Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja

79 Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant ,709 2,575 ,275 ,784 Komunikasi ,272 ,077 ,400 3,552 ,001 ,384 2,604 Motivasi ,258 ,065 ,444 3,949 ,000 ,384 2,604 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa : 1. Nilai VIF dari komunikasi dan motivasi kerja adalah lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. 2. Nilai Tolerance komunikasi danmotivasi kerja adalah lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap variabel terikat Kinerja. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 19.0 for windows. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut Y = α+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e Dimana: Y = Kinerja X 1 = Komunikasi X 2 = Motivasi Kerja α = Konstanta 80 b 1 , b 2 = Koefisien regresi e = Standar eror Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 19.0 for windows, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,709 2,575 ,275 ,784 Komunikasi ,272 ,077 ,400 3,552 ,001 Motivasi ,258 ,065 ,444 3,949 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui pada kolom kedua unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai b1 variabel Komunikasi sebesar 0,272 nilai b2 dan variabel Motivasi Kerja sebesar 0258 dan nilai konstanta a adalah 0,709 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 0,709 + 0,272 X 1 + 0,708 X 2 + e Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta a = 0,709, ini menunjukkan bahwa jika variabel Komunikasi dan Motivasi Kerja dianggap konstan maka tingkat variabel Kinerja PT PLN Persero Area Binjai sebesar 0,709. 2. Koefisien b1 X 1 = 0,272, menunjukkan bahwa variabel Komunikasi berpengaruh terhadap Kinerja atau dengan kata lain jika variabel Motivasi Kerja ditingkatkan maka Kinerja akan meningkat. 81 3. Koefisien b2 X 2 = 0,708, menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja. Dengan kata lain jika variabel Motivasi Kerja ditingkatkan maka Kinerja akan meningkat. 4.2.5 Uji Hipotesis 4.2.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X yaitu komunikasi dan motivasi kerja terhadap variabel terikat Y yaitu kinerja. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut: 1. H : b 1 = b 2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi dan Motivasi Kerja X terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Y. 2. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap variabel terikat Y yaitu Kinerja. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: 1. H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 2. H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df pembilang = k-1 df penyebut = n-k keterangan: n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat 82 Pada penelitian ini diketahui jumlah sampeln 78 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh : 1. df pembilang =3-1 =2 2. dfpenyebut =78-3 =75 Maka � ����� 0,052,75= 3, Tabel 4.12 Uji Signifikansi Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 332,737 2 166,368 65,396 ,000 a Residual 190,802 75 2,544 Total 523,538 77 a. Predictors: Constant, Motivasi, Komunikasi b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai F hitung 65,396 F tabel 3,12 dan tingkat signifikansi 0,000 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel penilaian komunikasi X 1 dan motivasi kerja X 2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat Kinerja pada PT PLN Persero Area Binjai. Dengan demikian maka H ditolak dan H a diterima.

4.2.5.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdiri dari komunikasi X 1 dan motivasi kerja X 2 secara parsial atau individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y. Kriteria pengujiannnya adalah: H : b 1 = b 2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi X 1 dan Motivasi Kerja X 2 terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Y. 83 Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi X 1 dan Motivasi Kerja X 2 terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Y. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: H diterima jika t hitung t tabel pada = 5 H a diterima jika t hitung t tabel pada = 5 Besar nilai t tabel diperoleh dengan derajat bebas df = n-k = 78-3 = 75 Maka t tabel = 0,05 75 = 1,992 Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parsial Uji t Komunikasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,709 2,575 ,275 ,784 Komunikasi ,272 ,077 ,400 3,552 ,001 Motivasi ,258 ,065 ,444 3,949 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa: 1. Variabel komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pada PT PLN Persero Area Binjai, hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sementara nilai t hitung 3,552 t tabel 1,992. 2. Variabel motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pada PT PLN Persero Area Binjai, hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung 3,949 t tabel 1,992. 84

4.2.5.3 Pengujian Koefisien Determinan R

2 Koefisien determinan R 2 pada intinya untuk mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R 2 ≥ 1. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan berlaku sebaliknya jika R 2 semakin kecil mendekati nol, maka semakin kecil pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 4.15 Koefisien Determinan R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,797 a ,636 ,626 1,59500 a. Predictors: Constant, Motivasi, Komunikasi b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Pada Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai R = 797. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja sebesar 79,7 yang berarti memiliki hubungan yang erat. Nilai adjusted R Square sebesar 0,626. Hal ini menunjukkan bahwa 62,6 faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh penilaian kepribadian dan kepuasan kerja sedangkan sisanya 37,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Berdasarkan hasil dari 12 pernyataan kuesioner variabel komunikasi terdapat sekitar 50 dari 78 responden yang merupakan karyawan PT PLN Persero Area Binjai menyatakan setuju. 6 enam variabel teratas yang meningkatkan komunikasi adalah memberikan laporan pekerjaan, perintah atau intruksi dimengerti, menjalin komunikasi 85 dengan bagian lain, merasa ketergantungan dengan bagian lain, mendapat kesempatan dalam memberi saran dan mendapat pujian atas pekerjaannya. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan terlampir uji t, terlihat t hitung untuk variabel komunikasi 3,552 dengan probabilitas sebesar 0,001. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5 diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Berarti variabel komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kinerja. Semakin tinggi komunikasi yang dimiliki pegawai PT PLN Persero Area Binajai maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Komunikasi penting bagi organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktifitas manajemen demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Perintah atau intruksi dimengerti oleh karyawan dan karyawan memberikan laporan pekerjaan kepada atasan menandakan bahwa terjalinnya komunikasi yang baik dalam organisasi antara atasan dan bawahan. Karyawan selalu mengerti akan perintah yang diberikan pemimpin sehingga dapat terhindari dari kesalahpahaman atau perbedaan persepsi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam bekerja. Menjalin komunikasi dengan bagian lain, mendapat kesempatan dalam memberi saran, mendapat pujian atas pekerjaannya dan merasa ketergantungan dengan bagian lain menandakan adanya komunikasi yang efektif antara setiap bagian dalam organisasi tersebut yang mampu untuk menyebarluaskan informasi dengan cepat sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan secara bersamaan meningkatkan kinerja pereusahaan. Hasil Penelitian ini didukung oleh pernyataan dari Purwanto 2006:3 komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu terdapat di dalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol 86 itu mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik feedback bagi komunikan setelah mendapatkan pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Menurut Robert L. Mathis-John H.Jackson 2006 : 378 kinerja performance pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan adalah kemampuan kinerja yang dicapai dan diinginkan dari perilaku pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab secara individu atau kelompok. Dari kedua pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa adanya hubungan antara komunikasi dan kinerja.Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penilitian terdahulu Triana., 2012, yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

4.3.2 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja