kacang-kacangan yang umum di perkebunan kelapa sawit adalah Centrosema pubescens, Colopogonium mucunoides dan Pueraria javanica. Biasanya
penanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur tidak hanya satu jenis.
2.3 Ketersediaan Air Kelapa Sawit
Kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan dan produksi. Tanaman ini dikembangkan pada daerah
yang memiliki curah hujan tinggi yaitu lebih dari 2000 mm tahun atau paling sedikit 150 mm bulan atau berkisar 1700
– 3000 mm tahun atau sebesar 5 – 6 mm hari tergantung pada umur tanaman dan cuaca, serta periode kering yang
nyata atau bulan kering kurang dari satu bulan per tahun. Salah satu upaya pengendalian aliran permukaan dan erosi yang dapat
dilakukan adalah dengan peresapan air hujan yang jatuh ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi proporsi air yang mengalir di permukaan tanah. Peresapan air
ke dalam tanah tersebut disamping dapat mengurangi aliran permukaan dan erosi, juga dapat meningkatkan cadangan air tanah dan air bawah tanah. Air yang
tersimpan sebagai air tanah dan air bawah tanah tertahan lebih lama pada areal tersebut, sehingga diharapkan dapat menjadi cadangan air bagi tanaman kelapa
sawit pada saat tidak terjadi hujan atau pada musim kemarau yang pada gilirannya mampu meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit Murtilaksono et. al, 2007.
2.4 Aliran Permukaan
Aliran permukaan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju sungai, danau dan lautan Asdak, 2004. Arsyad
2000 menjelaskan aliran permukaan adalah air yang mengalir di atas permukaan tanah dan terjadi apabila intensitas hujan lebih besar dari laju infiltrasi. Aliran
permukaan merupakan penyebab terjadinya erosi, karena befungsi sebagai pengangkut bahan-bahan tanah.
Rahim 2003 menyatakan bahwa jumlah aliran yang menjadi limpasan sangat bergantung pada jumlah air hujan per satuan waktu intensitas, keadaan
penutupan lahan, topografi terutama kemiringan lereng, jenis tanah dan ada atau tidaknya hujan yang terjadi sebelumnya. Topografi merupakan sifat fisik lahan
yang sangat berpengaruh terhadap aliran permukaan. Kemiringan lereng, wilayah depresi dan waktu konsentrasi merupakan komponen yang termasuk di dalam nya.
Sifat fisik tanah seperti tekstur tanah juga merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dalam menganalisis besarnya laju aliran permukaan.
2.5 Sistem Informasi Geografis