8
membedakan baik jenis kelamin, umur, ras, pekerjaan, agama, partai politik maupun kedudukan sosial;
4 Pusat kehidupan dan kebudayaan.
Dalam hal ini, perpustakaan keliling pun merupakan pusat kehidupan dan kebudayaan yang secara aktif mempromosikan partisipasi pada semua bentuk
seni dan hasil kreasi manusia. Pius Teo.
2.1 Perpustakaan Keliling
Perpustakaan keliling mempunyai tugas mengumpulkan, memilih, dan menyajikan karya manusia kepada masyarakat yang tidak terlayani oleh
perpustakaan umum. Artikel
Peran Strategis Perpustakaan Keliling http:www.bit.lipi.go.id
mengatakan bahwa, Perpustakaan keliling merupakan sebuah sintesa dari berbagai macam problematika baik budaya maupun struktural.
Tentu saja dengan tujuan mendekatkan sumber informasi pada masyarakat. IFLA International Federation of Library Associations and Institutions mengartikan
perpustakaan keliling sebagai jenis perpustakaan yang memberikan layanan dengan cara bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya dengan tujuan memberikan
informasi tentang perkembangan pengetahuan, media informasi masyarakat, dan juga sebagai sosialisasi perpustakaan serta minat baca kepada masyarakat di
lokasi tersebut. Perpustakaan keliling berperan besar dalam menyediakan dan memberikan
informasi kepada masyarakat khususnya pada masyarakat yang bermukim atau bertempat tinggal jauh dari lokasi gedung perpustakaan. Perpustakaan keliling
sudah dirintis oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1972 untuk wilayah Jakarta. Selain pelayanan yang menunggu di tempat ada pula
pelayanan perpustakaan keliling yang melayani para pembaca atas pesanan. Umpamanya, mobil perpustakaan tersebut mengunjungi pemustaka di rumah
sakit, wisma jompo, panti asuhan dan sebagainya. Pemberian nama atau istilah untuk layanan perpustakaan keliling
bermacam-macam disesuaikan dengan lokasi atau wilayah layanan itu berada akan tetapi masih dalam artian yang sama, seperti halnya layanan perpustakaan
keliling di Abu Dhabi yang dikutip dari pernyataan Rebecca Flynn 2009 yang mengatakan bahwa perpustakaan keliling di Abu Dhabi dinamakan KITAB yang
9
bertujuan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan buku bacaan.
Perpustakaan harus siap untuk perubahan yang terus menerus, apabila di masa depan menggunakan komputerisasi, perpustakaan harus berpikir ke arah
tersebut dengan memberikan pelayanan secara digital Hanson; 2010. Pernyataan tersebut memang tepat, karena dengan digitalisasi dan komputerisasi perpustakaan
dapat memberikan kemudahan pelayanan untuk pemustaka, hal tersebut dikuatkan oleh Khaleejtimes 2010 yang mengatakan bahwa apabila perpustakaan keliling
tidak dapat mengunjungi pemustaka maka pihak perpustakaan akan memberikan
kabar, dan akan dijadwalkan ulang dengan proses selambat-lambatnya 4 hari.
Pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pihak manajemen layanan perpustakaan keliling berusaha untuk dapat memberikan pelayanan
maksimal dengan cara memberikan kemudahan bagi pihak pengguna. Selain itu tujuan penting dari perpustakaan keliling adalah sebagai berikut:
1 Membiasakan masyarakat untuk membaca dan terutama menciptakan sikap
bahwa sekarang, buku termasuk kebutuhan dasar untuk setiap keluarga. Siapa pun yang bertanggung jawab terhadap keluarga tidak boleh memandang
rumahnya sebagai kandang di mana dia hanya perlu menyediakan air dan nasi serta bereproduksi; sebaliknya, dia harus memandang keluarga sebagai
sebuah unit manusia yang juga sangat membutuhkan makanan intelektual dan semua anggota keluarga harus memikirkan untuk memenuhi kebutuhan ini.
2 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran rakyat serta melatih
mereka, terutama kaum muda, baik secara intelektual, spiritual, maupun emosional menurut usia dan tingkat pendidikan yang berbeda.
3 Mengatasi kelemahan spiritual dan intelektual yang diakibatkan oleh tidak
adanya kemampuan finansial dalam membeli bahan bacaan terutama buku yang dibutuhkan. Mencegah kemiskinan ekonomi agar tidak mengakibatkan
kemiskinan intelektual. 4
Mengatasi permasalahan rendahnya minat baca yang terjadi pada masyarakat untuk menuju berkembangnya masyarakat membaca.
10
5 Menggesa berkembangnya literasi informasi di masyarakat. Serta
mengeliminasi terjadinya kesenjangan intelektual yang diakibatkan oleh kesenjangan informasi.
Adanya perpustakaan keliling bermula dari sebuah ide untuk mensirkulasikan buku secara rutin kepada pembaca dengan cara membawa berkeliling sejumlah
buku dengan menggunakan kendaraan atau alat pengangkut yang awalnya muncul dari Inggris, yaitu pada tahun 1859. Pada saat itu Mechanics Institution di
Warrington-Inggris, bertujuan memperkenalkan pelayanan perpustakaan dengan cara berkeliling pada ruang lingkup yang terbatas dalam lingkungan perguruan
tinggi tersebut, sedangkan kendaraan yang digunakan yaitu sejenis kereta kuda Fetty. Percobaan pelayanan perpustakaan keliling pada masa itu tidak begitu
menarik perhatian, baik bagi masyarakat pada umumnya maupun bagi perpustakaan lain, sehingga tidak ada satu pun perpustakaan pada abad tersebut
yang mengikuti jejak perpustakaan Mechanics Institution dalam
menyelenggarakan pelayanan perpustakaan keliling. Pada awal abad ke 20, di Glasgow-Skotlandia, baru diselenggarakan
pelayanan serupa tetapi ditujukan untuk masyarakat umum. Pelayanan yang dimulai pada tahun 1904 itu mempelopori timbulnya sejumlah perpustakaan
keliling yang tersebar di seluruh Inggris, seperti misalnya Warrington Library dalam periode kerja sekali seminggu dan menggunakan kereta kuda, disusul oleh
Manchester Library yang sejak tahun 1931 menyelenggarakan pelayanan semacam dengan menggunakan kendaraan bus yang sengaja diubah untuk
kepentingan kegiatan perpustakaan keliling. Perkembangan perpustakaan keliling di Inggris menjadi semakin bertambah pesat setelah itu, sehingga pada tahun 1962
sudah terdapat 327 buah perpustakaan keliling yang tersebar di berbagai daerah di Inggris.
Perpustakaan keliling di Amerika timbul pertama kali atas ide Mary Titcomb, seorang pustakawan dari Washington County Free Library di Hagerstown,
Maryland. Pada tahun 1905 Mary Titcomb menugaskan Joshua Thomas, seorang staf perpustakaan untuk berkeliling melayani penduduk secara langsung ke
daerah pedesaan. Kendaraan yang digunakan ialah sebuah kereta kuda yang dapat
11
memuat sebanyak 250 buah buku. Joshua Thomas menggunakan kendaraan tersebut untuk mengelilingi Washington D.C yang berpenduduk ± 49.617 orang.
Perpustakaan keliling ini merupakan pelayanan tambahan dari perpustakaan umum Washington County Free Library. Usaha Mary Titcomb tersebut di atas
banyak menarik perhatian perpustakaan lain yang tersebar di seluruh Amerika. Perkembangan perpustakaan keliling selain menjalar di Amerika, juga menjalar di
negara-negara lain di seluruh dunia seperti Kanada 1930, Jepang 1940, India 1953, Pakistan 1957, Nigeria 1958, Belgia 1959, Singapura 1959, Irak
1961, Malaysia 1962 dan Indonesia 1972. Anwar 2001 mengatakan bahwa layanan perpustakaan keliling di
Indonesia sudah ada sejak tahun 1972. Pada awalnya melalui Proyek Pembangunan Depdikbud, yang mencanangkan Perpustakaan Keliling sebagai
salah satu bentuk layanan perpustakaan kepada masyarakat. Tujuan utamanya adalah mendekatkan informasi pada masyarakat desa, karena masyarakat desa
belum mampu mencapai informasi dengan caranya sendiri Perpustakaan Nasional RI: 2006.
Berdasarkan sarana yang dipakai Perpustakaan Nasional RI 2006, maka perpustakaan keliling dapat dibedakan menjadi 2 dua jenis, yaitu:
1 Perpustakaan keliling terapung Floating Library yaitu perpustakaan
keliling yang mempergunakan sarana kapal motor. Daerah pelayanan perpustakaan ini adalah daerah yang dialiri sungai atau daerah pantai yang
hanya mungkin untuk dilayani dengan kendaraan yang dapat melalui air. Perpustakaan jenis ini dapat ditemukan pada perpustakaan terapung di
Provinsi Kepulauan Riau dan daerah Ternate Provinsi Maluku Utara dalam bentuk kapal.
2 Perpustakaan keliling darat Mobile Library yaitu perpustakaan keliling
yang dalam memberikan layanan mempergunakan kendaraan beroda dua, roda empat dan roda enam, seperti sepeda pintar, motor pintar, mobil
perpustakaan keliling MPK, dan Perpustakaan Elektronik Keliling Pusteling.
12
Adapun berbagai macam bentuk kendaraan perpustakaan keliling disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Bentuk Kendaraan Perpustakaan Keliling
No. Bentuk Kendaraaan
Perpustakaan Keliling Gambar
1. Kereta Kuda
1905: Perpustakaan Umum
di Washington County, Maryland.
2. Hewan Ternak:
Di Kenya dengan menggunakan Unta dan
Kuda.
3. Sepeda Roda 2
4. Motor Roda 2:
Motor Pintar
5. Mobil Roda 4:
MPK Mobil Perpustakaan Keliling
13
No. Bentuk Kendaraaan
Perpustakaan Keliling Gambar
6. Bis Roda 6:
Pusteling Perpustakaan
Elektronik Keliling
7. Kapal:
Kapal Pustaka
8. Kereta:
Kereta Pustaka Indonesia
Kereta Pustaka tersebut mulai 9 September 2011 mendatang akan mengadakan tur di delapan stasiun di Pulau Jawa, yaitu Stasiun Bandung,
Cirebon, Pekalongan, Semarang, Surabaya, Madiun, Solo Balapan, dan Yogyakarta. Kereta akan berangkat digandeng dengan Argo Parahyangan menuju
Stasiun Bandung, dan akan berhenti selama seminggu di masing-masing stasiun, kemudian akan mengadakan pameran perkeretaapian di stasiun tersebut. Salah
satu yang dipamerkan adalah dokumentasi cagar budaya berupa rel kereta api dan stasiun di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Selain itu Kereta Pustaka ini juga akan
diisi dengan berbagai buku, sehingga juga berfungsi sebagai perpustakaan, akan
14
tetapi jenis koleksi yang dibawa hanya mencakup sejarah perkeretaapian http:www.indonesiaberprestasi.web.id
.
Sesuai dengan pengadaannya, layanan Perpustakaan Keliling mendapat bantuan dari Perpustakaan Nasional RI, tetapi untuk operasional
penyelenggaraannya, menjadi tanggung jawab daerah wilayah masing-masing. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika pengelolaan Perpustakaan Keliling
juga dapat dibantu oleh pihak lain, contohnya seperti yang terjadi pada Perpustakaan Keliling di wilayah Maluku. Pada tahun 2005 UNICEF membantu
pengembangan Perpustakaan Keliling untuk 42 desa di Ambon, Maluku Tengah dan Seram Barat General Interest Periodicals Indonesia: No. ID 446620030.
Tugas dan fungsi perpustakaan keliling menurut Perpustakaan Nasional RI 2006 sebagai berikut:
1 Melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh pelayanan perpustakaan
menetap, karena di lokasi tersebut belum dapat didirikan perpustakaan karena belum ada dana yang tersedia.
2 Melayani masyarakat yang oleh situasi dan kondisi tertentu tidak dapat datang
atau mencapai perpustakaan menetap, misalnya karena sedang dirawat di rumah sakit, menjalani hukuman di Lembaga Permasyarakatan LP, berada di
panti asuhan atau dirumah jompo dan lain-lain. 3
Mempromosikan layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum pernah mengenal perpustakaan.
4 Memberikan pelayanan yang bersifat sementara sampai perpustakaan menetap
dapat didirikan. 5
Sebagai sarana untuk membantu menemukan lokasi yang tepat bagi pelayanan perpustakaan menetap, atau perpustakaan umum yang direncanakan untuk
dibangun. 6
Sebagai jembatan antara Perpustakaan Umum Dati II dengan cabangnya. 7
Menggantikan fungsi perpustakaan menetap apabila karena situasi tertentu tidak memungkinkan didirikan perpustakaan menetap di tempat tersebut
misalnya karena penduduknya terlalu sedikit.
15
Lukas Koster 2010 menyarankan bahwa apabila sebuah perpustakaan ingin mencapai hasil yang baik pada layanan perpustakaan kelilingnya, maka
langkah awalnya yaitu perlu menganalisa statistik pemakaian dan juga masukan daripada pemustaka itu sendiri. Langkah tersebut akan menghasilkan sebuah
layanan perpustakaan keliling yang baik bagi perpustakaan itu sendiri dan juga sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perpustakaan elektronik keliling menurut Osborne 1998 yaitu yang pertama konektifitas dan perangkat
yang mendukungnya, kedua perlunya ketelitian dari staf untuk konten sehingga informasi yang diberikan berkualitas, ketiga perlunya manajemen dan pelatihan
kepada staf agar dapat melayani pemustaka dengan efisien, keempat yaitu antara pelayanan gratis atau bebayar, dan yang terakhir kompetisi yang muncul dari
penyedia informasi lainnya.
2.2 Perpustakaan Elektronik Keliling