Rekomendasi Pengelolaan Air berdasarkan Potensi Aliran Kesimpulan

memiliki korelasi sangat kuat terhadap potensi aliran permukaan karena mempunyai hubungan semakin kuat nilai korelasi 0,75 – 0,99 yaitu 0,808, artinya semakin miring lereng maka semakin tinggi potensi aliran permukaan. Potensi aliran permukaan memiliki korelasi yang signifikan terhadap penurunan produksi karena hubungan keduanya signifikan nilai p-value 0,05 yaitu 0,018, artinya semakin rendah potensi aliran permukaan maka penurunan produksi semakin tinggi, tetapi masih terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi tingkat produksi.

4.3 Rekomendasi Pengelolaan Air berdasarkan Potensi Aliran

Salah satu upaya pengedalian aliran permukaan adalah dengan perespan air hujan yang jatuh ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi proporsi air yang mengalir di permukaan tanah, misalnya dengan membuat rorak sebagai embung yang kecil. Selain dapat mengurangi aliran permukaan, peresapan air ke dalam tanah dapat meningkatkan cadangan air tanah, sehingga diharapkan dapat menjadi cadangan air bagi tanaman kelapa sawit pada saat tidak terjadi hujan atau pada musim kemarau yang pada gilirannya mampu meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit Murtilaksono et al., 2007. Dari hasil analisis hidrologi yang disajikan pada Gambar 13, didapatkan hasil berupa arah aliran air, khususnya sungai tadah hujan intermiten pada kumpulan arah aliran yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air. Posisi dari embung yang digunakan untuk tangkapan air berada setelah di pertemuan beberapa aliran yang ada di wilayah perkebunan. Penentuan posisi embung ditentukan berdasarkan kondisi topografi yang terdapat alur atau cekungan tempat melintasnya aliran air dan berdasarkan kondisi tanah yang strukturnya kuat untuk menampung air. Rekomendasi calon posisi embung terdapat pada blok 9 106°42΄39΄΄ Bujur Timur 6°30΄54΄΄ Lintang Selatan, blok 16 106°43΄19΄΄ Bujur Timur 6° 31΄ 8΄΄ Lintang Selatan , blok 20 106°43΄37΄΄ Bujur Timur 6°31΄1΄΄ Lintang Selatan dan blok 36 106°44΄9΄΄ Bujur Timur 6°30΄57΄΄ Lintang Selatan. Gambar 13. Kenampakan hillshade pada ArcGIS 9.3 untuk melihat daerah cekungan V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ketersediaan air untuk tanaman kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII rendah dan sebaliknya potensi aliran permukaannya tinggi. 2. Penurunan produksi memiliki korelasi terhadap kemiringan lereng karena mempunyai hubungan linier negatif mendekati -1 yaitu -0,674 . Kemiringan lereng memiliki korelasi sangat kuat terhadap potensi aliran permukaan karena mempunyai hubungan semakin kuat nilai korelasi 0,75 – 0.99 yaitu 0,808. Potensi aliran permukaan mempengaruhi penurunan produksi kelapa sawit karena korelasi keduanya signifikan nilai p-value 0,05 yaitu 0,018. 3. Untuk mengurangi aliran permukaan yang berada dalam lokasi perkebunan, direkomendasikan untuk membangun embung penyimpan air permukaan yang terdapat di blok 9, 16, 20 dan 36.

5.2 Saran