yang sangat berpengaruh terhadap aliran permukaan. Kemiringan lereng, wilayah depresi dan waktu konsentrasi merupakan komponen yang termasuk di dalam nya.
Sifat fisik tanah seperti tekstur tanah juga merupakan faktor yang perlu diperhitungkan dalam menganalisis besarnya laju aliran permukaan.
2.5 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografi SIG atau Geographic Information Sistem GIS adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data
yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. Dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data
yang bereferensi keruangan spasial bersamaan dengan seperangkat operasi kerja Barus dan Wiradisastra, 2000.
Analsisis multitemporal data satelit merupakan metode yang efektif untuk memperoleh informasi tentang fenomena perkembangan lahan pertanian maupun
pola perubahannya. Penggabungan data penginderaan jauh dengan sistem informasi geografis sangat baik memberikan informasi yang berkualitas. Sistem
informasi geografis berfungsi untuk menganalisa perubahan secara multitemporal Anthoni et al., 2011.
2.6 Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan
suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Dengan menggunakan berbagai sensor kita dapat mengumpulkan data dari jarak
jauh yang dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek, daerah atau fenomena yang diteliti Lillesand dan Kiefer, 1979. Data penginderaan jauh
didapatkan melalui satelit Landsat, SPOT, Ikonos, Quickbird, ALOS dan sebagainya.
Satelit ALOS merupakan satelit buatan Jepang yang memiliki tiga instrumen, yaitu Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping
PRISM untuk pemetaan elevasi secara digital, the Advanced Visible and Near Infrared Radiometer type 2 AVNIR-2 untuk observasi tutupan lahan, serta the
Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar PALSAR untuk observasi
keadaan cuaca siang dan malam. Kemampuan sensor AVNIR Advanced
Visible and Near Infrared Radiometer dapat membantu dalam pemantauan kondisi suatu daerah yang diinginkan, sehingga dapat dimanfaatkan dalam
penyusunan peta penggunaan lahan atau peta vegetasi terutama dengan band cahaya tampak visible dan inframerah dekat near infrared.
Kementerian Pertanian telah melakukan penelitian pemetaan kelapa sawit dengan menggunakan citra satelit ALOS AVNIR-2 meliputi luas 101.785.741 ha
yang sebagian besar tersebar di wilayah Indonesia. Provinsi Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Papua Barat memiliki lahan-lahan yang potensial untuk pengembangan kelapa sawit dengan luasan lebih dari dua
juta hektar Barus et al., 2010. Koh et al. 2011 telah menggunakan citra satelit ALOS untuk pemetaan
perkebunan kelapa sawit. Dalam penelitiannya, ada tiga langkah yang digunakan untuk pemetaan perkebunan kelapa sawit menggunakan citra satelit ALOS.
Pertama, klasifikasi digital tutupan lahan dengan klasifikasi terbimbing. Kedua, intepretasi manual menjadi beberapa kelas tutupan lahan. Ketiga, mengidentifikasi
dengan ALOS Phased Array type L-band Synthetic Aperture Radar. Perkebunan kelapa sawit yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode ini terbatas
pada tanaman menghasilkan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian