23
biaya modal sendiri yang diinginkan pemilik akibat meningkatnya risiko yang disebabkan meningkatnya penggunaan hutang.”
2 Teori MM – Dengan Pajak Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis karena kenyataannya
peraturan pemerintah mengharuskan pembayaran pajak bagi setiap perusahaan. Oleh sebab itu, pada tahun 1963, MM menerbitkan lanjutan teori mengenai
adanya efek pajak Bringham dan Houston, 2006 : 37. Dalam teori MM dengan pajak juga terdapat 2 dua preposisi, yaitu:
• Preposisi I “Nilai perusahaan yang berhutang sama dengan nilai perusahan yang
tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasinya adalah pembiayaan dengan hutang sangat
menguntungkan dan struktur modal optimal adalah penggunaan seratus persen hutang.”
• Preposisi II “Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya
hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi
teori tersebut adalah sebaiknya perusahaan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya.”
2.1.3.2 Teori Pendekatan Miller
Merton Miller pada tahun 1976 mengajukan suatu teori struktur modal yang meliputi pajak untuk penghasilan pribadi berupa pajak penghasilan dari
saham dan pajak penghasilan dari obligasi Syahyunan, 2013 : 64 Kesimpulan yang dikemukakan Miller Bringham dan Houston, 2006 : 37
yaitu: a. Dapat dikurangkannyabunga untuk tujuan pajak menguntungkan
pengggunaan pembiayaan dengan hutang.
24
b. Perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari saham menguntungkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada
saham sehingga menguntungkan penggunaan pembelanjaan dengan ekuitas.
2.1.3.3 Trade-off Theory
Menurut trade-off theory yang dikemukakan oleh Myers 2001 dalam Syahyunan 2013:69 bahwa “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat
tertentu, dimana penghematan pajak tax shields dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan financial distress”. Biaya kesulitan keuangan
adalah biaya kebangkrutan bankcruptcy cost atau reorganization, dan biaya keagenan agency costs yang meningkat akibat turunnya kredibilitas suatu
perusahaan. Dalam kenyataannya, jarang perusahaan menggunakan hutang 100 persen.
Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa pemegang saham mendapat keuntungan dari pajak keuntungan modal yang lebih rendah. Lebih penting lagi,
perusahaan membatasi penggunaan hutang untuk menekan biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan.
2.1.3.4 Agency Cost Theory
Dalam agency cost theory dikemukakan bahwa di perusahaan terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang hutang versus
pemegang saham. Jika hutang meningkat maka konflik diantara keduanya akan semakin meningkat, karena potensi kerugian yang akan diterima pemegang
25
hutang akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang hutang akan semakin meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan dapat
dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dan sebagainya dan bisa juga dalam bentuk kenaikan
tingkat bunga. Dalam situasi lain pihak manajemen sebagai agen perusahaan juga dapat terlibat konflik dengan pemegang saham. Apabila manajemen tidak
memiliki saham di perusahaan, maka keterlibatan manajer akan semakin berkurang. Hal tersebut mengakibatkan manajer seringkali mengambil keputusan
yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang sahamHanafi, 2004 : 316. Oleh sebab itu, pemegang saham dapat melakukan pengawasan melalui perjanjian agen,
pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan pengambilan keputusan tertentu kapada manajemen.
2.1.3.5 Signaling Theory