4.4 Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh mendasar bagi kelangsungan hidup ikan air tawar. Pengujian kualitas air pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik kimia fisik air baik sebelum maupun setelah proses pemingsanan. Pengujian sebelum proses pemingsanan bertujuan untuk melihat kelayakan kualitas air yang
akan digunakan sebagai media pada proses pemingsanan. Sedangkan, proses pengujian kualitas air setelah proses pemingsanan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pemberian berbagai konsentrasi berbeda terhadap karakteristik fisik kimia air yang telah digunakan setelah proses pemingsanan. Pengujian kualitas air pada proses pemingsanan ikan
nila dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Pengujian kualitas air pada pemingsanan ikan nila dengan ACP
Ketererangan P0: kelompok ikan nila yang tidak direndam dipping acepromazine kontrol; P1: kelompok ikan nila dipping acepromazine dengan dosis 10 ppm; P2: kelompok ikan nila dipping acepromazine dengan dosis 20 ppm; P3:
kelompok ikan nila yang direndam dipping acepromazine dengan dosis 30 ppm; P4: kelompok ikan nila yang direndam dipping acepromazine dengan dosis 40 ppm; P5: kelompok ikan nila yang direndam dipping acepromazine dengan dosis
50 ppm;
Keasaman air menurut Pudjianto 1984 adalah kemampuan kuantitatif banyaknya asam untuk menetralkan basa kuat sampai pH yang dikehendaki. Kandungan oksigen terlarut
dalam air merupakan faktor pembatas dalam mendukung optimalisasi organisme perairan. Oksigen dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan ikan dan sebagai fasilitator proses
oksidatif kimiawi. Jika konsentrasi DO yang sesuai tidak dipertahankan, ikan akan stres yang akhirnya menyebabkan kematian.
Berdasarkan Tabel 8 di atas, dapat dilihat perubahan kualitas air sebelum dan sesudah dilakukan pemingsanan. Sebelum dilakukan pemingsanan, kadar DO air terukur pada kisaran
5,14-5,19; pH 6,98-7,20; dan kadar TAN 0,207-0,216. Sesudah dilakukan pemingsanan, kadar air terukur pada kisaran 5,01-5,15; pH 6,96-7,19; dan TAN 0,232-0,263. Kisaran
Parameter Uji DO
pH TAN
Perlakuan Sebelum
Sesudah Sebelum
Sesudah Sebelum
Sesudah P0
5,19±0,01 5,15±0,0265
7,20±0,02 7,19±0,265
0,212±0,01 0,232±0,0361
P1 5,17±0,0173
5,01±0,01 7,16±0,0361
7,07±0,01 0,215±0,02
0,263±0,0361 P2
5,16±0,02 5,03±0,0265
7,11±0,01 7,04±0,0265
0,209±0,0265 0,258±0,02
P3 5,16±0,0265
5,04±0,0436 7,08±0,361
7,04±0,361 0,216±0,02
0,254±0,02 P4
5,15±0,0361 5,07±0,02
7,03±0,0265 7,00±0,02
0,207±0,0265 0,243±0,01
P5 5,14±0,0265
5,07±0,0265 6,98±0,01
6,96±0,01 0,208±0,0361
0,241±0,0265
perubahan kualitas air tersebut masih dalam ambang batas yang layak untuk kelangsungan hidup ikan nila. Menurut Arie 2000, kualitas perairan yang baik bagi ikan nila untuk dapat
hidup secara alami adalah kadar DO minimal 4 mgL air, pH 4-11, dan kadar TAN 0,23-1,04 ppm. Perubahan kualitas air yang tidak signifikan ini juga menunjukkan bahwa penyebab
ikan nila pingsan adalah penambahan acepromazine sebagai zat anestesi, bukan diakibatkan oleh perubahan kualitas air.
4.5 Pemingsanan Ikan Nila Besar