BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Maret 2012 bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Teknologi dan
Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Selain itu, penelitian juga dilaksanakan di Laboratorium Hasil
Hutan Bukan Kayu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Jl. Gunung Batu No. 5. Bogor.
3.2 Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah damar mata kucing mutu A, B, C, D, E, dan Abu yang berasal dari PT. Bintang Kazha Gemilang PT.
BKG, Krui-Lampung dan PT. Winas Guna Mustika PT.WGM, Bekasi. Bahan kimia yang digunakan untuk pengujian adalah Etanol 95, KOH 0,1 N, HCl 0,1
N, indikator fenolftalein, Toluena, dan aquades. Alat-alat yang digunakan adalah gelas piala, erlenmeyer 300 ml, desikator, oven, timbangan, cawan porselen,
tanur, pipet, kertas saring, alumunium foil, penangas uap air, mortar, ring and ball apparatus
, termometer, cawan porselen.
3.3 Metode Penelitian 1. Pengamatan Secara Visual
Pengamatan secara visual dilakukan pada bongkahan-bongkahan damar mata kucing dengan berbagai mutu yang meliputi ukuran bongkahan dan warna.
Pengamatan ukuran damar mata kucing dilakukan dengan mengukur dimensi panjang, tebal, dan lebar damar dari beberapa sampel bongkahan. Untuk ukuran
bongkahan yang berbentuk butiran kecil, diukur dengan saringan mesh, sedangkan pengamatan warna dilakukan secara visual.
2. Pengujian Sifat Fisiko-kimia
Damar mata kucing yang telah berbentuk serbuk diuji sifat fisiko- kimanya, yang meliputi, kadar air, kadar abu, bilangan asam, bilangan
penyabunan, titik lunak, dan bahan tidak larut dalam toluena.
a. Persiapan sampel
Damar mata kucing mutu A, B, C, D, E dan Abu ditumbuk secara terpisah di dalam mortar hingga dihasilkan serbuk yang halus.
b. Pengujian kadar bahan tidak larut dalam toluena SP-SMP-83-1975
Prosedur pengujian diawali dengan mencuci kertas saring menggunakan toluena, kemudian dioven pada suhu 105-110 °C selama 24 jam dan setelah
didinginkan lalu ditimbang. Serbuk damar mata kucing 2,5 g yang ditempatkan di dalam gelas piala ditambahkan 25 ml toluena dan dipanaskan pada suhu 50°C
sambil diaduk hingga seluruh contoh damar terlarut. Contoh uji kemudian disaring menggunakan kertas saring sampai filtrat berwarna jernih. Sisa
penyaringan dibilas dengan pelarut panas. Kertas saring dan fraksi residu dikeringkan pada suhu 105-110 °C selama 1 jam. Kemudian didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Bahan yang tidak larut dalam toluena dihitung dan dinyatakan dalam persen terhadap contoh uji awal.
Kadar bahan tak larut dalam toluena x
c. Pengujian kadar air