Parameter yang Diamati Analisis Data Onset Acepromazine ACP

Mg NH 3 L Keterangan: C : konsentrasi larutan standar 0,30 mgL Abs sampel : nilai absorbance larutan sampel Abs standar : nilai absorbance larutan standar

3.4 Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah onset dan durasi ACP pada ikan nila dengan metode dipping serta kualitas air awal pemingsanan dan akhir pemingsanan. Selain itu, ikan nila juga diamati tahapan anestesi dan tingkat kematiannya. Serta mengamati perubahan kualitas air awal dan akhir pada proses anestesi.

3.5 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Varian ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan pada masing-masing perlakuan. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat onset, durasi, kematian dan tahapan anestesi Acepromazine ACP. Selanjutnya, hasil penelitian dengan menggunakan ACP yang diberikan secara dipping terhadap ikan nila ini dapat disajikan sebagai berikut.

4.1 Onset Acepromazine ACP

Onset anestetikum adalah suatu keadaan dimana status hewan yang kesadarannya mulai berkurang atau dengan kata lain dimulainya status kehilangan kesadaran Mckelvey dan Wayne 2003. Hasil rataan onset ACP disajikan pada Tabel 4 dan grafik pada Gambar 2. Tabel 4 Hasil rataan onset ACP Keterangan P0: kelompok ikan nila yang tidak direndam dipping acepromazine kontrol; P1: kelompok ikan nila dipping acepromazine dengan dosis 10 ppm; P2: kelompok ikan nila dipping acepromazine dengan dosis 20 ppm; P3: kelompok ikan nila yang direndam dipping acepromazine dengan dosis 30 ppm; P4: kelompok ikan nila yang direndam dipping acepromazine dengan dosis 40 ppm; P5: kelompok ikan nila yang direndam dipping acepromazine dengan dosis 50 ppm; R1: replikasi 1; R2: Replikasi 2; R3: replikasi 3. Gambar 2 Grafik rataan onset ikan nila yang teranestesi setelah pemberian ACP secara dipping 40,33a
 34,67ab
 21,67bc
 19c
 15,33c
 0
 5
 10
 15
 20
 25
 30
 35
 40
 45
 10
ppm
 20
ppm
 30
ppm
 40
ppm
 50
ppm
 W ak tu
Onse t
menit
 Dosis
Acepromazine
 Perlakuan R1 menit R2 menit R3 menit rataan onset±sd menit P0 P1 49 35 37 40,33±7,57 P2 33 39 32 34,67±3,79 P3 18 21 28 21,67±4,04 P4 16 18 23 19±3,61 P5 20 12 14 15,33±4,16 Tabel 4 menunjukkan bahwa pada P0 memiliki waktu onset 0, karena ikan nila pada P0 tidak direndam dipping ACP sehingga ikan tidak teranestesi. Secara berurutan onset yang terpendek adalah P5 15,33 menit, P4 19 menit, P3 21,67 menit, P2 34,67 menit, dan P1 40,33 menit. Perendaman ikan pada P5 memiliki onset yang lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Sementara itu, P1 10 ppm memiliki onset terlama yaitu 40.33 menit. Terlihat perbedaan nyata antara P1 dan P5 serta P2 dengan P5. P5 lebih baik daripada P1 dan P2 karena onset pada P5 lebih cepat. Terlihat dari Tabel 4 bahwa semakin besar dosis maka semakin cepat onsetnya. Kecepatan onset anestetikum berarti ikan semakin cepat teranestesi. Perlakuan dengan dosis yang lebih tinggi akan lebih pendek onsetnya, karena pada perlakuan dengan dosis tinggi, tubuh ikan lebih banyak menyerap ACP sehingga onset lebih cepat. Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan onset adalah kandungan lemak ikan. Ikan yang memiliki kandungan lemak lebih besar akan memiliki waktu onset yang pendek lebih cepat teranestesi. Hal ini berkaitan dengan sifat dari acepromazine yang mudah terlarut atau terabsorbsi pada lemak Crowell-Davis dan Murray 2005, sehingga ikan yang mempunyai kandungan lemak yang banyak akan lebih mudah teranestesi. Perubahan tingkah laku ikan pada proses pemingsanan ikan nila dengan ACP dapat dilihat pada Tabel 5. Salah satu parameter utama untuk mengetahui onset suatu sediaan anestetikum adalah hilangnya beberapa refleks Mckelvey dan Wayne 2003. Tahapan pingsan atau kehilangan beberapa refleks ikan nila dapat dilihat pada Tabel 5. Menurut Bowser 2001 pada saat ikan nila kehilangan refleks maka ikan nila masuk pada tahapan kehilangan refleks, dengan ciri- ciri kehilangan kesadaran total, denyut jantung sangat lambat, dan kehilangan refleks. Gambar ikan yang teranestesi dapat ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3 Ikan nila mulai teranestesi Tabel 5 Tingkah laku ikan nila pada proses perendaman ACP Waktu Pengamatan menit Perlaku an 0-10 10-20 20-30 30-40 40-50 P1 Posisi tubuh tegak, gerakan operkulum normal, sesekali diam di dasar, respon terhadap rangsangan luar tinggi Posisi tubuh tegak, sirip punggung meregang, gerakan operkulum mulai melemah Ikan mulai kehilangan keseimbangan, mulut disembulkan ke permukaan, posisi tubuh rebah, respon terhadap rangsangan luar lambat Ikan kehilangan keseimbanga n, posisi tubuh terbalik, masih ada gerakan tetapi jarang dan lemah Pingsan P2 Posisi tubuh tegak, gerakan operkulum normal, mulut sesekali disembulkan ke permukaan Posisi tubuh agak miring, mulut sesekali disembulkan ke permukaan, respon terhadap rangsangan luar lambat Ikan kehilangan keseimbangan, posisi tubuh terbalik, masih ada gerakan tetapi jarang dan lemah Pingsan P3 Posisi tubuh agak miring, mulut sesekali disembulkan ke permukaan Ikan kehilangan keseimbanga n, posisi tubuh terbalik, masih ada gerakan tetapi jarang dan lemah Pingsan P4 Posisi tubuh agak miring, mulut sesekali disembulkan ke permukaan, masih ada gerakan tetapi jarang dan lemah Ikan mulai hilang keseimbanga n, Pingsan P5 Posisi tubuh agak miring, mulut sesekali disembulkan ke permukaan, ikan kehilangan keseimbangan Pingsan

4.2 Durasi Acepromazine ACP