 11,43 mm jam B Potensi aliran permukaan agak rendah ; seperti pada kelompok A Tetapi bersolum dangkal, permeabilitas sedang – tinggilaju infiltrasi minimum: 3,81 – 7,62 mmjam C Potensi aliran permukaan agak tinggi; tekstur lempung berliat, lempung berpasir dengan solum dangkal, tanah dengan kandungan bahan organik rendah dan tanah dengan kandungan liat tinggi, permeabilitas rendah laju infiltrasi minimum: 1,27 - 3,81 mm jam Latosol Cokelat Kemerahan D Potensi aliran permukaan tinggi; meliputi tanah berkadar liat tinggi yang mudah mengembang ketika basah, tanah yang mempunyai lapisan impermeable dekat permukaan atau tanah salin tertentu laju infiltrasi minimum: 0 – 1,27 mm jam Podsolik Merah Kuning Berdasarkan deskripsi tabel kelas hidrologi tanah tersebut, kelas hidrologi tanah di wilayah perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor termasuk ke dalam kelas hidrologi tanah C pada jenis tanah Latosol Cokelat Kemerahan, sedangkan tanah Podsolik Merah Kuning termasuk pada kelas hidrologi tanah D. Menurut hasil penelitian Marieta 2011, di wilayah perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang, Bogor jenis tanah Latosol Cokelat Kemerahan karena memiliki ketebalan solum ± 143 cm dengan laju infiltrasi ± 1,31 cmjam, sedangkan untuk jenis tanah Podsolik Merah Kuning memiliki solum ± 103 cm dengan laju infiltrasi ± 1,55 cmjam .

4.1.5 Potensi Aliran Permukaan