1  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Ikan  nila  merupakan  ikan  yang  memiliki  kemampuan  menyesuaikan  diri  yang  baik dengan  lingkungan  sekitarnya.  Ikan  ini  memiliki  toleransi  yang  tinggi  terhadap  lingkungan
hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi  dengan  suhu  yang  rendah  Trewavas  1986.  Nila  mampu  hidup  pada  suhu  14-38
o
C dengan suhu terbaik adalah 25-30
o
C. Nilai pH air tempat hidup ikan nila antara 6-8,5; oleh karena itu, ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi Suyanto 2003.
Hal tersebut membuat permintaan benih ikan nila meningkat di Indonesia. Transportasi  benih    merupakan  proses  yang  mempunyai  arti  penting.  Transportasi
terlalu  lama  dengan  penanganan  yang  tidak  tepat  dapat  menyebabkan  stres  yang  berakhir pada kematian ikan. Oleh karena itu, untuk meminimalkan stres dan kematian ikan nila maka
ikan  nila  dibuat  setengah  tidur  dengan  menggunakan  anestetikum.  Salah  satu  anesthetikum yang  digunakan  untuk  ikan  adalah  acepromazine  ACP.  Selain  itu  masalah  yang  dihadapi
oleh  para  peneliti  dan  praktisi  ikan  adalah  pengambilan  sampel  yang  memerlukan  sediaan anestetikum.
Anestetikum  dapat  mengurangi  stres  pada  saat  ikan  dibiopsi.  Selain  itu,  harga anestetikum  yang  biasa  digunakan  pada  ikan  nila  tricaine  atau  MS-222  yang  harganya
relatif  mahal  dan  susah  didapat  menjadi  masalah  yang  perlu  dicarikan  alternatif  solusinya. Solusi  untuk  memecahkan  masalah  tersebut  salah  satunya  adalah  penggunaan  ACP  sebagai
sediaan anestetikum pada ikan nila. Acepromazine  digunakan  sebagai  tranquilizer  pada  anjing  dan  kucing.  Termasuk
golongan phenotiazine, cara kerjanya dengan mendepres dopamin, dimetabolisme di hati dan diekskresikan  melalui  urin  Forney  2004.  Menurut  Mckelvey  dan  Wayne  2003
acepromazine  dapat  digunakan  sebagai  sedasi  ketika  transportasi  hewan  sehingga  hewan merasa nyaman dan seperti tertidur.
1.2  Tujuan
Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  mempelajari  gejala-gejala  anestesi  dan  tahapan- tahapan  anestesi  ACP  pada  ikan  nila.  Ikan  mulai  teranestesi  onset  dan  lamanya  ikan
teranestesi  durasi,  tingkat  keamanan  safety  penggunaan  acepromazine  pada  ikan  nila. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dasar untuk penelitian selanjutnya.
1.3  Manfaat
Manfaat  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  potensi  penggunaan  acepromazine sebagai  anestetikum  ketika  transportasi  ikan  sehingga  ikan  tidak  stress.  Manfaat  lain  untuk
praktisi,  peneliti,  dan  breeder  ikan  adalah  dapat  melakukan  pengambilan  sampel  dengan mudah  dan  akurat.  Selain  itu  dapat  mendapatkan  bahan  anestesi  kimia  yang  mudah
didapatkan,  karena  untuk  bahan  anestesi  kimia  yang  biasa  digunakan  seperti  MS-222  sulit ditemukan di Indonesia.
2  TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Nila Oreochromis niloticus
Ikan nila berasal dari Afrika bagian timur. Ikan nila memiliki bentuk tubuh yang pipih ke  arah  vertikal  compress.  Posisi  mulutnya  terletak  di  ujung  hidung  terminal  dan  dapat
disembulkan Suyanto 2003. Morfologi ikan nila dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Ikan nila Oreochromis niloticus
Sumber: Rahmat 2008
Menurut  Saanin  1984,  ikan  nila  Oreochromis  niloticus  mempunyai  klasifikasi sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan  nila  memiliki  ciri  morfologi,  yaitu  berjari-jari  keras,  sirip  perut  torasik,  letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari
ikan  nila  adalah  warna  tubuhnya  hitam  dan  agak  keputihan.  Bagian  bawah  tutup  insang berwarna  putih,  sedangkan  pada  nila  lokal,  putih  agak  kehitaman  bahkan  ada  yang  kuning.
Sisik ikan nila besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateris yang terputus antara bagian atas dan bawahnya.
Line lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai  pangkal  sirip  ekor.  Ukuran  kepalanya  relative  kecil  dengan  mulut  berada  di  ujung
kepala  serta  mempunyai  mata  yang  besar  Kottelat  et  al.  1993.  Ikan  nila  memiliki kemampuan  menyesuaikan  diri  yang  baik  dengan  lingkungan  sekitarnya.  Ikan  ini  memiliki
toleransi  yang  tinggi  terhadap  lingkungan  hidupnya,  sehingga  bisa  dipelihara  di  dataran rendah  yang  berair  payau  maupun  dataran  yang  tinggi  dengan suhu  yang  rendah  Trewavas
1986.
2.2  Kegunaan Anestesi dalam Menanggulangi Stres pada Ikan