46
4.2 ANALISIS
Hasil perhitungan data kuesioner yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat 4 empat faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pusteling yaitu kriteria
kelembagaan, kriteria sosial, kriteria teknologi dan kriteria wilayah. Setelah didapat pembobotan lokal untuk tiap kriteria, maka kini akan dibahas analisa dari
masing-masing prioritas tersebut:
1. Kriteria Prioritas Utama faktor yang mempengaruhi keberhasilan
Pusteling
Tabel 17 memperlihatkan hasil pembobotan kriteria prioritas utama faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pusteling.
Tabel 17 Kriteria Utama yang Mempengaruhi Pusteling
Kriteria Bobot Global
Prioritas
Kelembagaan 0.293
1 Teknologi Pusteling
0.248 3
Sosial 0.292
2 Wilayah
0.167 4
Di antara keempat prioritas kriteria utama yang mempengaruhi pusteling, kelembagaan memiliki prosentase terbesar karena ada sebanyak 29.3 dari bobot
global. Kelembagaan artinya ditempatkan sebagai prioritas utama oleh responden dalam pembenahan Pusteling. Tempat kedua, ketiga dan keempat ditempati oleh
kriteria sosial 29.2 dan kriteria teknologi Pusteling 24.8 dan kriteria wilayah 16.7. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kelembagaan harus
didukung dengan sosial dan teknologi Pusteling yang baik, dengan demikian wilayah operasional Pusteling dapat berkembang lebih luas sehingga pemustaka
yang dilayani semakin bertambah.
2. Analisis Kelembagaan
Pada Tabel 18 memperlihatkan hasil pembobotan global subkriteria terhadap kriteria kelembagaan Pusteling.
47
Tabel 18 Subkriteria Kelembagaan
Subkriteria Bobot Global
Prioritas
Manajemen Pusteling 0.164
5 Petugas Pusteling
0.129 7
Kelembagaan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan layanan Pusteling karena merupakan tempat pengadaan, pengawasan, serta pengelolaan
yang mengatur pelayanan Pusteling. Subkriteria manajemen Pusteling memiliki bobot terbesar dalam hal kriteria kelembagaan yaitu 16, hal ini dikarenakan
manajemen yang saat ini diterapkan masih terdapat kelemahan. Berdasarkan masukan dari responden didapat kelemahan yang menonjol pada manajemen
pusteling yaitu birokrasi, karena sebanyak 49 responden 45 memilihnya, untuk kebijakan ada 39 responden 35 yang memilih, sedangkan anggaran dana
dipilih oleh 22 responden 20 sebagai kelemahan yang harus segera dibenahi. Salah satu faktor yang penting dalam pelaksanaan layanan adalah regulasi
yang efektif dan efisien. Regulasi seperti perubahan jadwal layanan kunjungan ke lokasi baru merupakan salah satu bentuk birokrasi yang panjang dan berbelit-belit
sangatlah tidak efektif dan tidak efisien. Pihak manajemen yang tanggap akan permasalahan yang timbul selama proses pelaksanaan layanan Pusteling, akan
sangat membantu proses keberhasilan dari layanan tersebut. Manajemen pusteling hendaknya dapat menberikan masukan kepada pihak lembaga penentu kebijakan
agar dapat mengeluarkan kebijakan yang menunjang keberhasilan layanan Pusteling, hal tersebut dapat dilandasi dengan kebijakan yang berlaku secara
nasional dan ditetapkan melalui perundang-undangan. Kebijakan nasional merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan operasioanal Perpustakaan
Elektronik Keliling dalam merumuskan, menetapkan, mengadakan dan menyelenggarakan operasional. Kebijakan tersebut tercantum pada UU No. 43
Tahun 2007 pasal 22 ayat 3 yaitu: “Perpustakaan untuk umum yang diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, kecamatan dan desa mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi”.
48
Didukung juga oleh No. 43 Tahun 2007 pasal 22 ayat 5 yaitu: “Pemerintah, pemerintah provinsi dan atau kabupaten kota
melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap”.
Dukungan Undang-undang tersebut menjadi landasan diadakannya Perpustakaan Elektronik Keliling yang merupakan layanan perpustakaan keliling
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dimana sasaran dari pengguna layanan ini difokuskan pada pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Kebijakan nasional dengan demikian merupakan payung dari terciptanya sistem dan peraturan yang sinkron serta
pembiayaan operasional dan pemeliharaan bus Perpustakaan Elektronik Keliling. Subkriteria lain dari kelembagaan yaitu petugas Pusteling langsung yang
menangani layanan Pusteling yang mendapat bobot sebanyak 13. Petugas yang terjun langsung pada layanan Pusteling dapat dikatakan sebagai ujung tombak
keberhasilan layanan Pusteling, hal tersebut dikarenakan apabila petugas yang dapat memenuhi kriteria pemenuhan kepuasan pemustaka maka hal tersebut juga
menentukan tingkat keberhasilan layanan Pusteling. Berdasarkan masukan dari responden kualitas petugas mendapatkan 60 atau 66 responden, sedangkan
kuantitas petugas dipilih oleh 42 orang responden 60 sebagai kelemahan yang harus dibenahi. Kualitas petugas yang diharapkan yaitu ramah, mempunyai
pengetahuan dasar tentang teknologi informasi, dan tepat dalam menentukan kata kunci literasi informasi untuk penelusuran bahan pustaka yang ada di OPAC
terpasang Perpustakaan Nasional RI, sehingga mereka dapat melakukan proses penelusuran bahan pustaka non buku melalui layanan Pusteling dan sesampainya
di Perpustakaan Nasional RI mereka dapat langsung menuju tempat peminjaman bahan pustaka. Informasi langganan E-resources yang dilanggan oleh
Perpustakaan Nasional RI, antara lain seperti Pro-Quest, Gale, Westlaw International, Sage, Ingram, EBSCO serta Lembaran Negara dan Tambahan
Lembaran Negara sejak th. 1957 sd 2006.
3. Analisis Sosial
Tabel 19 memperlihatkan hasil pembobotan global subkriteria terhadap kriteria sosial dari Pusteling.
49
Tabel 19 Subkriteria Sosial
Subkriteria Bobot Global
Prioritas
Kebutuhan Pemustaka 0.164
6 Kuantitas Pemustaka
0.129 8
Kondisi sosial merupakan faktor penentu dalam keberhasilan layanan Pusteling. Subkriteria sosial kebutuhan pemustaka menjadi point utama yang
harus diperhatikan karena mendapat persentase sebanyak 16 sedangkan subkriteria kuantitas pemustaka mendapat persentase sebanyak 13, oleh karena
itu Pusteling perlu memenuhi kebutuhan pemustaka Pusteling, diantaranya perlu adanya penambahan koleksi digital yang dibawa oleh bus pusteling, maupun
tampilan OPAC yang kelak mungkin dapat lebih baik dibandingkan dengan yang telah ada saat ini, contohnya yaitu dapat ditampilkannya sampul buku, ringkasan,
atau mungkin dapat juga di lihat isi buku tersebut, sehingga dapat dibaca sama seperti koran terpasang, akan tetapi juga perlu dipikirkan mengenai pengamanan
fasilitas tersebut, sehingga apabila ada yang ingin mengunduh untuk dicetak tidak diberikan secara gratis, akan tetapi dapat diterapkan sistem berbayar dengan
demikian hal ini sesuai dengan Undang-undang hak cipta. Masukan yang didapat dari responden untuk subkriteria kebutuhan
pemustaka diketahui bahwa prasarana Pusteling seperti laptop, AC, kursi berukuran kecil yang disediakan untuk pemustaka dipilih oleh 31 responden
28.2. Tempat menunggu antrian diluar terkadang kurang nyaman dipilih sebanyak 27 responden 24.5. Literasi informasi atau ketepatan kata kunci yang
tepat yang disarankan oleh petugas dalam penelusuran dipilih sebanyak 24 responden 21.8. Kecepatan atau waktu minimalis dalam proses menunggu
hasil dari penelusuran dipilih sebanyak 16 responden 14.6. Koleksi digital yang dibawa sesuai dengan permintaan pemesanan oleh pemustaka dipilih
sebanyak 9 responden 8.2. Perlu adanya seleksi filter dalam akses penelusuran internet untuk alasan pendidikan bagi pemustaka yang menggunakan
layanan itu dipilih sebanyak 3 responden 2.7. Subkriteria kuantitas pemustaka atau jumlah pemustaka pusteling dapat
meningkat apabila layanan pusteling memperhatikan beberapa hal yaitu
50
pengadaan koleksi digital, tempat layanan pusteling, sikap petugas dalam memberikan layanan, dan ketepatan waktu pelayanan. Pengadaan koleksi pustaka
dalam bentuk digital yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan tersusun baik dipilih oleh 37 responden 33.7. Tempat, dalam hal ini bus layanan yang
nyaman dipilih oleh 27 responden 24.5. Petugas yang memberikan pelayanan yang efisien selain itu petugas dituntut untuk bersikap sopan, ramah dan
komunikatif terhadap pemustaka layanan dipilih sebanyak 24 responden 21.8. Waktu pelayanan yang diberikan sesuai dengan waktu tunggu selama menanti
giliran atau antrian dipilih sebanyak 22 responden 20.
4. Analisis Teknologi Pusteling
Tabel 20 memperlihatkan hasil pembobotan global subkriteria terhadap kriteria teknologi Pusteling.
Tabel 20 Subkriteria Teknologi Pusteling
Subkriteria Bobot Global
Prioritas
Perangkat Keras 0.088
10 Perangkat Lunak
0.081 11
Perangkat Jaringan 0.079
12 Perangkat keras merupakan subkriteria teknologi Pusteling yang
disegerakan untuk dilakukan perbaikan dengan mendapatkan bobot global sebesar 9. Berdasarkan masukan dari responden diketahui sebanyak 67 responden
61 menyatakan perlunya penambahan jumlah bus pusteling dan penambahan jumlah notebook karena masih kurang mencukupi mengingat banyaknya jumlah
pemustaka yang harus dilayani. Perangkat lunak dan perangkat jaringan masing- masing mendapat sebanyak 8.
Perbaikan untuk perangkat lunak berdasarkan masukan dari responden mendapat prioritas dari 43 responden 39 diantaranya yaitu dengan cara di-up
grade dengan memakai versi yang terbaru dikarenakan perkembangan di bidang teknologi terutama perangkat lunaknya yang begitu cepat mengalami kemajuan.
Contoh dalam hal ini yaitu ketika suatu saat seorang siswa ingin mengunduh sebuah berkas dalam bentuk PDF, siswa tersebut tidak akan dapat membuka
51
berkas tersebut dikarenakan perangkat lunak yang terdapat pada laptop Pusteling saat ini masih menggunakan perangkat lunak Adobe versi lama.
Pemilihan bus Pusteling pada awal yang berupa truk atau bus dengan roda enam perkembangan dimaksudkan agar dapat menampung segala peralatan
elektronik yang ada seperti notebook, server, LCD Projector dan Generator Set di samping agar bus dapat bergerak dengan bebas. Tampilan gambar bus Pusteling
menurut laporan spesifikasi kendaraan pusteling Astra International; 2009 ada pada Gambar 6 dan Gambar 7 berikut:
Gambar 6 Tampilan Pusteling Sebelum Pengecatan Striping.
Gambar 7 Tampilan Pusteling dengan Striping Luar.
52
Sesuai fungsinya sebagai perluasan pelayanan kepada masyarakat diluar jangkauan perpustakaan menetap, Perpustakaan Elektronik Keliling ini dikelola
oleh Unit Perpustakaan Elektronik Keliling dan berada di bawah Bidang Layanan Umum Perpustakaan Nasional RI. Ada pun koleksi, petugas, pemakai
pemustaka, layanan yang dapat diberikan, jadwal kunjungan, sarana bus Pusteling adalah sebagai berikut:
• Koleksi Pusteling Koleksi bahan pustaka yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional RI yang telah
dialihmediakan dalam bentuk digital yang berbentuk CD dan DVD. • Petugas Pusteling
Petugas layanan Pusteling terdiri dari seorang penanggungjawab, seorang petugas layanan, seorang petugas teknisi dan 3 orang pengemudi bus.
• Pemustaka Pusteling Layanan Pusteling ini dikhususkan untuk pelajar tingkat Sekolah Dasar sampai
dengan pelajar tingkat SLTA. • Layanan yang diberikan pada Pusteling
- Layanan Pengenalan Teknologi Informasi
Layanan ini berupa pengenalan tata cara pengoperasian komputer tentang penggunaan windows office dan fitur lainnya. Sarana Pusteling dilengkapi
dengan notebook, server, LCD Projektor dan layar elektrik electric screen. -
Layanan Sirkulasi Layanan sirkulasi disini yaitu peminjaman ditempat dalam menggunakan
koleksi digital yang ada pada Pusteling. -
Layanan Penelusuran Informasi Browsing Layanan penelusuran informasi melalui OPAC Perpustakaan Nasional RI
sehingga apabila pemustaka Pusteling ingin mencari koleksi bahan pustaka, pemustaka telah mengetahui bahan pustaka apa yang ingin dibaca dan telah
mempunyai nomor panggil buku, sehingga pemustaka dapat langsung menuju lokasi bahan pustaka tanpa melalui lokasi penelusuran katalog
terlebih dahulu. -
Layanan Referensi
53
Layanan penelusuran artikel melalui situs penelusuran seperti Google dan Yahoo, dengan kata kunci yang tepat dengan harapan dapat meminimalisir
waktu pencarian dan hasil yang didapat sesuai dengan yang dibutuhkan dengan tepat serta melalui jurnal online yang dilanggan oleh Perpustakan
Nasional RI. -
Layanan Jasa dokumentasi Layanan ini berupa jasa print out atau pencetakan dan salin koleksi bahan
pustaka digital dengan CD. • Sarana bus Pusteling
Bus Pusteling berupa bus roda enam yang dilengkapi oleh AC untuk kenyamanannya, 10 sepuluh laptop untuk tiap busnya yang ditujukan sebagai
sarana penelusuran dan sarana untuk mengunakan koleksi digital dan sarana audio visual dan sebuah laptop untuk operasional petugas.
• Jadwal kunjungan Pusteling Jadwal kunjungan Pusteling ke sekolah-sekolah disusun berdasarkan jadwal
saat ini, kunjungan dilakukan dari hari senin sampai dengan jumat pada tiap minggunya untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Adapun
jadwal layanan Pusteling untuk periode bulan Januari sampai dengan Februari 2011 disajikan dalam Tabel 21.
Tabel 21 Jadwal Layanan Pusteling Bulan Januari sd Februari 2011
No. TEMPAT
ALAMAT TAHUN 2011
JANUARI FEBRUARI
M1 M2
M3 M4
M5 M1
M2 M3
M4 M5
1 SMK
Satya Bakti I
Jl. Slamet Riyadi - Jakarta Timur
5 12
19 26
- 2
9 16
23 -
2 SMK
Satya Bakti II
Jl. Slamet Riyadi - Jakarta Timur
5 12
19 26
- 2
9 16
23 -
3 SMP
Negeri 77 Jl. Cempaka Putih
Tengah - Jakarta Pusat
6 13
20 27
- 3
10 17
24 -
4 SMA
Negeri 77 Jl. Cempaka Putih
Tengah - Jakarta Pusat
6 13
20 27
- 3
10 17
24 -
5 SMK
Negeri 11 Jl. Pinangsia I
Glodok - Jakarta 7
14 21
28 -
4 11
18 25
- 6
SMP Mahasiswa
Jl. KH. Ahmad Dahlan Matraman
- Jakarta 3
10 17
24 31
7 14
21 28
-
54
No. TEMPAT
ALAMAT TAHUN 2011
JANUARI FEBRUARI
M1 M2
M3 M4
M5 M1
M2 M3
M4 M5
7 STM
Poncol Jl. Mutiara I
Komplek Kodam - Jakarta Pusat
3 10
17 24
31 7
14 21
28 -
8 SMK
Negeri 1 Jl. Budi Utomo -
Jakarta Pusat 4
11 18
25 -
1 8
15 22
- 9
SMK Negeri 27
Jl. Dr. Sutomo No. 1 - Jakarta Pusat
4 11
18 25
- 1
8 15
22 -
10 Penjara
Anak Wanita
Jl. Daan Mogot - Tanggerang
1 8
15 22
29 5
12 19
26 -
11 Penjara
Anak Pria Jl. Daan Mogot
No.29C - Tanggerang
1 8
15 22
29 5
12 19
26 -
12 Monas
Jl. Medan Merdeka - Jakarta
Pusat 2
9 16
23 -
6 13
20 -
- 13
Jl. Tamrin Car free
Day Jl. Tamrin -
Jakarta Minggu ke-empat
- -
- -
30 -
- -
27 -
Ket : Tiga bus untuk satu lokasi di mana satu hari ada dua lokasi yang dikunjungi.
4 Analisis Wilayah
Tabel 22 memperlihatkan hasil pembobotan global subkriteria terhadap kriteria wilayah.
Tabel 22 Subkriteria Wilayah
Subkriteria Bobot Global
Prioritas
Geografis Lokasi Pusteling 0.094
9 Cuaca Kondisi Alam
0.073 13
Subkriteria lokasi pusteling menjadi prioritas utama dalam pembenahan kriteria wilayah pusteling dengan mendapat bobot global sebanyak 9 sedangkan
subkriteria cuaca kondisi alam mendapat bobot global sebanyak 7. Subkriteria ini mencakup tempat dari lokasi layanan seperti halaman sekolah yang datar dan
lapang, pintu gerbang yang tinggi dan lebar sehingga memudahkan keluar masuknya bus Pusteling, serta pihak sekolah yang koorperatif pada lokasi layanan
Pusteling, merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan Pusteling. Kriteria wilayah, subkriteria geografis lokasi Pusteling menjadi hal yang paling
utama untuk dirubah. Geografis lokasi Pusteling diantaranya berkaitan dengan kebijakan dalam penentuan lokasi kunjungan Pusteling, apabila lokasi yang telah
55
dijadwalkan berada dalam lokasi yang rawan kemacetan atau jauh dari lokasi kantor Perpustakaan Nasional RI sebagai titik keberangkatan kendaraan Pusteling
maka efeknya akan menghambat pada kelancaran dan efektivitas layanan Pusteling itu sendiri karena menyebabkan terbuangnya waktu layanan yang
diberikan.
56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN