belum dilakukan secara baik, sehingga dihasilkan damar mata kucing dengan ukuran bongkahan yang sangat kecil. Pada akhirnya mutu damar mata kucing
yang dihasilkan relatif rendah dan harganya murah Larasati 2010, Zulnely 2010. Menurut Wiyono dan Silitonga 2001, pengelompokan damar mata
kucing secara visual hanya berguna untuk konsumsi dalam negeri, sedangkan konsumen luar negeri dan industri lebih menekankan persyaratan mutu
berdasarkan sifat fisiko-kimianya bukan ukuran partikel. Namun demikian, penentuan harga di pasar domestik masih ditentukan berdasarkan mutu visual,
sehingga bersifat subjektif. Damar mata kucing dengan ukuran bongkahan yang besar dikelompokkan ke dalam mutu lebih tinggi dengan harga yang lebih tinggi
dibandingkan dengan damar yang ukurannya lebih kecil, walaupun bisa saja memiliki sifat fisiko-kimia yang sama. Harga damar mata kucing di PT. Winas
Guna Mustika untuk mutu A, B, C, D, E, dan Abu berturut-turut adalah Rp.45.000,00kg, Rp.40.000,00kg, Rp.35.000,00kg, Rp.30.000,00kg,
Rp25.000,00kg, dan Rp.17.000,00kg. Menurut Mentell 1941 dalam Namiroh 1998, sifat-sifat damar mata kucing tidak jauh berbeda. Sehingga kelompok
damar mata kucing yang berbeda berdasarkan mutu visual diduga memiliki sifat- sifat yang sama.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat fisiko-kimia damar mata kucing dari berbagai mutu A, B, C, D, E, dan Abu yang berasal dari tiga lokasi
PT. Bintang Kazha Gemilang, Krui, dan PT. Winas ,Guna Mustika, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam penentuan mutu damar mata kucing yang
lebih objektif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pohon Penghasil Resin Damar
Resin merupakan senyawa organik atau campuran berbagai senyawa polimer alam yang disebut terpen, berbentuk padat atau semi padat. Resin mudah
larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air Boer dan Ella 2001. Resin alam merupakan resin yang tereksudasi secara alamiah dan keluar secara
alami maupun buatan. Resin yang tereksudasi secara alamiah mengandung campuran antara gum dan minyak atsiri. Resin alam memiliki bentuk berupa
padatan, berwarna mengilap dan bening kusam, rapuh, meleleh bila kena panas dan mudah terbakar Sedtler et al. 1975 dalam Namiroh 1998.
Kirk dan Othmer 1941 dalam Larasati 2007, mengklasifikasikan resin alam sebagai berikut:
1. Damar, yaitu golongan resin yang memilki bilangan asam rendah dan
dapat larut dalam minyak serta pelarut organik, contohnya adalah damar mata kucing.
2. Golongan resin yang termasuk dalam resin semi fosil, jenis ini juga dapat
larut dalam minyak serta pelarut organik, contoh golongan resin ini adalah damar resak, damar biru, dan damar hitam.
3. Kopal, yaitu golongan resin yang memiliki bilangan asam lebih tinggi
dibandingkan damar, resin ini dihasilkan dari jenis pohon damar Agathis sp yang tergolong dalam famili Araucariacea.
4. Jenis-jenis resin yang lain seperti gondorukem, shellac, dan balsam.
Damar merupakan hasil eksudasi dari famili Dipterocarpaceae dan Burseraceae, contoh jenis famili Burseraceae adalah Canarium luzonicum. Pohon
damar tumbuh baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Menurut Jafarsidik 1987 dalam Mulyono 2009 dan Sari 2002, resin damar
diklasifikasikan menjadi resin bermutu sedang dan bermutu baik. Resin damar bermutu sedang dihasilkan oleh H. mengarawan, H. sangal, S. kunstleri, S.
laevifolia, S. platycarpa, dan S. faguetiana. Sedangkan resin damar bermutu baik
dihasilkan oleh S.lamellata, S. virescens, S. retinodes, H. celebica dan S. javanica.
Berdasarkan dari warnanya resin damar dapat dibedakan menjadi damar rasak, damar putih, damar merah, damar hitam, dan damar mata kucing. Damar mata
kucing merupakan resin damar yang dihasilkan dari jenis S. javanica dengan mutu terbaik dan tertinggi. Damar ini berwarna mengilap dan tampak seperti kaca.
2.2 Damar Mata Kucing Shorea javanica K. et V.