15
Lukas Koster 2010 menyarankan bahwa apabila sebuah perpustakaan ingin mencapai hasil yang baik pada layanan perpustakaan kelilingnya, maka
langkah awalnya yaitu perlu menganalisa statistik pemakaian dan juga masukan daripada pemustaka itu sendiri. Langkah tersebut akan menghasilkan sebuah
layanan perpustakaan keliling yang baik bagi perpustakaan itu sendiri dan juga sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perpustakaan elektronik keliling menurut Osborne 1998 yaitu yang pertama konektifitas dan perangkat
yang mendukungnya, kedua perlunya ketelitian dari staf untuk konten sehingga informasi yang diberikan berkualitas, ketiga perlunya manajemen dan pelatihan
kepada staf agar dapat melayani pemustaka dengan efisien, keempat yaitu antara pelayanan gratis atau bebayar, dan yang terakhir kompetisi yang muncul dari
penyedia informasi lainnya.
2.2 Perpustakaan Elektronik Keliling
Murray 2010 mengatakan bahwa perkembangan perpustakaan keliling dapat menjadi sebuah metode yang tepat dalam mempromosikan kegunaan dan
keuntungan dari perpustakaan bagi pemustaka. Layanan fisik pada perpustakaan sampai saat ini masih menjadi aspek penting dalam profesi perpustakaan. Namun,
tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini layanan perpustakaan mulai banyak memanfaatkan sistem Teknologi Informasi yang terus berkembang. Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia PNRI sebagai perpustakaan yang menjadi tolak ukur perkembangan jagad perpustakaan, terutama dalam mengimplementasikan
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Ali 2006 berpendapat bahwa perpustakaan keliling merupakan
perpustakaan yang bergerak dan membawa koleksi bahan pustaka untuk melayani masyarakat dari satu tempat ketempat lain, begitu pula halnya dengan pusteling
yang membawa koleksinya dalam bentuk elektronik dengan mendatangi sekolah- sekolah. Definisi lain dari perpustakaan elektronik keliling yaitu bahwasanya
Pusteling merupakan bus perpustakaan keliling yang bertujuan untuk mengenalkan serta menggalakan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi TIK kepada masyarakat umum khususnya pelajar yaitu pada tingkat
16
SD, SLTP dan SLTA Tritawirasta; 2009. Pusteling diresmikan pada tanggal 30 Mei 2007 dalam rangka acara peringatan ulang tahun Perpustakaan Nasional RI
ke-27 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pusteling merupakan mobil perpustakaan elektronik pertama yang dimiliki Indonesia. Saat diluncurkan pertama kali,
pusteling bertujuan untuk mengenalkan serta menggalakan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK kepada masyarakat umum khususnya
pelajar. Kehadiran Teknologi Informasi dalam kehidupan masyarakat masa kini akan sangat mempermudah Perpustakaan Nasional dan dunia kepustakawanan
Indonesia untuk menjalankan tugas dan fungsinya seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan Sudjana; 2008.
Sejak dari dahulu sampai sekarang ini, bahkan pada masa mendatang pelayanan perpustakaan selalu menjadi fokus utama karena melaluinya pemustaka
dapat merasakan manfaat dan fungsi perpustakaan sebagai pendukung proses pembelajaran yang selalu dikaitkan dengan buku, sementara buku dekat dengan
kegiatan belajar, maka perpustakaan pun sangat dekat dengan kegiatan belajar. Hanya saja, perpustakaan bukan tempat sekolah dalam arti formal. Dengan adanya
kegiatan belajar yang berbeda jenjangnya, dari prasekolah hingga universitas, ditambah dengan kepentingan membaca yang berbeda-beda, maka munculah
jenis-jenis perpustakaan, seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan nasional, perpustakaan umum dan perpustakaan khusus.
Masing-masing jenis perpustakaan tersebut mempunyai tujuan utama yaitu memberikan pelayanan untuk kepentingan masyarakat dengan menyelenggarakan
jasa layanan perpustakaan. Hal yang terpenting dalam jasa layanan perpustakaan yaitu layanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang dan puas
kepada pemakai, Sutarno 2006. Jasa perpustakaan untuk masyarakat menurut Sulistyo Basuki 1991 yaitu:
1 Jasa Peminjaman
Jasa peminjaman dikenal pula dengan jasa sirkulasi. Dalam jasa ini termasuk jasa meminjam dan mengembalikan buku.
2 Jasa Rujukan atau Jawab Pertanyaan
Memberikan jasa rujukan maupun menjawab pertanyaan yang datang dari pengunjung perpustakaan.
3 Jasa Informasi
17
Jika dahulu perpustakaan bersikap menunggu pengunjung atau pasif, kini perpustakaan lebih aktif mengejar pengunjung dan aktif menyediakan
informasi bagi pemakai. Jasa perpustakaan tersebut disebarkan melalui berbagai cara, seperti layanan
pada perpustakaan menetap yaitu perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi
yang memang mempunyai gedung permanen sehingga layanan dapat dilaksanakan tetap pada tempatnya. Berbeda dengan jasa Perpustakaan keliling yang dilakukan
dengan menggunakan mobil keliling yang mengunjungi sekolah, kelurahan, dan pasar. Disamping perpustakaan keliling dengan menggunakan mobil, ada juga
perpustakaan keliling berupa perahu terutama untuk daerah kepulauan, rawa-rawa dan kawasan penuh sungai.
Latar belakang adanya perpustakaan keliling adalah: 1
Rendahnya minat baca masyarakat kita pada umumnya dan siswa sekolah kita pada khususnya.
2 Ada hubungan yang positif antara minat baca reading interest dengan
kebiasaan membaca reading habit dan kemampuan membaca reading ability.
3 Kebanyakan sekolah kita tidak memiliki fasilitas perpustakaan yang
memadai. 4
Apalagi perpustakaan umum perpustakaan desa maupun Taman Bacaan Masyarakat TBM.
5 Secara langsung maupun tidak langsung kebiasaan membaca menjadi salah
satu indikator kualitas bangsa. 6
Oleh UNDP United Nations Development Programme angka melek huruf telah dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kualitas bangsa. Tinggi
rendahnya angka melek huruf menentukan tinggi rendahnya indeks pembangunan manusia atau HDI Human Development Index dan tinggi
rendahnya HDI menentukan kualitas bangsa.
7 Membangun perpustakaan keliling adalah sebuah kepedulian yang konkret
dari perusahaan pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanahkan dalam konstitusi.
8 Semua itu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
http:www.bit.lipi.go.id. Upaya pemecahan masalah telah dilakukan, akan tetapi solusi yang ada
belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Perlu adanya kegiatan untuk peningkatan layanan Pusteling, yang berkaitan dengan unsur-unsur dalam
penyelenggaraan layanan, misalnya berkaitan dengan fasilitas sarana layanan dengan menambahkan bus dan menggunakan satelit sebagai akses internet,
18
meningkatkan kualitas petugas layanan, koleksi, sistem, dan pemustakanya. Adanya kegiatan ini, diharapkan terjadi peningkatan layanan ke arah layanan
prima dan terjadi peningkatan pengetahuan pemustaka dalam pendayagunaan teknologi informasi.
Peran perpustakaan dalam pendayagunaan teknologi informasi dapat menjadi faktor pendukung dalam kesuksesan layanan perpustakaan karena salah
satu tantangan utama yang dihadapi pustakawan adalah mengatur data digital dan menyajikan informasi digital sesuai dengan kebutuhan pemustaka Higginbuttom;
2008. Alasan diadakannya layanan perpustakaan elektronik keliling adalah untuk
dapat menjangkau sampai ke pelosok-pelosok desa-desa; memberdayakan teknologi informasi sebagai sumber rujukan; meningkatkan kegemaran membaca
bagi masyarakat khususnya di tempat yang jauh dari perpustakaan; memberdayakan masyarakat agar tidak gagap teknologi gaptek; mendukung
pendidikan nasional; menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang informatif; mencerdaskan bangsa; dan untuk meningkatkan layanan menuju layanan prima.
Penerapan perpustakaan keliling yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI merupakan sebuah layanan perpustakaan dengan menggunakan kendaraan
yaitu Mobil Perpustakaan Keliling MPK, Kapal Pustaka dan Bus Perpustakaan Elektronik Keliling.
Pelaksanaan operasional layanan Mobil Perpustakaan Keliling MPK dan Kapal Pustaka yaitu perahu bermotor yang membawa koleksi bahan pustaka yang
berupa wujud nyata koleksinya, tidak dioperasikan di Perpustakaan Nasional RI melainkan di perpustakaan daerah di seluruh Indonesia. Kedua jenis layanan
perpustakaan keliling tersebut merupakan bentuk bantuan berupa bus dan koleksi yang telah diolah untuk siap dilayankan, yang diberikan oleh Perpustakaan
Nasional RI untuk perpustakaan daerah. Pusteling didesain agar dapat merambah di kota-kota kecil khususnya agar dapat masuk di halaman sekolah. Mengingat
banyaknya jalan dengan katagori kecil di Indonesia, proses rancang bangunnya disesuaikan dengan besarnya jalan yang dapat dilalui oleh bus perpustakaan
elektronik keliling.
19
Layanan Perpustakaan Keliling yang ada saat ini diharapkan dapat lebih memberikan layanan lebih kepada pemustakanya apabila tidak ingin ditinggalkan
oleh pemustakanya. hal tersebut seperti yang telah terjadi di negara lain yang telah memiliki layanan perpustakaan keliling yang jauh lebih maju seperti pernyataan
Baldwin 2010 yaitu pada era digital seperti Wi-Fi, eBooks dan juga iPads, konsep dari perpustakaan keliling mungkin dapat dikatakan sudah kuno bagi
beberapa orang, karena kita sendiri dapat mengunduh buku-buku di internet tanpa memakai perpustakaan keliling.
Layanan Perpustakaan Keliling lainnya diharapkan juga akan diterapkan pada layanan Perpustakaan Elektronik Keliling di Indonesia, Ellyssa Kroski
menyebutkan 8 delapan jenis layanan yang dapat diterapkan yaitu: 1
MOPACs Mobile OPACs dan situs web perpustakaan keliling 2
Koleksi perpustakaan keliling 3
Pendidikan pemakai untuk perpustakaan keliling 4
Basis data perpustakaan keliling 5
Layanan audio perpustakaan keliling 6
Layanan pemberitahuan melalui SMS 7
Informasi referensi melalui SMS 8
Layanan sirkulasi perpustakaan keliling. Krosky; 2008. Borrely menyatakan bahwa layanan perpustakaan telah berubah dengan
transformasi dalam komputasi dan jaringan Borrely; 2010. Peningkatan prevalensi genggam perangkat komputasi mobile seperti PDA dan web-enambled
ponsel investigasi berdampak pada perpustakaan dan layanan yang disediakan. Penelitiannya menelaah mengenai populasi pengguna perpustakaan dan potensi
akademik menggunakan satu layanan, katalog perpustakaan, dengan perangkat komputasi mobile. Perpustakaan harus memiliki pelayanan yang dapat di akses
pengguna perangkat genggam seperti PDA dan ponsel web-enambled. Masa depan menurut ramalan dia, komputasi ada di segala hal dan hasil dari
penelitiannya yaitu 75 responden melakukan pencarian melalui database dan 25 melalui katalog pencarian. Layanan Perpustakaan Elektronik berbasis web
bukanlah hal baru, point tersebut dikuatkan oleh Hanson 2011 yang menyatakan
20
bahwa perpustakaan sudah lama menjadi yang terdepan dalam dukungan untuk peningkatan akses jaringan internet, khususnya untuk penduduk Amerika yang
tidak mampu di tempat terpencil. Perpustakaan Elektronik Keliling juga perlu memperhatikan hal yang
lainnya seperti perlunya pendidikan pemakai, pengumuman tentang jadwal, lokasi, kunjungan Pusteling, serta pameran dan acara budaya yang dilakukan,
dimana kegiatan tersebut dapat dijadikan sarana promosi yang positif, seperti yang dilakukan oleh Perpustakaan Harborfield yang memberikan pengumuman tentang
kegiatan yang akan diadakan di perpustakaannya, dengan memberikan keterangan kegiatan yang akan dilakukan, jadwal kegiatan dan alamat kegiatan tersebut
berlangsung Public Administration Journal, No. ID 470149765.
2.3 Faktor Internal dan Eksternal Layanan Perpustakaan Elektronik Keliling