16
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan khususnya
sektorproperty dan real estatedalam hal pengambilan keputusan dalam menentukan proporsi utang dan ekuitas sendiri dalam struktur modal
sebagai sumber pendanaan perusahaan sehingga pihak manajemen dapat mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik.
2. Bagi pihak eksternal investor, kreditur, dan pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk alternatif
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi atau pemberian kredit dengan mempertimbangkan struktur modal perusahaan.
3. Bagi peneliti Penelitian ini menambah dan memperdalam pengetahuan peneliti
mengenai analisis pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability terhadap struktur modal perusahaan khususnya perusahaan
property dan real estate. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi untuk penelitian selanjutnya mengenai topik ini dan memberikan
wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan struktur modal.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan kombinasi proporsi utang dan modal dalam memenuhi kebutuhan pendanaan sebuah perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya.Menurut Syahrial 2008, hal. 179 ”Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari hutang jangka
pendek yang bersifat permanen dan hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.” Menurut Sartono 2001:25,
yang dimaksud dengan struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan
saham biasa. Struktur keuangan adalah perimbangan antara utang dengan modal sendiri. Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur
keuangan. Sedangkan Bringham dan Gapenski 2003 dalam Rodoni dan Ali 2014 : 129, menjelaskan struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan
dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah engan cara menggunakan hutang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.
Struktur modal menunjukkan tentang keputusan pendanaan dalam sebuah perusahaan. Kebutuhan pendanaan dapat diperoleh dari pihak internal maupun
eksternal. Pendanaan internal berasal modal pemilik dan laba ditahan. Sedangkan pendanaan eksternal berasal dari utang dan penerbitan saham baru.Oleh sebab itu,
18
struktur modal menyatakan adanya hubungan campuran antara hutang dan modal sendiri dalam struktur keuangan jangka panjang Sadalia, 2010 : 131.
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana secara internal, maka akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar.
Akan tetapi, tidak semua perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya sendiri. Sehingga apabila hal tersebut terjadi maka perlu dipertimbangkan penggunaan
modal dari luar perusahaan yakni hutang. Perusahaan harus mampu mempertimbangkan proporsi hutang dan modal sendiri yang optimal agar dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan.
2.1.2 Sumber Pendanaan Perusahaan
Untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat dilihat dari segi sumber pendanaan perusahan. Jika kebutuhan dana perusahaan untuk membiayai
aktivitas yang bersifat jangka pendek maka akan lebih baik jika diambil dari yang bersumber pengeluaran jangka pendek short term expenditures dan jika untuk
membiayai aktivitas jangka panjang maka akan lebih baik jika diambil dari yang bersumber pengeluaran jangka panjang long term expenditure.
Menurut Irham Fahmi 2014 : 186, sumber pendanaan terbagi atas 2 jenis, yaitu:
1. Sumber dana untuk pengeluaran jangka pendek. Adapun sumber-sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai
pengeluaran jangka pendek terdiri atas:
19
a. Pinjaman perbankan yang bersifat jangka pendek. b. Hutang dagang.
c. Factoring. Factoring merupakan suatu kondisi dimana sebuah perusahaan membutuhkan dana dan memiliki piutang, dimana
selanjutnya piutang tersebut dijual kepada suatu lembagayang siap menampung dan mau menerima untuk membayarnya seperti lembaga
keuangan dan sejenisnya. d. Letter of Credit LC. Letter of credit merupakan janji tertulis dari
bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang dituju penjual bila sejumlah kondisi telah terpenuhi.
e. Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan. 2. Sumber dana untuk pengeluaran jangka panjang.
Adapun sumber dana yang bisa dipakai untuk membiayai pengeluaran jangka panjang adalah:
a. Penjualan obligasi, merupakan salah satu jenis surat berharga yang memiliki masa waktu yang panjang sekitar 5 sampai 10 tahun.
b. Hutang perbankan yang bersifat jangka panjang. Perusahaan dapat meminjam dari perbankan untuk jangka waktu 10 sampai 15 tahun.
Bambang Riyanto2001 : 227, menjelaskan sumber dana dalam struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Modal asing atau hutang jangka panjang Hutang jangka panjang adalah hutang yang memiliki jangka waktu
umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini
20
padaumumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan ekspansi atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal
untuk keperluan tersebutmeliputi jumlah yang besar. Komponen - komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari:
a. Hutang hipotik mortgage Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin
denganaktiva tidak bergerak tanah dan bangunan. b. Obligasi bond
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaanmeminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya
kembali dalam jangkawaktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang
dibelanjai dengan pinjaman obligasitersebut dan dari keuntungan.
2. Modal atau ekuitas sendiri terdiri dari: Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu
yang tidak tertentu lamanya.
Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber ekstern. Sumber intern berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan yaitu laba
ditahan, sedangkan sumber ekstern berasal dari modal saham yang berasal dari pemilik perusahaan.
a. Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan
dimana modal saham terdiri dari:
21
iSaham Biasa Common Stock Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya dalam
posisi paling dalam pembagian dividend an ha katas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi Syahyunan,
2013 : 41. ii Saham Preferen Preferred Stock
Saham preferen adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Persamaan terhadap
obligasi yakni adanya klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap, dan memiliki hak tebus serta dapat dipertukarkan
dengan saham biasa. Persamaan terhadap saham biasa yakni mewakili kepemilikan
ekuitas, tidak memiliki tanggal jatuh tempo, serta membayar dividen Syahyunan, 2013 : 41
b. Laba Ditahan Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan
sebagaideviden. Penyisihan laba ditahan dilakukan berdasarkan kebutuhan perusahaan dan atas persetujuan pemegang saham
perusahaan.
22
2.1.3Teori Struktur Modal 2.1.3.1 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori struktur modal modern pertama kali dikemukakan oleh Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller pada tahun 1958, yang selanjutnya
disebut dengan teori MM. Teori MM dibagi kedalam dua bagian yaitu teori MM tanpa pajak dan teori MM dengan pajak.
1 Teori MM – Tanpa Pajak Dalam teori MM tanpa pajak dijelaskan bahwa struktur modal tidak
mempengaruhi nilai perusahaan dengan memiliki beberapa asumsi, diantaranya: a. Tidak terdapat agency cost.
b. Tidak ada pajak. c. Investor dapat berhutang dengan suku bunga yang sama dengan
perusahaan. d. Investor mempunyai informasi yang sama dengan manajemen mengenai
prospek perusahaan di masa depan. e. Tidak ada biaya kebangkrutan
f. Earning Before Interest and Taxes EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari utang.
g. Para investor adalah price-takers. h. Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar.
Teori MM tanpa pajak menyatakan dua preposisi yang dikenal sebagai preposisi MM tanpa pajak yaitu Syahyunan, 2013:60 :
• Preposisi I “Jika tidak ada pajak nilai perusahaan tidak tergantung pada struktur
modal menggunakan hutang atau tidak. Hal ini terjadi karena nilai perusahan yang menggunakan hutang sama dengan perusahaan yang
tidak menggunakan hutang akibat kemungkinan munculnya proses arbitrase.Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai
investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit.”
• Preposisi II “Penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan, karena
keuntungan dari biaya hutang yang lebih kecil ditutup dengan naiknya
23
biaya modal sendiri yang diinginkan pemilik akibat meningkatnya risiko yang disebabkan meningkatnya penggunaan hutang.”
2 Teori MM – Dengan Pajak Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis karena kenyataannya
peraturan pemerintah mengharuskan pembayaran pajak bagi setiap perusahaan. Oleh sebab itu, pada tahun 1963, MM menerbitkan lanjutan teori mengenai
adanya efek pajak Bringham dan Houston, 2006 : 37. Dalam teori MM dengan pajak juga terdapat 2 dua preposisi, yaitu:
• Preposisi I “Nilai perusahaan yang berhutang sama dengan nilai perusahan yang
tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasinya adalah pembiayaan dengan hutang sangat
menguntungkan dan struktur modal optimal adalah penggunaan seratus persen hutang.”
• Preposisi II “Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya
hutang, tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena kenaikan biaya modal saham. Implikasi
teori tersebut adalah sebaiknya perusahaan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya.”
2.1.3.2 Teori Pendekatan Miller
Merton Miller pada tahun 1976 mengajukan suatu teori struktur modal yang meliputi pajak untuk penghasilan pribadi berupa pajak penghasilan dari
saham dan pajak penghasilan dari obligasi Syahyunan, 2013 : 64 Kesimpulan yang dikemukakan Miller Bringham dan Houston, 2006 : 37
yaitu: a. Dapat dikurangkannyabunga untuk tujuan pajak menguntungkan
pengggunaan pembiayaan dengan hutang.
24
b. Perlakuan pajak yang lebih menguntungkan atas penghasilan dari saham menguntungkan tingkat pengembalian yang diisyaratkan pada
saham sehingga menguntungkan penggunaan pembelanjaan dengan ekuitas.
2.1.3.3 Trade-off Theory
Menurut trade-off theory yang dikemukakan oleh Myers 2001 dalam Syahyunan 2013:69 bahwa “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat
tertentu, dimana penghematan pajak tax shields dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan financial distress”. Biaya kesulitan keuangan
adalah biaya kebangkrutan bankcruptcy cost atau reorganization, dan biaya keagenan agency costs yang meningkat akibat turunnya kredibilitas suatu
perusahaan. Dalam kenyataannya, jarang perusahaan menggunakan hutang 100 persen.
Salah satu alasannya adalah kenyataan bahwa pemegang saham mendapat keuntungan dari pajak keuntungan modal yang lebih rendah. Lebih penting lagi,
perusahaan membatasi penggunaan hutang untuk menekan biaya-biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan.
2.1.3.4 Agency Cost Theory
Dalam agency cost theory dikemukakan bahwa di perusahaan terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang hutang versus
pemegang saham. Jika hutang meningkat maka konflik diantara keduanya akan semakin meningkat, karena potensi kerugian yang akan diterima pemegang
25
hutang akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang hutang akan semakin meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan dapat
dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dan sebagainya dan bisa juga dalam bentuk kenaikan
tingkat bunga. Dalam situasi lain pihak manajemen sebagai agen perusahaan juga dapat terlibat konflik dengan pemegang saham. Apabila manajemen tidak
memiliki saham di perusahaan, maka keterlibatan manajer akan semakin berkurang. Hal tersebut mengakibatkan manajer seringkali mengambil keputusan
yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang sahamHanafi, 2004 : 316. Oleh sebab itu, pemegang saham dapat melakukan pengawasan melalui perjanjian agen,
pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan pengambilan keputusan tertentu kapada manajemen.
2.1.3.5 Signaling Theory
Menurut Brigham and Houston 2001:40, isyarat signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk kepada
investor mengenai bagaimana cara pandangmanajemen terhadap prospek perusahaan. Ross 1977 dalam Hanafi 2004 : 316 mengembangkan model
dimana struktur modal merupakan signal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin harga saham meningkat, ia dapat mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor.
Investor yang ingin membeli saham sebuah perusahaan, akan berusaha mencari tahu informasi perusahaan tersebut secara mandiri. Informasi tingkat
26
profitabilitas merupakan sebuah signal positifbagi investor bahwa perusahaan tersebut masih mampu menghasilkan laba yang pada akhirnya besar kemungkinan
pembagian deviden yang cukup besar. Namun disisi lain, apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka
harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan sinyal negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun
prospek perusahaan cerah. Peluang pertumbuhan perusahaan juga dapat menjadi signal bagi investor
karena jika perusahaan mempunyai peluang pertumbuhan yang tinggi berarti menandakan bahwa perusahaan akan menghasilkan return yang tinggi.Perusahaan
dengan prospek yang menguntungkan akan menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara lain-lain, yakni
dengan menggunakan hutang. Penggunaan hutang juga dapat menjadi signal positif apabila perusahaan memiliki likuiditas yang tidak terlalu rendah sehingga
dianggap mampu membayar operasional jangka pendek. Hutang juga menjadi signal positif yang mendakan bahwa perusahaan sedang melakukan
pengembangan usaha dan masih diberi kepercayaan untuk meminjam dari kreditur menandakan bahwa perusahaan memiliki reputasi yang baik dimata kreditur.
2.1.3.6 Pecking Order Theory
Teori ini dikenalkan oleh Gordon Donaldson berdasarkan penelitiannya pada tahun 1961. Teori Pecking Order menunjukkan bahwa perusahaan yang
mempunyai keuntungan atau profitabilitas yang tinggi ternyata menggunakan hutang yang lebih rendah. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya sumber
27
pendanaan internal yang digunakan dalam struktur modal perusahaan. Teori ini tidak mengindikasikan target struktur modal, namun lebih menjelaskan urutan-
urutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan
investasi. Jika ada kesempatan berinvestasi, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan memulai dengan
menggunakan dana internal, hutang dan sebagai pilihan terakhir adalah menerbitkan saham Hanafi, 2004 : 314.
Secara spesifik, berdasarkan pecking order theory, perusahaan mampunyai urutan hierarki preferensi dalam pemilihan sumber dana, yaitu:
a. Perusahaan lebih memilih meggunakan pendanaan internal. Dana internal diperoleh dari laba keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan
b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari
perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen konstan.
c. Karena kebijakan dividen yang konstan sticky, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi,
akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu,
dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar hutang atau membeli syurat berharga. Jika kas
28
tersebut lebih kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga.
d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan akan memulai
dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, selanjutnya memilih saham preferen dan terakhir saham biasa.
2.1.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal 2.1.4.1Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaansangat penting dalam menentukan keputusan struktur modal sebuah perusahaan. Seftianne dan Handayani 2011 menjelaskan bahwa
Ukuran perusahaanmenggambarkan besar kecilnyaperusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya ukuran perusahaan
dapat ditentukan berdasarkan total aset dan tingkat penjualan. Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar dipandang lebih memiliki ketahanan saat menghadapi
fluktuasi ekonomi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini disebabkan kebutuhan akan struktur modal dapat segera terpenuhi jika perusahaan
ingin melakukan investasi. Menurut Sartono 2001 : 249 perusahaan besar yang sudah well-
established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil sehingga memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula.
Perusahaan dengan ukuran besar lebih terdiversifikasi, sehingga mengurangi risiko kebangkrutan dan akan lebih mudah mendapatkan akses mendapatkan
pinjaman, sehingga semakin besar kesempatannya untuk menghimpun dana yang
29
lebih cepat dan mempunyai kesempatan peminjaman yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini diakibatkan karena perusahaan
yang besar akan membutuhkan dana yang relatif besar, oleh karena itu dengan saham yang tersebar luas, perusahaan lebih berani dalam ekspansi perusahaan
dengan penggunaan pinjamannya dalam bentuk hutang.
2.1.4.2 Growth Opportunity
Growth Opportunity kesempatan bertumbuh adalah kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang dan mencakupkesempatan untuk
melakukan investasi dimasa mendatang Brigham Weston, 2005 : 457. Growth oportunity pada dasarnya mencerminkan produktivitas perusahan dan suatu
harapan yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan manajemen maupun pihak eksternal investor dan kreditur.Growth
opportunitymerupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan size perusahaan, yang dapat
diproksikan dengan peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan.Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki peningkatan aktiva maupun penjualan yang
stabil. Peluang bertumbuh tersebut menjadi tidak berarti ketika terjadi penurunan aktiva atau penjualan yang negatif. Seftiannee dan Handayani 2011 menjelaskan
bahwa perusahaan yang memiliki growth opportunity yang tinggi merupakan perusahaan yang mempunyai kesempatan dalam mengembangkan bisnisnya di
pasar. Menurut Sartono 2001 : 87, growth opportunitydapat diukur dengan menggunakan rasio pasar. Salah satu rasio pasar yang sering digunakan ialah
market to book ratio yang mengukur perbandingan harga pasar ekuitas dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Hal ini disebabkan semakin tingginya rasio pasar
30
menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi pada masa mendatang.Signaling theorydalam Hanafi 2004 : 316, menjelaskan
bahwa perusahaan yang memiliki growth opportunity kesempatan bertumbuh yang tinggi merupakan sinyal bagi investor untuk menanamkan investasi di
perusahaan tersebut. Berdasarkan Signalling Theorydalam Bringham dan Houston 2001 : 36, perusahaan yang memiliki growth opportunity kesempatan
bertumbuhyang tinggi akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain termasuk
penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sebaliknya perusahaan yang memiliki growth opportunity kesempatan bertumbuh yang
rendah akan cenderung untuk menjual sahamnya yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian.Growth opportunity kesempatan bertumbuh dapat
diartikan sebagai pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Perusahaan dengan kesempatan
bertumbuh yang tinggi akan cenderung mencari pendanaan baru untuk memanfaatkan kondisi baik perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Oleh
sebab itu, struktur modal akan tergantung pada growh opportunity kesempatan bertumbuh yang dimiliki perusahaan.
2.1.4.3Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu Syahyunan, 2013 : 92.
Bringham dan Houston 2001 : 38 menjelaskan bahwa likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat aset lancar terutama arus kas bebas yang besar. Hal
31
ini menunjukkan bahwa tersedia dana internal yang cukup untuk mendanai aktivitas operasional sehari-hari perusahaan. Sesuai dengan Pecking Order theory,
maka perusahaan akan cenderung memilih menggunakan dana internal tersebut untuk pembiayaan perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan mengurangi
jumlah hutang secara keseluruhan dalam struktur modal. Perusahaan harus mampu menjaga tingkat likuiditas agar tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah. Hal
ini penting untuk menjaga kepercayaan investor maupun kreditor dalam memberikan pendanaan bagi kegiatan operasional perusahaan.
Menurut Irham Fahmi 2014 : 187, perusahaan dapat mengambil hutang jangka panjang dan jangka pendek sesuai kebutuhan untuk mendanai proyek
ekspansi usahanya. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas likuiditas perusahaan. Penggunaan dana dengan cara tersebut bertujuan untuk :
a. Memperlancar angsuran pembayaran agar selalu tepat waktu. b. Mampu terus melaksanakan pengerjaan proyek continuity project
sehingga tidak mengalami kendala dan berbagai permasalahan lainnya. c. Menghindari timbulnya black list di perbankan karena terlambat
membayar atau tidak mampu melunaskan pinjaman.
2.1.4.4Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
Sartono, 2001 : 122. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil.Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor
penting dalam menentukan kebutuhan pendanaan Sartono, 2001: 248. Dengan
32
laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang.
Hal ini sesuai dengan pecking order theory dalam Husnan dan Pudjiastuti 2011 : 276 yang lebih memilih penggunaan dana internal sebagai sumber
pendanaan yang berasal dari laba ditahan pada perusahaan.Penggunaan dana internal seperti laba ditahan memiliki kelebihan yakni berbiaya murah
dibandingkan dengan menggunakan dana eksternal seperti hutang. Selain itu profitabilitas yang tinggi memungkinkan bagi perusahaan untuk membayar
hutang.Oleh sebab itu profitabilitas merupakan sebuah ukuran penting dalam menentukan struktur modal perusahaan.Hal ini dikarenakan tingkat pengembalian
yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal Bringham dan
Houston, 2001 : 40.
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu baik dari dalam dan luar negeri yang dijadikan sebagai sumber referensi dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No Peneliti
tahun Judul Penelitian
Variabel Teknik
Analisis Data
Hasil Penelitian
1. Wimelda
dan Marlinah
2013 Variabel-Variabel
yang Mempengaruhi
Struktur Modal pada Perusahaan
Publik Sektor Non-Keuangan
Dependen : Struktur
Modal Independen:P
rofitabilitas, Likuiditas,
Ukuran Regresi
linier berganda
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Risiko Bisnis, Kepemilikan
Manajerial dan Struktur Aset
berpengaruh
33 Perusahaan
Risiko Bisnis Growth
Opportunity, Kepemilikan
Manajerial, Struktur
Aktiva,Divide n, Investasi,
dan Kepemilikan
Institusional. signifikan terhadap
struktur modal. Likuiditas,growth
Opportunity, Dividen, Investasi
dan Kepemilikan Institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
2. Jamal,
Geetha, Mohidin,
M.A.Kari m, Thien
Sang dan Yvonne
Chang 2013
Capital Structure Decisions:
Evidence from Large Capitalized
Companies in Malaysia
Dependen : Capital
Structure Independen:P
rofitability,Ta ngibility
Likuidity, and Firm Size
Regresi Linier
Berganda Profitability,
Tangibility, dan Liquidity
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Struktur Modal. Firm Size
berpengaruh positif signifikan terhadap
Structure Modal
3. Yuli
Setyaning sih 2012
Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Aktiva, Ukuran
Perusahaan, Growth
Opportunity dan Operating
Leverage terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan
Properti yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2006-
2010 Dependen :
Struktur Modal
Independen:P rofitabilitas,
Struktur Aktiva,
Ukuran Perusahaan,
Growth Opportunity,
Operating Leverage
Regresi linier
berganda Profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal. Struktur aktiva,
ukuran perusahaan, growth opportunity
dan operating leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
4. Niken
Juniati 2010
Pengaruh Firm Size, Growth
Opportunity, Liquidity, dan
Profitability terhadap Struktur
Modal Perusahaan
Studi Kasus pada Dependen :
Struktur Modal
Independen: Pengaruh
Firm Size, Growth
Opportunity Liquidity, dan
Regresi linier
berganda Secara parsial:
Firm size tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
Growth opportunity berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
34 Perusahaan-
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI tahun 2003-2007
Profitability Liquidity
berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal. Profitability tidak
berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal. Secara simultan:
firm size, growth opportunity,
liquidity, dan profitability secara
bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
5. Faiza
Saleem, Bisma
Rafique, dan
Qaisar Mehmood
2013 TheDeterminatio
n of Capital Structure of Oil
and Gas Firms listed On
KarachiStockExc hangein Pakistan.
Dependen : Capital
Structure leverage
Independen : Firm Size,
Tangibility of Assets,
Profitability, and Growth.
Regresi linier
berganda Firm size,
berpengaruh positif terhadap Capital
Structure Leverage.
Sedangkan tangibility of assets
dan profitability growth berpengaruh
negatif terhadap capital structure
leverage.
6. Andi
Kartika 2010
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal
pada perusahaan Manufaktur yang
Go Public di BEI. Dependen:
Struktur modal
Independen : risiko bisnis
bussines risk, struktur
aktiva tangibility of
assets, profitabilitas
profitability dan ukuran
perusahaan firm size
Regresi linier
berganda Hasil pengujian
variabel independen risiko bisnis tidak
berpengaruh terhadap struktur
modalnya. Sedangkan variabel
independen yang lain yaitu struktur
aktiva, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal .
7. Azlan
Hafitz 2011
Pengaruh Firm Size, Growth
Opportunity, Dependen :
Struktur modal
Regresi linier
berganda Secara parsial :
Liquidity dan profitabilityberpenga
35 Liquidity dan
Profitability terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan
Otomotif yang Terdaftar di BEI.
Independen : Growth
Opportunity, Liquidity dan
Profitability ruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal.
Sedangkan firm size dan growth
opportunity tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal
Secara simultan : Firm Size, Growth
Opportunity, Liquidity dan
Profitability berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
8. Damayant
i 2013 Pengaruh
Struktur Aktiva, Ukuran
perusahaan, peluang
bertumbuh, dan Profitabilitas
terhadap Struktur Modal Studi
pada perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Regresi linier
berganda Secara parsial
maupun simultan, struktur aktiva,
ukuran perusahaan, peluang bertumbuh,
dan profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
9. Rabiah
Abdul Wahab,
M.Sabri, Moh
Amin, dan
Khairuddi n Yusop
2012 Determinants of
Capital Structure of Malaysian
Property Developers
Dependen: Capital
structure Independen :
Profitability, non-debt tax
shield, tangibility of
firm, growth opportunity,
dan liquidity Regresi
linier berganda
Profitability dan
tangibility of firm berpengaruh
signifikan terhadap capital structure.
Sedangkan non-debt tax shield, growth
opportunity
dan liquidity
tidak berpengaruh
signifikan terhadap capital structure.
10. Seftianee dan
Handayan i 2011
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Publik Sektor
Dependen: Struktur
Modal Independen :
Profitabilitas, Likuiditas,
Regresi linier
berganda Profitabilitas,
Likuiditas,Risiko Bisnis, Kepemilikan
Manajerial, dan Struktur
Aktiva tidak
berpengaruh
36 Manufaktur.
Ukuran Perusahaan,
Risiko Bisnis ,Growth
Opportunity, Kepemilikan
Manajerial dan Struktur
Aktiva signifikan terhadap
struktur modal. Sedangkan Ukuran
Perusahaan dan Growth opportunity
berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
Sumber : Berbagai jurnal dan skripsi
2.3 Kerangka Konseptual