9 Trainor 2002. International Union for the Conservation of Nature and Nature
Resources IUCN memasukkan status keterancaman spesies Cikukua timor yang terkategori Least Concern LC Ver 3.1. BirdLife International, 2009. Status LC
menunjukkan bahwa keberadaan populasi burung Cikukua timor di alam masih umum ditemukan dan tidak terancam kepunahan maupun kategori mendekati
kepunahan atau Near Treatened NT. Laporan IUCN ini berdasarkan data Coates dan Bishop 1997, bahwa ukuran populasi secara global tidak dihitung, tapi
keberadaan spesies ini tersebar luas dan umum ditemukan di Timur Leste http: www. iucnredlist. orgappsredlistdetails, 2011 [19 Februari 2011].
Habitat Cikukua timor dan Cikukua tanduk sama-sama di hutan tropis Tropical Forest, daerah berhutan Woodland, dan perkebunan Plantation, dan
dikategorikan sebagai common resident cr Trainor et al. 2008. Trainor 2002 juga menyatakan Cikukua timor hidup di habitat hutan muson monsoon forest.
Cikukua tanduk atau Helmeted Friarbird P. buceroides merupakan burung yang umum di savana dataran rendah, memiliki distribusi di bagian Barat atau Utara
Wallacea yang terhubung dengan pulau dan yang bertautan dengan benua Asia Selatan-Timur Trainor et al. 2008.
Gambar 3 Peta Pulau Timor, wilayah garis perbatasan dan penyebaran burung di Timor Leste dan Timor Barat, Indonesia Sumber: Trainor et al. 2008.
2.2. Karakterisitik Burung Pemakan Nektar
Suku Meliphagidae isap madu termasuk ke dalam burung Australo- Papua yang besar. Terwakili dengan baik di Indonesia bagian Timur, tetapi jarang
mencapai kawasan Sunda. Suku burung ini beragam, mulai dari jenis berukuran
10 besar seperti burung Cikukua yang mengisi relung rangkong sampai berukuran
kecil mengisi relung yang sama dengan Pijantung dan Burung madu MacKinnon et al. 2010
Penampakan umumnya tidak mencolok. Paruhnya ramping, tajam dan melengkung ke bawah. Memakan nektar, buah-buahan dan serangga. Sarangnya
dibuat berbentuk mangkuk. Satu-satunya wakil dari suku ini adalah isap-madu Indonesia Lichmera limbata, khas untuk anggota yang berukuran kecil dalam
suku ini MacKinnon et al. 2010. Komunitas burung merupakan salah satu komponen biotik ekosistem yang berperan dalam menjaga keseimbangan dan
kelestarian alam.Peran tersebut tercermin dari posisi tropik yang ditempatinya. Sebagai contoh, burung pemakan nektar dan buah berperan dalam proses
penyerbukan buah dan penyebaran biji Partasasmita 2009. Deliso 2008 menjelaskan bahwa perubahan iklim telah mempengaruhi
populasi burung kolibri hummingbird di Monteverde, Pegunungan Tilaran, Costa Rica. Perubahan iklim telah mempengaruhi tanaman penghasil nektar.
Kolibri telah mengalami efek kompleks pada komunitas tumbuhan melalui penyerbukan. Selanjutnya, nektar dan produksi bunga mempengaruhi perilaku,
ukuran populasi, dan siklus kehidupan burung. Variabel iklim yang mencakup curah hujan, temperatur dan penutupan awan mempengaruhi produksi nektar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa curah hujan yang menurun, terjadinya peningkatan suhu dan penutupan awan telah berdampak langsung kepada populasi
kolibri dan tanaman yang mendukung kehidupannya. Famili kolibri lebih memilih jenis tumbuhan yang menghasilkan bunga dengan tempat daun bunga petal dan
bukaan diameter korola yang lebih besar. Kolibri mengunjungi bunga di hari pertama bunga tersebut mekar dengan jumlah kunjungan sebanyak tiga kali secara
bertahap. Selain itu, tanaman yang berukuran besar dengan bunga lebih banyak, dan jumlah nektar lebih besar, menerima kunjungan lebih banyak per tanaman dan
per bunga dibandingkan tanaman kecil dengan beberapa bunga saja. Honeyeaters dapat memakan serangga kecil atau serbuk sari ketika mereka
mengunjungi bunga yang berukuran kecil. Honeyeaters cenderung makan di daerah hutan yang memilliki ciri-ciri tersendiri discrete karena mereka memiliki
kepentingan makanan yang sama Castro Robertson 1997. Honeyeaters