Signaling Theory Pecking Order Theory

25 hutang akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang hutang akan semakin meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dan sebagainya dan bisa juga dalam bentuk kenaikan tingkat bunga. Dalam situasi lain pihak manajemen sebagai agen perusahaan juga dapat terlibat konflik dengan pemegang saham. Apabila manajemen tidak memiliki saham di perusahaan, maka keterlibatan manajer akan semakin berkurang. Hal tersebut mengakibatkan manajer seringkali mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang sahamHanafi, 2004 : 316. Oleh sebab itu, pemegang saham dapat melakukan pengawasan melalui perjanjian agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan pengambilan keputusan tertentu kapada manajemen.

2.1.3.5 Signaling Theory

Menurut Brigham and Houston 2001:40, isyarat signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk kepada investor mengenai bagaimana cara pandangmanajemen terhadap prospek perusahaan. Ross 1977 dalam Hanafi 2004 : 316 mengembangkan model dimana struktur modal merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin harga saham meningkat, ia dapat mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Investor yang ingin membeli saham sebuah perusahaan, akan berusaha mencari tahu informasi perusahaan tersebut secara mandiri. Informasi tingkat 26 profitabilitas merupakan sebuah signal positifbagi investor bahwa perusahaan tersebut masih mampu menghasilkan laba yang pada akhirnya besar kemungkinan pembagian deviden yang cukup besar. Namun disisi lain, apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan sinyal negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Peluang pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi signal bagi investor karena jika perusahaan mempunyai peluang pertumbuhan yang tinggi berarti menandakan bahwa perusahaan akan menghasilkan return yang tinggi.Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara lain-lain, yakni dengan menggunakan hutang. Penggunaan hutang juga dapat menjadi signal positif apabila perusahaan memiliki likuiditas yang tidak terlalu rendah sehingga dianggap mampu membayar operasional jangka pendek. Hutang juga menjadi signal positif yang mendakan bahwa perusahaan sedang melakukan pengembangan usaha dan masih diberi kepercayaan untuk meminjam dari kreditur menandakan bahwa perusahaan memiliki reputasi yang baik dimata kreditur.

2.1.3.6 Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan oleh Gordon Donaldson berdasarkan penelitiannya pada tahun 1961. Teori Pecking Order menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan atau profitabilitas yang tinggi ternyata menggunakan hutang yang lebih rendah. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya sumber 27 pendanaan internal yang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Teori ini tidak mengindikasikan target struktur modal, namun lebih menjelaskan urutan- urutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Jika ada kesempatan berinvestasi, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan memulai dengan menggunakan dana internal, hutang dan sebagai pilihan terakhir adalah menerbitkan saham Hanafi, 2004 : 314. Secara spesifik, berdasarkan pecking order theory, perusahaan mampunyai urutan hierarki preferensi dalam pemilihan sumber dana, yaitu: a. Perusahaan lebih memilih meggunakan pendanaan internal. Dana internal diperoleh dari laba keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen konstan. c. Karena kebijakan dividen yang konstan sticky, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar hutang atau membeli syurat berharga. Jika kas 28 tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga. d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, selanjutnya memilih saham preferen dan terakhir saham biasa. 2.1.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 2.1.4.1Ukuran Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 49 102

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 3

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Growth Opportunity,Likuiditas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10