Pengujian Steroid Harbone 1987 Pengujian Saponin Materia Medika Indonesia 1995 Pengujian Alkaloid Materia Medika Indonesia 1995 Pengujian Tanin Materia Medika Indonesia 1995

14 pada panjang gelombang 725 nm. Hasil absorbansi diplotkan dengan kurva standar asam galat untuk diperoleh konsentrasinya. Nilai total fenol dihitung dalam satuan mg GAE 100ml.

d. Pengukuran Kadar Vitamin C Metode Titrasi Iodin Sudarmadji et al. 1981

Sebanyak 10 gram umbi bawang dayak segar yang telah dihancurkan dan 5 g bubuk simplisia dan keripik, masing- masing dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditambahkan dengan aquades sampai 100 ml dan dipisahkan filtratnya dengan kertas saring. Sebanyak 5 ml filtrat tersebut dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditambahkan 1 ml larutan amilum 1. Campuran dititrasi dengan 0.01 N standar iodin sampai larutan berwarna biru. Kadar vitamin C sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kadar Vitamin C mg100 gram = � � 0.88 � � � 100 Dimana : P = faktor pengenceran W = berat awal sampel gram ml iod = jumlah iod yang dipakai ml

5. UJI KUALITATIF FITOKIMIA

a. Pengujian Steroid Harbone 1987

Sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml n-heksan selama 2 jam. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisi ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna ungu atau merah kemudian berubah menjadi biru hijau menunjukkan positif + adanya steroidatriterpenoida. Apabila tidak timbul warna merah dan biru hijau, maka sampel menunjukkan hasil negatif - untuk steroid triterpenoid.

b. Pengujian Saponin Materia Medika Indonesia 1995

Sebanyak 0,5g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksid an ditambahkan 10 ml air suling panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik, timbul busa yang mantap tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10cm. Setelah itu, ditambahkan 1 tetes larutan asam klorida 2N. Apabila buih tidak hilang, menunjukkan positif + adanya saponin, akan tetapi apabila buihnya hilang berarati menunjukkan hasil negatif - untuk saponin.

c. Pengujian Alkaloid Materia Medika Indonesia 1995

Sebanyak 0,5g serbuk simplisia ditimbang kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan lalu disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut: a. Diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Meyer b. Diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat c. Diambil 3 tetes filtrat lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendorff. Apabila terjadi endapan paling sedikit dua dari tiga percobaan di atas, maka positif + mengandung senyawa alkaloid, akan tetapi apabila endapan tersebut tidak muncul, maka sampel menunjukkan hasil negatif - untuk senyawa alkaloid. 15

d. Pengujian Tanin Materia Medika Indonesia 1995

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml air suling, disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna. Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida. Apabila timbul warna biru atau kehitaman berarti menunjukkan positif + adanya tanin. Akan tetapi, apabila warna biru atau kehitaman tidak muncul, maka sampel menunjukkan hasil negatif - untuk senyawa tanin.

e. Pengujian Fenol Materia Medika Indonesia 1995