V = HCl yang digunakan untuk menitrasi contoh ml 56,1 = BM KOH
S = berat contoh yang digunakan g
g. Pengujian titik lunak ASTM 1977
Pada prinsipnya, pengujian titik lunak bertujuan untuk mengukur suhu pada saat damar mata kucing berubah wujud dari padat menjadi semi padat.
Pengujian menggunakan sampel berbentuk bubuk yang dipanaskan sampai mencair lalu dicetak dalam ring, dan didiamkan sampai mengeras. Ring disusun
pada penyangga yang telah dilengkapi termometer dan diberi bola besi kecil di atas sampel. Setelah itu ring beserta alat penyangga dicelupkan ke dalam gliserol
yang dipanaskan. Suhu titik lunak damar dicatat pada saat sampel telah jatuh disertai jatuhnya bola besi ke dasar penyangga.
3.4 Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Office Excell 2007 dan SPSS 16.0 Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok RAK dengan model umum: Yij = μ + τi + βj + εij
Dimana : I
= mutu damar mata kucing A, B, C, D, E dan Abu; J
= tempat pengambilan Yij = Nilai pengamatan perlakuan damar mata kucing mutu ke-i dan
kelompok tempat pengambilan ke-j μ = Rerata umum
τi = Pengaruh perlakuan mutu damar mata kucing ke-i βj = Penngaruh kelompok tempat pengambilan ke-j
εij = Pengaruh acak dari perlakuan mutu ke-i dan kelompok ke-j
Perlakuan yang dinyatakan berpengaruh terhadap respon dalam analisis sidik ragam, kemudian diuji lanjut dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan Secara Visual
Pengamatan terhadap damar mata kucing dilakukan secara visual. Mutu damar mata kucing yang semakin tinggi umumnya memiliki warna yang semakin
kuning bening dan mengilap, sebaliknya damar mata kucing mutu rendah memiliki warna yang semakin kecoklatan. Warna damar mata kucing diduga
berhubungan dengan kotoran yang terdapat dalam bongkahan damar mata kucing. Faktor lain yang mempengaruhi warna damar mata kucing adalah lamanya
penyimpanan. Menurut Tambunan 1975 dalam Namiroh 1998, warna damar mata kucing mudah berubah terutama jika disimpan dalam waktu yang lama
tanpa sirkulasi udara yang baik. Menurut Payne 1964 dalam Setianingsih 1992, perubahan warna pada damar mata kucing dapat disebabkan oleh
keberadaan ion logam yang dapat memacu terjadinya proses oksidasi sehingga dihasilkan senyawa kromofor pembentuk warna, yaitu senyawa yang memiliki
gugus C=C atau C=O. Penentuan mutu damar mata kucing secara visual, selain didasarkan pada
warna juga ditentukan berdasarkan ukuran bongkahan. Ukuran bongkahan damar mata kucing yang semakin besar dikelompokan ke dalam mutu yang lebih tinggi
Tabel 5. Hasil pengamatan visual damar mata kucing sejalan dengan kondisi penentuan mutu secara visual yang dilakukan di pasaran Gambar 4. Damar mata
kucing yang memiliki ukuran bongkahan lebih besar dan warna yang lebih jernih dikelompokan sebagai damar yang bermutu tinggi. Namun demikian, penentuan
mutu berdasarkan warna adalah tidak mudah dan berkecenderungan bersifat subjektif. Menurut Sumadiwangsa 2000, pengelompokan damar yang masih
secara manual dan bersifat subjektif menghasilkan mutu yang berbeda-beda antara pabrik yang satu dengan pabrik yang lain. Oleh karena itu, diperlukan pengujian
mutu damar mata kucing dengan cara yang lebih objektif, yaitu dengan pengujian sifat fisiko-kimianya.
Tabel 5 Pengamatan visual damar mata kucing berbagai kelas mutu dari tiga lokasi pengambilan
Mutu Warna
PT.BKG KRUI
PT.WGM A
kuning bening kuning bening
kuning bening B
kuning bening kuning bening
kuning bening C
kuning bening kuning bening
kuning bening D
kuning kecoklatan Kuning
kuning bening E
kuning kecoklatan kuning kecoklatan kuning
kecoklatan Abu Kecoklatan
Kecoklatan coklat kehitaman
Mutu Ukuran Bongkahan p x l x t cm
PT.BKG KRUI
PT.WGM A 3,80x3,40x1,97 3,17x2,33x1,37 4,07x3,17x2,00
B 2,43x2,03x1,23 1,78x1,33x0,85 2,57x1,83x1,11 C 1,20x,0,97x0,50 1,15x0,81x0,56 1,49x1,08x0,75
D 0,73x0,53x0,45 0,41x0,33x0,16 0,89x0,67x0,46
E 40-60 Mesh
40-60 mesh 0,44x0,32x0,18
Abu Serbuk Serbuk
Serbuk
Gambar 4 Damar mata kucing berbagai mutu dari lokasi pengambilan PT.BKG kanan, Krui tengah, PT. WGM kiri.
4.2 Kadar bahan tidak larut dalam toluena