17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN SAMPEL DAN EKSTRAKSI
Penelitian tentang umbi bawang dayak ini dilakukan tidak hanya dalam bentuk umbi segarnya Gambar 2 yang mengandung berbagai macam komponen bioaktif, akan tetapi
juga dilakukan pada bentuk olahannya berupa simplisia Gambar 3 dan keripik Gambar 4. Simplisia adalah bahan alami dari tanaman yang telah dikeringkan. Keripik dijadikan sebagai
salah satu pengolahan bawang dayak untuk mendapatkan pangan fungsional yang memiliki kandungan senyawa antioksidan yang baik. Pengolahan simplisia dan keripik dikeringkan
menggunakan oven dengan perbedaan suhu dan waktu, dimana simplisia membutuhkan waktu selama 6 jam pada suhu 50
C sedangkan keripik membutuhkan waktu 4 jam pada suhu 70
C. Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen atau zat aktif dari suatu campuran
padatan atau cairan dengan menggunakan pelarut tertentu. Kontak antara pelarut dan bahan secara intensif, menyebabkan komponen aktif pada campuran akan berpindah ke dalam
pelarut Gamse 2002. Proses ekstraksi pada penelitian ini menggunakan teknik maserasi, yaitu merendam sampel yang akan diekstrak dengan pelarutnya. Lama waktu ekstraksi
adalah 24 jam pada suhu 37 C yang disimpan dalam shaker. Maserasi merupakan metode
yang cukup sederhana karena tidak memerlukan pemanasan sehingga dapat mencegah rusaknya kandungan senyawa metabolit sekunder yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Pemilihan pelarut merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kesempurnaan proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan pada proses ekstraksi harus dapat
menarik komponen aktif dari campuran dalam sampel. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih pelarut di antarnya selektivitas, kemampuan pelarut untuk mengekstraksi,
tidak bersifat racun, mudah diuapkan dan relatif murah Gamse 2002. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi dapat menembus pori-pori bahan padat sehingga bahan
yang ingin diekstrak dapat dengan mudah tertarik. Pada penelitian ini digunakan lima jenis pelarut yang berbeda berdasarakan tingkat
kepolarannya, yaitu heksan nonpolar, etilasetat semipolar, metanol polar, etanol polar serta air polar. Pemilihan ke lima jenis pelarut ini bertujuan untuk mengetahui polaritas
senyawa bioaktif dari bawang dayak. Prinsip dari proses ekstraksi adalah like dissolves like, artinya suatu pelarut akan mengisolasi komponen yang memiliki sifat yang sama dengan
pelarutnya. Oleh karena itu, pelarut nonpolar akan mengekstrak komponen yang bersifat nonpolar , dan bahan yang bersifat polar akan diekstrak oleh pelarut yang bersifat polar.
Proses ekstraksi dilakukan selama tiga kali untuk masing-masing bahan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang lebih maksimal. Penghilangan pelarut
dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40 C, kemudian dipekatkan
dengan gas nitrogen N
2
. Hasil dari pemekatan ini ditimbang kemudian dihitung perbandingan berat ekstrak dengan berat awal sampel yang diekstrak, sehingga diperoleh
nilai rendemen ekstraknya. Proses pemekatan hasil ekstraksi untuk sampel yang diekstrak dengan pelarut air
dilakukan dengan cara yang berbeda dengan pelarut-pelarut lainnya. Proses pemekatannya tidak menggunakan rotary evaporator dan gas N
2
, akan tetapi proses pemekatannya menggunakan vacuum evaporator pada suhu 60
C selama 15 menit. Walaupun terjadi perebdaan proses pemekatan, diharapkan dengan penggunaan suhu yang relatif lebih tinggi
18 namun dengan waktu yang lebih singkat tidak mengurangi keaktifan dari senyawa bioaktif
yang terkandung di dalam ekstrak air umbi bawang dayak segar, ekstrak air simplisia dan ekstrak air keripik.
Gambar 2 . Umbi Bawang Dayak Segar
Gambar 3 . Simplisia Bawang Dayak
Gambar 4 . Keripik Bawang Dayak
B. RENDEMEN EKSTRAK UMBI BAWANG DAYAK SEGAR,