Alkaloid Saponin Tanin Fenolik

8 metabolit sekunder dari tumbuhan. Metabolit sekunder pada tanaman antara lain saponin, flavonoid, fenol, alkaloid, steroid, terpenoid dan tanin. Analisis fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tetapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Hal inilah yang menjelaskan mengapa orang-orang lebih tertarik mengisolasi metabolit sekunder daripada metabolit primernya. Senyawa aktif ini dapat bermanfaat sebagai antioksidan dan mencegah kanker serta penyakit jantung. Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan bahwa zat-zat kombinasi fitokimia di dalam tubuh memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi kesehatan. Kombinasinya antara lain menghasilkan enzim-enzim sebagai penangkal racun, merangsang sistem pertahanan tubuh, menimbulkan efek antibakteri, antivirus dan antioksidan serta dapat menimbulkan efek antikanker. Sampai saat ini sudah banyak jenis fitokimia yang ditemukan dan jumlahnya begitu banyak. Agar memudahkan dalam mempelajarinya, maka dilakukan penggolongan senyawa fitokimia. Adapun golongan senyawa fitokimia dapat dibagi sebagai berikut: alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, fenol, triterpenoid dan steroid.

1. Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam bentuk gabungan sebagai bagian dari sistem siklik Harborne 1987. Alkaloid pada tumbuhan dipercaya sebagai hasil metabolisme dan merupakan sumber nitrogen. Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal dan hanya sedikit yang berupa cairan pada suhu kamar. Kebasaan nitrogen menyebabkan senyawa tersebut mudah mengalami dekomposisi terutama oleh sinar dengan adanya oksigen Lenny 2006.

2. Saponin

Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan membentuk busa jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan asam Harborne 1996. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir.

3. Tanin

Tanin merupakan senyawa yang memiliki jumlah gugus hidroksi fenolik yang banyak pada tumbuh-tumbuhan. Tanin dapat berfungsi sebagai antioksidan karena kemampuannya dalam menstabilkan fraksi lipid dan keaktifannya dalam penghambatan lipoksigenase Zeuthen dan Sorensen 2003.

4. Fenolik

Senyawa fenolik telah diketahui memiliki berbagai efek biologis seperti aktivitas antioksidan melalui mekanisme sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat logam, peredam terbentuknya singlet oksigen serta pendonor elektron Karadeniz et al. 2005. Komponen fenolik merupakan kelompok molekul yang besar dan beragam, yang terdiri dari golongan aromatik pada metabolit sekunder tumbuh-tumbuhan. Fenolik dapat diklasifikasikan ke dalam komponen yang tidak larut seperti lignin dan komponen yang larut seperti asam fenolik, phenylpropanoids, flavonoid dan kuinon Harborne dan 9 Williams 2000. Setiap tumbuh-tumbuhan memiliki struktur komponen fenolik yang berbeda. Ada komponen fenolik yang memliki gugus –OH banyak dan ada pula komponen fenolik yang memiliki gugus –OH yang sedikit. Gugus –OH berperan dalam proses transfer elektron untuk menstabilkan dan meredam radikal bebas.

5. Flavonoid