Skala Pengukuran Variabel Metode Pengumpulan Data Kesimpulan

46 3. Horizontal 4. Diagonal a. Informasi b. Koordinasi tugas dengan bagian yang sama c. Rapat a. Informasi diterima dengan baik b. Hubungan antar divisi bagian lain c. Koordinasi dengan bagian lain Motivasi Pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintergrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. 1. Faktor Motivasi Intrinsik 2. Faktor Motivasi Ekstrinsik a.Keberhasilan b.Pengakuanpenghar gaan c.Pekerjaan itu sendiri d.Tanggung jawab e.Pengembangan a.Kebijakan dan administrasi b.Supervisi c.Hubungan antar prbadi d. Kondisi kerja e.Gaji Likert Kinerja Hasil Kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan 1 Kuantitas Hasil 2.Kualitas Hasil a. Target Kerja b. Volume pekerjaan a. Pelaksanaan pekerjaan cepat dan tepat b. Ketelitian c. Kerapian d. Kualitas pelayanan Likert Sumber: Stephen P.Robbins 2008 : 9, Hasibuan 2007, Robert L.Mathis 2007 : 419

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel bebas dan terikat ialah menggunakan skala Likert. Skala tersebut digunakan untuk mengatur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugioyono, 2007:132. 47 Skala likert digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan diberi skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang mana skala tersebut mempunyai bobot nilai. Setiap jawaban diberi bobot nilai seperti Tabel 3.2 : Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert Keterangan Skor Sangat Setuju SS 5 Setuju S 4 Ragu-ragu R 3 Tidak Setuju TS 2 Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber : Sugiyono 2007:132

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian untuk ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008:13. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT PLN Persero Area Binjai yang berjumlah 78 orang. Tabel 3.3 Jumlah karyawan per bidang tahun 2014 No Unit kerja bagian Jumlah karyawan 1 ADM umum dan pelayanan 20 2 Transaksi energi listrik 18 3 Jaringan 31 4 AN Kinerja 9 Total 78 Sumber : PT PLN Persero Area Binjai

3.6.2 Sampel

Prosedur penarikan sampel menggunakan metode sensus artinya seluruh populasi yang ada digunakan sebagai sampel penelitian. Hal ini dilakukan bila jumlah relatif kecil Sugiyono. Jadi sampel dalam penelitian adalah 78 tujuh puluh delapan orang karyawan. 48

3.7 Jenis dan Sumber Data

1. Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah: a. Data kualitatif

Yaitu data yang bukan dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat dihitung, dan diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan perusahaan dan karyawan dalam perusahaan serta informasi-informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. b. Data Kuantitatif Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang dipilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner dan melakukan wawancara. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data perusahaan, jurnal, buku-buku pendukung, penelusuran internet dan lainnya.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Kuesioner 49 Memberikan daftar pertanyaan kepada karyawan yang telah ditetapkan sebagai sampel atau responden penelitian. 2. Wawancara Metode untuk mendapatkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan keterangan yang menunjang analisis dalam penelitian. 3. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaiatan dengan masalah.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan data yang valid. Valid diartikan bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Sugiyono, 2008: 172. Uji validitas dilakukan kepada 30 responden diluar sampel PTPLN Rayon Binjai Timur dan PT PLN Rayon Binjai Barat. Kriteria dalam melakukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS versi 19.Nilai r tabel dengan ketentuan N = jumlah responden = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5, maka angka yang diperoleh = 0,361 r tabel . Tabel 3.4 Uji Validitas Komunikasi � � No Pernyataan R tabel R hitung Ket 1 P2 0,361 0,385 Valid 50 2 P4 0,361 0,373 Valid 3 P5 0,361 0,593 Valid 4 P7 0,361 0,593 Valid 5 P9 0,361 0,412 Valid 6 P11 0,361 0,489 Valid 7 P13 0,361 0,393 Valid 8 P15 0,361 0,437 Valid 9 P18 0,361 0,381 Valid 10 P20 0,361 0,382 Valid 11 P21 0.361 0,387 Valid 12 P24 0,361 0,541 Valid Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Tabel 3.4 menuunjukkan semua butir pernyataan memimiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel 0,361.Dengan demikian semua butir pertanyyan dinyatakan valid Tabel 3.5 Uji Validitas Motivasi Kerja X2 No. Pernyataan R tabel R hitung Ket 1. P1 0,361 0,381 Valid 2. P4 0,361 0,670 Valid 3. P6 0,361 0,375 Valid 4. P8 0,361 0,369 Valid 5. P10 0,361 0,388 Valid 6. P11 0,361 0,393 Valid 7. P14 0,361 0,577 Valid 8. P16 0,361 0,497 Valid 9. P17 0,361 0,547 Valid 10. P18 0,361 0,585 Valid 11. P19 0,361 0,489 Valid 12. P20 0,361 0,660 Valid 13. P21 0,361 0,568 Valid 14. P22 0,361 0,537 Valid Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Tabel 3.5 menuunjukkan semua butir pernyataan memimiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel 0,361. Dengan demikian semua butir pertanyyan dinyatakan valid. Tabel 3.6 Kinerja Karyawan Y No Pernyataan R tabel R hitung Ket 1 P2 0,361 0,423 Valid 2 P3 0,361 0,596 Valid 3 P5 0,361 0,453 Valid 4 P6 0,361 0,477 Valid 51 5 P8 0,361 0,408 Valid 6 P9 0,361 0,514 Valid 7 P12 0,361 0,370 Valid Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2014 Tabel 3.6 menuunjukkan semua butir pernyataan memimiliki nilai Corrected Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel 0,361. Dengan demikian semua butir pertanyyan dinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang dan Lufti 2012:79 reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai CronbachAlpa 0,70. Uji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan aplikasi Software SPSS 19. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut reliable Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut reliable Pengujian validitas dan reliabilitas ini dilakukan kepada 30 karyawan PTPLN Persero Rayon Binjai Timur dan PT PLN Rayon Binjai Barat. Tabel 3.7 Reabilitas Variabel komunikasi Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,797 12 Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Pada Tabel 3.7 menunjukkan bahwa pernyataan untuk variabel komunikasi reliabel, karena nilai CronbachAlpa0,70 artinya reliabilitas baik. Tabel 3.8 Reabilitas Variabel Motivasi Kerja Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items 52 Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,843 14 Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Pada Tabel 3.8 menunjukkan bahwa pernyataan untuk variabel kepuasan kerja reliabel, karena nilai CronbachAlpa 0,80 artinya reliabilitas sangat baik. Tabel 3.9 Reabilitas Variabel Kinerja Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,744 7 Sumber: Hasil Penelitian Data Diolah, 2015 Pada Tabel 3.9 menunjukkan bahwa pernyataan untuk variabel kepuasan kerja reliabel, karena nilai CronbachAlpa 0,70 artinya reliabilitas baik.

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data, sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.10.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan 53 Kolmograv Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka Asymp.sig.2-tailed diatas signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Muslich, Syafrizal 2012:100.

3.10.2.2 Uji Heterokedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka akan ada nilai indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggotaa grup tersebut Muslich, Syafrizal 2012:108.

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas

Istilah kolineritas ganda multicollinearity diciptakan oleh Ragner Frish di dalam bukunya: Statistical Confluence Analysis by Means of Complete Regression System. Aslinya istilah ini berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak Perfect or Exact diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi multikolinear sempurna muncul ketika jumlah observasi nol, sedangkan multikolinear tak sempurna muncul ketika jumlah observasi lebih kecil dari jumlah prameter yang akan ditaksir Muslich, Syafrizal 2012:133.

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen X yang terdiri dari komunikasi X 1 dan motivasi kerja X 2 terhadap variabel dependen Y yaitukinerja. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah: 54 Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Keterangan: Y = Kinerja a = konstanta b 1 ...b 2 =koefisien regresi X 1 = variabel komunikasi X 2 = variabel motivasi kerja e = standard error 3.10.4 Uji Hipotesis 3.10.4.1 Uji Signifikasi Simultan uji F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

3.10.4.2 Uji Signifikasi Parsial uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

3.10.4.3 Koefisien Determinan R

2 Koefisien determinan R 2 pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu 0 R 2 1. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan pengaruh variabel independen X 1 , X 2 adalah besar terhadap variabel dependen Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R 2 semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen X 1 , X 2 terhadap variabel dependen Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang 55 digunakan tidak kuat menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah adanya listrik di Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Listrik mulai ada di Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia Jakarta, maka 30 tahun kemudian listrik mulai ada di Sumatera Utara tepatnya di Medan yang dibangun oleh NV. Nigem dan Ogem, perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga CV Aniem, Brastagi, dan Tarutung 1929, Batu 1926, dan Tanjung Tiram 1937. Perusahaan swasta Belanda diambil oleh militer Jepang yang hanya mengambil alih pengolahan tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan pada masa penjajahan Jepang. Daerah kerja dibagi menjadi perusahaan listrik Sumatera Utara, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai dengan struktur organisasi pemerintahan militer Jepang pada waktu itu. Kesatuan aksi mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Aksi menganbil alih itu selesai bulan Oktober 1945 yang melahirkan jawaban listrik sesuai dengan Kepres No. 1SD4527 Oktober 1945. Perusahaan listrik di bawah nauangan departemen PUTL Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dan hingga saat ini, tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Listrik Nasional. Khusus Medan pada tahun 1955 berdiri PLN Distribusi Cabang Sumut Sumatera dan Tapanuli. Setelah dikeluarkan SK Menteri PUTL No. 16120 tanggal 20 Mei 1961 maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Riau dan Sumatera Barat menjadi Eksploitasi I. Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekspolisi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. 009DIR.PLN66 tanggal 14 April 1966 57 PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan 1 sektor yaitu Medan, Binjai, Sibolga, Pemantang Siantar berkedudukan di Tebing Tinggi karena Pematang Siantar masih dikelola oleh PLTD dan sektor Glugur. Pada peraturan pemerintah No. 18 Tahun 1972 mempertegas PLN sebagai perusahaan umum listrik negara dengan hak, wewenang dan tanggungjawab membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di Indonesia, maka untuk kota madya Binjai pada tanggal 3 Juni 1972 resmilah PLN dengan nama FERUM Eksploitasi I Sumatera Utara Cabang Binjai, kemudian disusul dengan keputusan Menteri PUTL No. 1PRT73 untuk menetapkan perubahan PLN dari perusahaan listrik negara menjadi perum sebagai satu-satunya perusahaan negara yang dibentuk oleh pemerintah untuk membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh wilayah Republik Indonesia. SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera wilayah diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang mengubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah dan PLN Pembangunan menjadi PLN Proyek Induk, maka PLN Eksploitasi II Sumatera Utara menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Oleh karena itu terjadinya perubahan tersebut maka perusahaan PLN Eksploitasi II Sumatera Utara Cabang Binjai berubah pula menjadi FERUM PLN Wilayah II Sumatera Utara Cabang Binjai. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan usaha menyediakan tenaga listrik, maka tanggal 16 Juni 1994 yang ditetapkan Presiden Republik Indonesia, maka dengan ini berubah bentuk perusahaan listrik negara dari perusahaan umum FERUM menjadi Perseroan terbatas Persero, maka perusahaan umum listrik negara wilayah II Sumatera Utara Cabang Binjai berubah menjadi PT PLN Persero Wilayah II Sumatera Utara Cabang Binjai. Dan berdasarkan surat Keputusan No. 078k023DIR1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN Persero pembangkitan dan penyaluran 58 Sumatera bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Pembangkitan dan Penyaluran. Sementara itu, PLN Wilayah II berkosentrasi pada distribusi dan penjualan listrik. PT PLN Persero berdiri pada tahun 1975, dengan pembagian daerah kerja PT PLN Persero Area Binjai yang meliputi 14 rayon, diantaranya: 1. PT PLN Persero Rayon Binjai Kota 2. PT PLN Persero Rayon Binjai Timur 3. PT PLN Persero Rayon Binjai Barat 4. PT PLN Persero Rayon Kuala 5. PT PLN Persero Rayon Stabat 6. PT PLN Persero Rayon Tanjung Pura 7. PT PLN Persero Rayon Gebang 8. PT PLN Persero Rayon Pangkalan Susu 9. PT PLN Persero Rayon Kabanjahe 10. PT PLN Persero Rayon Brastagi 11. PT PLN Persero Rayon Tiga Binanga 12. PT PLN Persero Rayon Sidikalang 13. PT PLN Persero Rayon Pakpak Barat 14. PT PLN Persero Rayon Pangkalan Brandan Setiap Rayon di atas terdapat kantor jaga. Sekarang ini PT PLN Persero Area Binjai dipimpin oleh Bapak Sudirman di mana salah satu tugas utamanya adalah berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanan PT PLN Persero Area Binjai kepada masyarakat konsumen, serta peningkatan pengawasan dan penertiban intern danekstern pada perusahaan. 59

4.1.2 Visi dan Misi PT PLN Persero Area Binjai

PT PLN Persero Area Binjai dalam mencapai tujuannya telah menetapkan visi dan misi yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatannya, yaitu : 1. Visi Diakui sebagai perusahaan tenaga listrik yang bertumbuh kembang, unggul dan terpecaya di Wilayah Sumatera. Misi a. Melaksanakan usaha pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu sesuai target kinerja unit dengan efektif dan efisien, untuk memberikan kontribusi optimal kepada perseroan. b. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memperhatikan kepentingan stakeholder berdasarkan kebijakan perseroan. c. Mengupayakan agar tenaga listrik dapat menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4.1.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi 60

4.1.4 Kegiatan Usaha

Sesuai Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha Perusahaan: 1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrikyang mencakup: a. Pembangkitan tenaga listrik. b. Penyaluran tenaga listrik. c. Distribusi tenaga listrik. d. Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik. e. Pengembangan penyediaan tenaga listrik. 2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrikyang mencakup: a. Konsultasi ketenagalistrikan. b. Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan. c. Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan d. tenaga listrik. 3. Kegiatan-kegiatan lainnyamencakup: a. Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik. b. Pemberian jasa operasi dan pengaturan dispatcher pada pembangkitan, transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik. c. Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan tenaga listrik. d. Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan. 61 4. Usaha jasa ketenagalistrikan. Kegiatan usaha Perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: a. Kegiatan Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai induk perusahaan termasuk diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik pembangkitan, transmisi dan distribusi secara umum dan penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha, pengembangan organisasi dan SDM. Kegiatan perencanaan dilakukan oleh induk Perusahaan yang mencakup pokok kebijakan makro, sedangkan detilnya dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi. b. Kegiatan Pembangunan Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan, transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari satuan organisasi konstruksi Proyek Induk, sementara itu pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah dan distribusi. Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan APBN adalah merupakan tugas Pemerintah melalui Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi. c. Kegiatan UsahaOperasi Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat Listrik Tenaga Uap PLTU berbasis batubara, gas alam atau bahan bakar minyak BBM, Pusat Listrik Tenaga Air PLTA, berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, Pusat Listrik Tenaga Gas PLTG gas turbine berbasis gas alam atau BBM, Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan Pusat Listrik Tenaga Diesel PLTD berbasis BBM. Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa jenis 62 pembangkit, yaitu PLTUberbahan bakar batubara, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap PLTGU- combined cycle berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan PLTD berbasis BBM. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat tegangan seperti Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Tegangan Tinggi 150 dan 70 kV. Semakin besar daya yang akan disalurkan melalui kawat transmisi berukuran sama, semakin tinggi tegangan yang diperlukan. Tingkat tegangan di gardu induk yang berkapasitas 500 kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada pelanggan. Kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV dan jaringan menengah sebesar 20 kV, sementara untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui Jaringan Tegangan Menengah JTM 20 kV dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380220 volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah JTR ke sambungan rumah SR. 5. Kegiatan Riset dan Penunjang Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup hal-hal berikut: a. PT PLN Persero Pusat Pendidikan dan Pelatihanyang bertugas untuk menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik, manajemen, keuangan dan administrasi umum. b. PT PLN Persero Pusat Enjiniring Ketenagalistrikanyang bertugas memberikan dukungan dalam studi kelayakan, disain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik. Untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan. c. PT PLN Persero Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikanyang bertugas untuk memberi dukungan dalam standarisasi, kalibrasi dan pengujian peralatan listrik serta instrumen lainnya. 63 d. PT PLN Persero Jasa Sertifikasiyang bertugas untuk memberikan dukungan dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta kelayakan instalasi tenaga listrik dan tera meter. e. PT PLN Persero Jasa Manajemen Konstruksiyang bertugas untuk memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan. f. PT PLN Persero Jasa dan Produksiyang bertugas untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan kuesioner. Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 78 orang responden karyawan PT PLN Persero Area Binjai. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin dan usia.

1. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 64 82,1 Wanita 14 17,9 Total 78 100,0 Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2015 Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah 64 orang responden 82,1 berjenis kelamin laki-laki dan 14 orang responden 17,9 berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan karyawan perempuan. PT PLN Persero Area Binjai 64 menerima lebih banyak karyawan laki-laki dengan alasan karena pekerjaan bagian jaringan dan IT lebih membutuhkan karyawan laki-laki yang berkompeten karena beban pekerjaan ini sangat besar dan beresiko. Sedangkan karyawan perempuan ditepatkan dibagian lain misalnya bagian adminitrasi yang cenderung lebih membutuhkan kerarapian, kesabaran dan ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2 Crosstab jenis kelamin dan usia Usia Total 20-35 35-45 45 Kelamin pria 11 9 44 64 wanita 7 1 6 14 Total 18 10 50 78 Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2015 Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkaan usia adalah 18 orang responden berusia diantara 20 – 35 tahun, 10 orang responden berusia diantara 35 – 45 tahun dan 50 responden berusia 45. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas usia responden 45 tahun yang berarti bahwa karyawan yang dimiliki PT PLN Persero Area Binjai adalah karnyawan yang kematangan serta kesiapan karyawan dalam menilai kondisi maupun iklim kerja perusahaan. Semakin tinggi usia seseorang diharapkan semakin matang pula cara pikir , bertindak dan semakin banyaknya pengalaman karyawan itu. 65

3. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 Crosstab jenis kelamin dan pendidikan Pendidikan Total SLTAsed erajat Diploma S1 Lainnya Kelamin pria 46 8 9 1 64 wanita 5 6 3 14 Total 51 14 12 1 78 Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah SLTASederajat, sebanyak 51 orang atau sebesar 65,4. Kemudian tingkat pendidikan responden Diploma sebanyak 14 orang atau sebesar 17,9 , responden S1 sebanyak 12 orang atau sebesar 15,4 , dan lainnya sebanyak 1 orang atau sebesar 1,3.

4. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.4 Crosstab jenis kelamin dan masa kerja Masakerja Total 5 tahun 6-10 tahu 10-15 tahun 15 tahun Kelamin Pria 7 5 2 50 64 wanita 6 1 1 6 14 Total 13 6 3 56 78 Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2015 Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkaan masa kerja adalah 13 orang responden selama 5 tahun, 6 orang responden selama diantara 6 – 10 tahun, 3 responden selama diantara 10-15 tahun dan 56 responden selama 15. Tabel 4.4menunjukkan bahwa mayoritas masa kerja responden 15 tahun yang berarti bahwa 66 karyawan yang dimiliki PT PLN Persero Area Binjai adalah karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan dan berpengalaman.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan komunikasi dan motivasi kerja kerja terhadap kinerja karyawan di PT PLN Persero Area Binjai. Variabel Komunikasi � 1 terdiri dari 12 butir pertanyaan, variabel Motivasi Kerja � 2 terdiri dari 14 butir pertanyaan, variabel Kinerja Y terdiri dari 7 butir pertanyaan. Untuk dapat menginterpretasikan nilai rata-rata, maka dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval. Adapun rentang skala pada variabel adalah sebagai berikut : �������������� −��������� ��� ℎ �������������� = 5 −1 5 = 0,8 Rentang skala tersebut adalah : 1,00 – 1,8 = Sangat tidak setuju 1,8 – 2,6 = Tidak setuju 2,6 – 3,4 = Kurang setuju 3,4 – 4,2 = Setuju 4,2 – 5,0 = Sangat setuju

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabael Komunikasi X1 No Item Pernyataan STS TS R S SS F F F F F 1 P1 9 11,5 34 43,6 35 44,9 2 P2 13 16,7 50 64,1 15 19,2 3 P3 2 2,6 5 6,4 54 69,2 17 21,8 4 P4 1 1,3 6 7,7 45 57,7 26 33,3 5 P5 11 14,1 39 50,0 28 35,9 6 P6 3 3,8 8 10,3 30 38,5 37 47,4 7 P7 1 1,3 11 14,1 40 51,3 26 33,3 8 P8 11 14,1 53 67,9 14 17,9 9 P9 10 12,8 43 55,1 25 32,1 10 P10 1 1,3 9 11,5 35 44,9 33 42,3 67 11 P11 10 12,8 35 44,9 33 42,3 12 P12 11 14,1 51 65,4 16 20,5 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pada pernyataan pertama sebanyak 9 responden 11,5 menyatakan ragu-ragu, 34 responden 43,6 menyatakan setuju dan 35 responden 44,9 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab sangat setuju yang berati karyawan PT PLN Persero Area Binjai mengerti atas perintah atau intruksi yang di yang diberikan oleh pimpin perusahaan. 2. Pada pernyataan kedua sebanyak 13 responden 16,7 menyatakan ragu-ragu, 50 responden 64,1 menyatakan setuju dan 15 responden 19,2 menyatakan sangat setuju. Responden cedrung menjawab setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai diberi penjelasan dan prosedur pada setiap pekerjannya. 3. Pada pernyataan ketiga sebanyak 3responden 2,6 menyatakan tidak setuju, 5 responden 6,4 menyatakan ragu-ragu, 54 responden 69,2 menyatakan setuju dan 17 responden 21,8 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai menerima teguran atas kesalahan yang dilakukan. 4. Pada pernyataan keempat sebanyak 1 responden 1,3 menyatakan tidak setuju, 6 responden 7,7 menyatakan ragu-ragu, 45 responden 57,7 menyatakan setuju dan 26 responden 33,3 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai mendapat pujian bila menjalankan tugas dengan memuaskan. 5. Pada pernyataan kelima sebanyak 11 responden 14,1 menyatakan ragu-ragu, 39 responden 50,0 menyatakan setuju dan 28 responden 35,9 menyatakan sangat 68 setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berati karyawan PT PLN Pesero Area Binjai Mendapat kesempatan dalam memberikan saran pada perusahaan. 6. Pada pernyataan keenam sebanyak 3 responden 3,8 menyatakan tidak setuju, 8 responden 10,8 menyatakan ragu-ragu, 30 responden 38,5 menyatakan setuju dan 37 responden 47,7 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab sangat setuju yang berarti karyawan PT PLN Pesero Area Binjai karyawan rutin memberi laporan setelah melakukan pekerjaannya. 7. Pada pernyataan ketujuh sebanyak 1 responden 1,7 menyatakan tidak setuju, 11 responden 14,1 menyaatakan ragu-ragu, 40 responden51,3menyatakan setuju dan 26 responden 33,3menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai selalu memberikan informasi terbaru tentang pekerjaan kepada karyawan lain untuk pencapaian tujuan perusahaan. 8. Pada pernyataan kedelapan sebanyak 11 responden 14,1 menyatakan ragu-ragu, 53 responden 67,9 menyatakan setuju, 14 responden 17,9 dan menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berarti pimpinan dan karyawan PT PLN Area Persero Binjai mendistribusikan koordinasi tugas dalam perusahaan. 9. Pada pernyataan kesembilan sebanyak 10 responden 12,8 menyatakan ragu-ragu, 43 responden 55,1 menyatakan setuju dan 25 responden 32,1 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berarti pimpinan dan karyawan PT PLN Persero Area Binjai rapat untuk mendiskusikan konflik yang terjadi dalam perusahaan. 10. Pada pernyataan kesepuluh sebanyak 1 responden 1,3 menyatakan tidak setuju, 9 responden 11,5 menyatakan ragu-ragu, 35 responden 44,9 menyatakan setuju dan 33 responden 42,3 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab 69 setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai menjalin komunikasi yang baik dengan karyawan bagian lain sehingga mempermudah karyawan untuk memperoleh informasi secara cepat tentang pekerjaan. 11. Pada pernyataan kesebelas sebanyak 10 responden 12,8 menyatakan ragu-ragu, 35 responden 44,9 menyatakan setuju dan 33 responden 42,3 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berarti karyawan PT PLN Pesero Area Binjai merasa ketergantungan diantara bagian yang satu dengan bagian yang lain. 12. Pada pernyataan keseduabelas 11 responden 14,1 menyatakan ragu-ragu, 51 responden 65,4 menyatakan setuju dan 16 responden 20,5 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berati karyawan PT PLN Pesero Area Binjai selalu berkoordinasi dengan karyawan bagian lain.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Motivasi Kerja X 2 No Item Pernyataan STS TS R S SS F F F F F 1 P1 6 7,1 35 44,9 37 47,4 2 P2 9 11,5 35 44,9 34 43,6 3 P3 2 2,0 4 5,1 37 47,4 35 44,9 4 P4 38 48,7 40 51,3 5 P5 8 10,3 37 47,4 33 42,3 6 P6 6 7,7 39 50,0 33 42,3 7 P7 9 11,5 36 46,2 33 42,3 8 P8 2 2,6 8 10,3 33 42,3 35 33,3 9 P9 2 2,6 8 10,3 42 53,8 26 33,3 10 P10 11 14,1 38 48,7 29 37,2 11 P11 2 2,6 5 6,4 35 44,9 36 46,2 12 P12 39 50,0 39 50,0 13 P13 8 10,3 39 50,0 31 39,7 14 P14 6 7,7 35 44,9 37 47,4 Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2015 Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pada pernyataan pertama sebanyak 6 responden 7,1 menyatakan ragu-ragu, 35 responden 44,9 menyatakan setuju dan 37 responden 47,4 menyatakan sangat 70 setuju. Responden cendrung menyatakan sangat setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai berusaha keras untuk mencapai prestasi target. 2. Pada pernyataan kedua sebanyak 9 responden 11,5 menyatakan ragu-ragu, 35 responden 44,9 menyatakan setuju dan 34 responden 43,6 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai mendapat pengakuan dari rekan kerja atas prestasi kerja yang dicapai. 3. Pada pernyataan ketiga sebanyak 2 responden 2,0 menyatakan tidak setuju, 4 responden 5,1 menytakan ragu-ragu, 37 responden 47,4 menyatakan setuju dan 35 responden 44,9 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Pesero Area Binjai merasa pekerjaan yang diberikan menantang. 4. Pada pernyataan keempat sebanyak 38 responden 48,7 menyatakan setuju dan 40 responden 51,3 menyatakan sangat setuju. Respon den cendrung menytakan sangat setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa tertantang untuk meminta tanggung jawab dan wewenang lebih besar kepada perusahaan. 5. Pada pernyataan kelima sebanyak 8 responden 10,3 menytakan ragu-ragu, 37 responden 47,4 menyatakan setuju dan 33 responden 42,3 menytakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berati karayawan PT PLN Pesero Area Binjai kerja diberikan kesempatan mengembangkan kereatifitas diri karyawan. 6. Pada pernyataan keenam sebanyak 6 responden 7,7 menyatakan ragu-ragu, 39 responden 50,0 menyatakan setuju dan 33 responden 42,3 menytakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berarti karyawan PT PLN 71 Perseo Area Binjai merasa kebijakan yang diterapkan pimpinan sudah sesuai dengan standart PT PLN Persero Area Binjai. 7. Pada pernyataan ketujuh sebanyak 9 responden 11,5 menyatakan ragu-ragu, 36 responden 46,2 menyatakan setuju dan 33 responden 42,3 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab setuju yang berati karyawan PT PLN Persero Area Binjai menganggap sistem administrasi memberikan kenyamanan kepada karyawan. 8. Pada Pernyataan kedelapan sebanyak 2 responden 2,6 menyatakan tidak setuju, 8 responden 10,3 menytakan ragu-ragu, 33 responden 42,3 menyatakan setuju dan 35 responden 44,9 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menjawab sangat setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai bila ada masalah perusahaan pimpinan selalu berupaya mendiskusikan dengan karyawan. 9. Pada pernyataan kesembilan sebanyak 2 responden 2,6 menytakan tidak setuju, 8 responden 10,3 menyatakan ragu-ragu, 42 responden 53,8 menytakan setuju dan 26 responden 33,3 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa bahwahubungan antar sesama karyawan mampu meningkatkan profesional kerja. 10. Pada pernytaan kesepuluh sebanyak 11 responden 14,1 menyatakan ragu-ragu, 38 responden 48,7 menyatakan setuju dan 29 responden 37,2 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa mudah menjalin hubungan baik dengan karyawan lain. 11. Pada pernyataan kesebelas sebanyak 2 responden 2,6 menyatakan tidak setuju, 5 responden 6,4 menyatakan ragu-ragu, 35 responden 44,9 menyatakan setuju dan 36 responden 46,2 menytakan sangat setuju. Responden cendrung 72 menyatakan sangat setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa kondisi kerja PT PLN Persero Area Binjai sangat menyenangkan. 12. Pada pernyataan keduabelas sebanyak 39 responden 50,0 menyatakan setuju dan 39 responden 50,0 menyatakan sanngat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju dan sangat setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa pimpinan bersikap ramah terhadap karyawan. 13. Pada pernyataan ketigabelas sebanyak 8 responden 10,3 menyatakan ragu-ragu, 39 responden 50,0 menyatakan setuju dan 31 responden 39,7 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa puas atasimbalan berupa bonus yang diberikan perusahaan. 14. Pada pernytaan keempat belas sebanyak 6 responden 7,7 menyatakan ragu-ragu, 35 responden 50,0 menyatakan setuju dan 37 responden 47,4 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan sangat setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai mendapat tambahan gaji insentif sesuai dengan prestasi yang capai karyawan. 3.Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel KinerjaY No Item Pernyataan STS TS R S SS F F F F F 1 P1 11 14,1 43 55,1 24 30,8 2 P2 12 15,4 42 53,8 24 30,8 3 P3 7 9,0 46 59,0 25 32,1 4 P4 2 2,6 3 3,8 39 50,0 34 43,6 5 P5 1 1,3 40 51,3 37 47,4 6 P6 7 9,0 41 52,6 30 38,5 7 P7 45 57,7 33 42,3 Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2015 73 Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pada penyataan pertama sebanyak 11 responden 14,1 menyatakan ragu-ragu, 43 responden 55,1 menyatakan setuju dan 24 responden 30,8 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa kinerja karyawan sesuai dengan target pencapaian perusahaan 2. Pada pernyataan kedua sebanyak 12 responden 15,4 menyatakan ragu-ragu, 42 responden 53,8 menyatakan setuju dan 24 responden 30,8 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai mendapat volume pekerjaan sesuai dengan kemampuan karyawan. 3. Pada pernyataan ketiga sebanyak 7 responden 9,0 menyatakan ragu-ragu, 46 responden 59,0 menyatakan setuju dan 25 responden 32,1 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan. 4. Pada pernytaaan keempat sebanyak 2 responden 2,6 menyatakan tidak setuju, 3 responden 3,8 menyatakan ragu-ragu, 39 responden 50,0 menyatakan setuju dan 34 responden 43,6 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Pesero Area Binjai mengerjakan tugas tanpa ada kesalahan. 5. Pada pernyataan kelima sebanyak 1 responden 1,3 menyatakan ragu-ragu, 40 responden 51,3 menyatakan setuju dan 37 responden 47,4 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai merasa tidak enak misalnya sungkan, malu jika pekerjaan belum selesai. 74 6. Pada pernyataan keenam sebanyak 7 responden 9,0 menyatakan ragu-ragu, 41 responden 52,6 menyatakan setuju dan 30 responden 38,5 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Perero Area Binjai selalu menyelesaikan pekerjaan dengan rapi. 7. Pada pernytaan ketujuh 45 responden 57,7 menyatakan setuju dan 33 responden 42,3 menyatakan sangat setuju. Responden cendrung menyatakan setuju yang berarti karyawan PT PLN Persero Area Binjai mementingkan kualitas pelayanan terhadap konsumen. 4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. 1. Pendekatan Grafik Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. 75 Sumber : Hasil pengolahan SPSS 2015 Gambar 4.2 Histigram Uji Normalitas Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2015 Gambar 4.3 Histogram Uji Normalitas 76 Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal dapat di lihat pada scatterplot, terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal.

2. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistic tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang berdasarkan dengan uji statistic non-parametik Kolmogorv-Smirnov K-S untuk memastikan apakah data benar berdistribusi normal. Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 78 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,57414960 Most Extreme Differences Absolute ,064 Positive ,049 Negative -,064 Kolmogorov-Smirnov Z ,567 Asymp. Sig. 2-tailed ,904 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. 2-tailed adalah 0,904. Dan di atas nilai signifikan 5 0,05, dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu variabel pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu : 77 1. Metode Grafik Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitastisitas. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Gambar 4.4 Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada data residual. 2. Uji Glejser 78 Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.9 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2,536 1,489 1,703 ,093 Komunikasi -,074 ,044 -,305 -1,670 ,099 Motivasi ,040 ,038 ,195 1,066 ,290 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat jelas menunjukkan tidak satupun variabel indepnden yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel depanden absolut Ut absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 0,05, jadi disimpulkan model regresi tidak mempengaruhi heteroskedastisitas.

4.2.3.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinieritas dengan menganalisis matriks korelasi antar variabel dan perhitungan nilai. 79 Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant ,709 2,575 ,275 ,784 Komunikasi ,272 ,077 ,400 3,552 ,001 ,384 2,604 Motivasi ,258 ,065 ,444 3,949 ,000 ,384 2,604 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa : 1. Nilai VIF dari komunikasi dan motivasi kerja adalah lebih kecil atau dibawah 5 VIF 5, ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi. 2. Nilai Tolerance komunikasi danmotivasi kerja adalah lebih besar dari 0,1 Tolerance 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap variabel terikat Kinerja. Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 19.0 for windows. Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut Y = α+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e Dimana: Y = Kinerja X 1 = Komunikasi X 2 = Motivasi Kerja α = Konstanta 80 b 1 , b 2 = Koefisien regresi e = Standar eror Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS versi 19.0 for windows, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,709 2,575 ,275 ,784 Komunikasi ,272 ,077 ,400 3,552 ,001 Motivasi ,258 ,065 ,444 3,949 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui pada kolom kedua unstandardized Coefficients bagian B diperoleh nilai b1 variabel Komunikasi sebesar 0,272 nilai b2 dan variabel Motivasi Kerja sebesar 0258 dan nilai konstanta a adalah 0,709 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 0,709 + 0,272 X 1 + 0,708 X 2 + e Berdasarkan persamaan diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Konstanta a = 0,709, ini menunjukkan bahwa jika variabel Komunikasi dan Motivasi Kerja dianggap konstan maka tingkat variabel Kinerja PT PLN Persero Area Binjai sebesar 0,709. 2. Koefisien b1 X 1 = 0,272, menunjukkan bahwa variabel Komunikasi berpengaruh terhadap Kinerja atau dengan kata lain jika variabel Motivasi Kerja ditingkatkan maka Kinerja akan meningkat. 81 3. Koefisien b2 X 2 = 0,708, menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja. Dengan kata lain jika variabel Motivasi Kerja ditingkatkan maka Kinerja akan meningkat. 4.2.5 Uji Hipotesis 4.2.5.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F Pengujian ini dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas X yaitu komunikasi dan motivasi kerja terhadap variabel terikat Y yaitu kinerja. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut: 1. H : b 1 = b 2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi dan Motivasi Kerja X terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Y. 2. Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi dan Motivasi Kerja terhadap variabel terikat Y yaitu Kinerja. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: 1. H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 2. H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df pembilang = k-1 df penyebut = n-k keterangan: n = jumlah sampel penelitian k = jumlah variabel bebas dan terikat 82 Pada penelitian ini diketahui jumlah sampeln 78 dan jumlah keseluruhan variabel k adalah 3, sehingga diperoleh : 1. df pembilang =3-1 =2 2. dfpenyebut =78-3 =75 Maka � ����� 0,052,75= 3, Tabel 4.12 Uji Signifikansi Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 332,737 2 166,368 65,396 ,000 a Residual 190,802 75 2,544 Total 523,538 77 a. Predictors: Constant, Motivasi, Komunikasi b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai F hitung 65,396 F tabel 3,12 dan tingkat signifikansi 0,000 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel penilaian komunikasi X 1 dan motivasi kerja X 2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat Kinerja pada PT PLN Persero Area Binjai. Dengan demikian maka H ditolak dan H a diterima.

4.2.5.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdiri dari komunikasi X 1 dan motivasi kerja X 2 secara parsial atau individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu kinerja Y. Kriteria pengujiannnya adalah: H : b 1 = b 2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi X 1 dan Motivasi Kerja X 2 terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Y. 83 Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Komunikasi X 1 dan Motivasi Kerja X 2 terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Y. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: H diterima jika t hitung t tabel pada = 5 H a diterima jika t hitung t tabel pada = 5 Besar nilai t tabel diperoleh dengan derajat bebas df = n-k = 78-3 = 75 Maka t tabel = 0,05 75 = 1,992 Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parsial Uji t Komunikasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,709 2,575 ,275 ,784 Komunikasi ,272 ,077 ,400 3,552 ,001 Motivasi ,258 ,065 ,444 3,949 ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa: 1. Variabel komunikasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pada PT PLN Persero Area Binjai, hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 sementara nilai t hitung 3,552 t tabel 1,992. 2. Variabel motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pada PT PLN Persero Area Binjai, hal ini terlihat dari nilai signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung 3,949 t tabel 1,992. 84

4.2.5.3 Pengujian Koefisien Determinan R

2 Koefisien determinan R 2 pada intinya untuk mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R 2 ≥ 1. Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan berlaku sebaliknya jika R 2 semakin kecil mendekati nol, maka semakin kecil pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 4.15 Koefisien Determinan R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,797 a ,636 ,626 1,59500 a. Predictors: Constant, Motivasi, Komunikasi b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Pada Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai R = 797. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja sebesar 79,7 yang berarti memiliki hubungan yang erat. Nilai adjusted R Square sebesar 0,626. Hal ini menunjukkan bahwa 62,6 faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh penilaian kepribadian dan kepuasan kerja sedangkan sisanya 37,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Berdasarkan hasil dari 12 pernyataan kuesioner variabel komunikasi terdapat sekitar 50 dari 78 responden yang merupakan karyawan PT PLN Persero Area Binjai menyatakan setuju. 6 enam variabel teratas yang meningkatkan komunikasi adalah memberikan laporan pekerjaan, perintah atau intruksi dimengerti, menjalin komunikasi 85 dengan bagian lain, merasa ketergantungan dengan bagian lain, mendapat kesempatan dalam memberi saran dan mendapat pujian atas pekerjaannya. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan terlampir uji t, terlihat t hitung untuk variabel komunikasi 3,552 dengan probabilitas sebesar 0,001. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5 diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Berarti variabel komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas kinerja. Semakin tinggi komunikasi yang dimiliki pegawai PT PLN Persero Area Binajai maka akan meningkatkan kinerja karyawan. Komunikasi penting bagi organisasi karena komunikasi merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerja sama dalam melakukan aktifitas manajemen demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Perintah atau intruksi dimengerti oleh karyawan dan karyawan memberikan laporan pekerjaan kepada atasan menandakan bahwa terjalinnya komunikasi yang baik dalam organisasi antara atasan dan bawahan. Karyawan selalu mengerti akan perintah yang diberikan pemimpin sehingga dapat terhindari dari kesalahpahaman atau perbedaan persepsi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam bekerja. Menjalin komunikasi dengan bagian lain, mendapat kesempatan dalam memberi saran, mendapat pujian atas pekerjaannya dan merasa ketergantungan dengan bagian lain menandakan adanya komunikasi yang efektif antara setiap bagian dalam organisasi tersebut yang mampu untuk menyebarluaskan informasi dengan cepat sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan dan secara bersamaan meningkatkan kinerja pereusahaan. Hasil Penelitian ini didukung oleh pernyataan dari Purwanto 2006:3 komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu terdapat di dalamnya suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol 86 itu mengandung arti. Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan sehingga ada umpan balik feedback bagi komunikan setelah mendapatkan pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai, apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama terhadap simbol. Menurut Robert L. Mathis-John H.Jackson 2006 : 378 kinerja performance pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan adalah kemampuan kinerja yang dicapai dan diinginkan dari perilaku pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab secara individu atau kelompok. Dari kedua pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa adanya hubungan antara komunikasi dan kinerja.Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penilitian terdahulu Triana., 2012, yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

4.3.2 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil dari 14 pernyataan kuesioner variabel motivasi terdapat sekitar dari 50 78 responden yang merupakan pegawai PT PLN Perssero Area Binajai menyatakan setuju. 7 tujuh variabel teratas yang memotivasi adalah meminta tanggung jawab dan wewenang yang besar, pimpinan bersikap ramah, berusaha mencapai prestasi, tambahan gaji intensif sesuai prestasi, kondisi kerja menyenangkan, pekerjaan yang menantang, dan mendapat pengakuan atas prestasi. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan terlampir uji t, terlihat t hitung untuk variabel penilaian kemampuan pegawai 3,949 dengan probabilitas sebesar 0,000. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5 diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Berarti 87 variabel motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Semakin tinggi motivasi karyawan maka akanmeningkatkan kinerja karyawan PT PLN Persero Area Binjai Ketika hasil kerja karyawan tersebut diberikan penghargaan dan didukung oleh ruangan yang nyaman untuk bekerja serta adanya interaksi yang baik antara atasan dan bawahan makaakan semakin memotivasi karyawan dalam bekerja. Sehingga tugas dan tanggung jawab dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapakan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai motivasi kerja baik fisik maupun non fisik, agar mendukung karyawan dan meminimumkan tingkat kesalahan dalam bekerja sehingga kinerja karyawan otomatis akan meningkat dan juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.Apabila pimpinan perusahaan atau organisasi tidak mampu memberikan motivasi yang baik terhadap karyawannya, dapat berakibat karyawan tidak mempunyai semangat untuk melakukan pekerjaannya edan tujuan perusahaan tidak akan terpenuhi. Hasil penilitian ini didukung oleh pernyataan Robin dan Judge 2008:222, mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketentuan seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Dari definisi tersebut dapat dipelajari bahwa motivasi menjadi bagian yang sangat penting yang mendasari seseorang dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Hasil penilitian ini juga sesuai dengan penelitian yang terdahulu Prasetya, 2013, yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji simultan Uji-F bahwa komunikasi dan motivasi kerja secara bersama-sama atau serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja di PT PLN Persero Area Binjai. 2. Berdasarkan hasil uji parsial Uji-t komunikasi dan motivasi secara individual atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja di PT PLN Persero Area Binjai. 3. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan bahwa hubungan antara komunikasi dan motivasi kerja terhadap kinerja sebesar 79,7 yang berarti memiliki hubungan yang erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,626 yang berarti bahwa 62,6 faktor-faktor kinerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dan motivasi kerja sedangkan sisanya 37,4 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran