aquades sampai tanda tera lalu dikocok. Selanjutnya diambil 50 ml filtrat dan diberi 2-3 tetes indikator phenolphthalein kemudian dititrasi dengan menggunakan
NaOH 0.1 N sampai berubah warna menjadi merah muda pink. Titarsi dilakukan dua kali atau duplo
TAT =
× ×
×
x 100 TAT
= Total Asam Tertitrasi V
= Volume NaOH 0.1 N ml N NaOH
= Normalitas NaOH Fp
= Faktor pengencer Volume labu takar ml filtrat yang diambil
BE = Bobot Ekuivalen
W = Berat contoh
1.5 Rasio Padatan Terlarut Total dan Total Asam Tertitrasi
Rasio Padatan Terlarut Total dengan Total Asam Tertitrasi dihitung dengan cara membandingkan nilai Padatan Terlarut Total dengan nilai Total
Asam Tertitrasi tiap hari pengamatan.
2. Pengamatan Non Destruktif
2.1 Susut Bobot Buah
Pengukuran susut bobot buah dilakukan menggunakan neraca analitik. Pengukuran dilakukan sebelum buah manggis disimpan Bo dan setiap akhir
pengamatan Bt yaitu dua hari sekali. Nilai susut bobot didapatkan dengan membandingkan pengamatan bobot awal dan bobot akhir. Pengamatan ini
dinyatakan dalam persen. Susut bobot =
x 100 Bo = Bobot awal pengamatan
Bt = Bobot setiap akhir pengamatan
2.2 Warna Kulit Buah
Pengamatan warna kulit buah menggunakan Color Reader dengan komponen nilai L gelap-terang, a hijau-merah, dan b biru-kuning. Nilai L
berkisar dari 0 hingga 100, semakin besar nilai L maka warna akan semakin terang. Nilai a dan b merupakan koordinat-koordinat kromatisasi, a menyatakan
kromatik campuran hijau-merah dengan nilai -a dari 0 sampai -60 untuk warna hijau dan untuk warna merah +a dari 0 sampai 60. Nilai b menyatakan warna
kromatik campuran biru-kuning, dengan nilai -b dari 0 sampai -60 untuk warna biru dan nilai +b dari 0 sampai 60 untuk warna kuning.
Pengamatan dilakukan dengan mengambil tiga sampel titik yang mewakili keseluruhan warna kulit buah.
2.3 Warna Kelopak Buah
Metode pengamatan warna kelopak buah sama seperti pengamatan warna kulit buah yaitu dengan menggunakan alat Color Reader. Pengamatan warna
kelopak buah manggis ini dilakukan dengan mengamati tiap kelopak yang ada pada buah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Buah manggis diambil dari salah satu sentra produksi yang berada di daerah Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Keadaan buah saat dipanen
masih berwarna hijau, namun setelah mengalami transportasi dari Purwakarta menuju Bogor buah mengalami perubahan warna kulit menjadi agak kemerahan
hingga keunguan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh etilen yang sangat tinggi pada buah manggis, sehingga warna kulit buah buah sangat cepat
berubah.Perlakuan dilakukan pada keesokan harinya karena buah manggis tiba pada waktu malam hari.
Buah yang digunakan adalah buah yang berumur sekitar 104 HSP dan mempunyai bobot rata-rata 50,36 gram. Buah yang digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi tiga kelompok warna kulit buah yaitu, hijau kemerahan, merah, keunguan dan ungu kehitaman.
Setelah buah diberi perlakuan, sitokinin dan bahan pelapis, buah disimpan di dalam lemari pendingin dengan kisaran suhu 15.0-16.9°C dan kelembaban
udara 84-98. Selama pengamatan terdapat buah yang terkena serangan penyakit busuk
buah dan timbul cendawan pada kulit buah. Akibat yang ditimbulkan adalah buah lebih cepat busuk, mengeras dan penampakannya menjadi tidak menarik. Buah
dengan kondisi busuk dan mengeras tidak dapat diamati, sehingga tidak semua pengamatan dilakukan sampai 30 HSP Hari Setelah Perlakuan, terutama untuk
pengamatan destruktif Resistensi Kulit Buah dan Kadar Air hanya dilakukan pengamatan sampai 26 HSP, sedangkan Padatan Total Terlalut, Total Asam
Tertitrasi serta Rasio Padatan Total Terlarut dan Total Asam Tertitrasi hanya dilakukan pengamatan hingga 24 HSP.
1. Resistensi Kulit Buah