Perdagangan Damar Mata Kucing Sifat-Sifat Damar Mata Kucing

industri maupun eksportir masih dilakukan secara visual. Trison 2001, melaporkan bahwa pengklasifikasian damar mata kucing di Krui Lampung berdasarkan ukuran bongkahan, kebersihan, dan warna. Pengklasifikasian mutu damar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mutu A, yaitu merupakan resin damar berwarna kuning bening dengan ukuran bongkahan besar 3 cm x 3 cm atau lebih. 2. Mutu B, yaitu resin damar berwarna kuning bening dengan ukuran bongkahan agak lebih kecil 2 cm x 2 cm, atau lebih. 3. Mutu AB, merupakan resin damar berwarna kuning kehitaman dengan ukuran bongkahan kecil 1 cm x 1 cm, atau lebih. 4. Mutu AC, merupakan resin damar yang berwarna kehitam-hitaman dan berupa butiran-butiran kecil. 5. Mutu debuAbu, yaitu mutu damar mata kucing yang berwujud debu. Pembagian mutu damar menurut SNI 01-2900-1999 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Pembagian dan spesifikasi syarat mutu damar mata kucing Jenis Uji Satuan Persyaratan Titik lunak °C 95-120 Bilangan asam, bb Mggr 19-36 Kadar Abu, bb 0,50-4,0 Bahan tak larut dalam toluena: Golongan A, bb Golongan B, bb Golongan C, bb Golongan D, bb Golongan E, bb Golongan bubuk, bb Golongan AD, bb Golongan AE, bb Maks 0,40 Maks 0,40 Maks 0,45 Maks 1,50 Maks 4,50 Maks 7,50 Maks 0,75 Maks 1,80 Sumber: SNI 1999

2.6 Perdagangan Damar Mata Kucing

Damar mata kucing merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu yang telah lama diekspor ke berbagai negara. Jalur perdagangan damar mata kucing dari Lampung ke seluruh dunia setidaknya melibatkan beberapa pelaku perdagangan, mulai dari petani pengumpul sampai industri pengguna. Sakinah 2006, melaporkan bahwa jalur perdagangan yang paling banyak digunakan yaitu 63,33 di Pahmungan, Lampung Barat adalah petani → penghadang→ pedagang pengumpul desa → pedagang besar Krui→ eksportir. Pada tahun 2006, Indonesia telah memproduksi damar mata kucing sebanyak 11.087 ton. Lima negara pengimpor damar terbesar dari Indonesia adalah India, Singapura, Bangladesh, Cina, dan Taiwan. Volume ekspor untuk masing-masing negara adalah 6104,5 ton, 1351,4 ton, 636,4 ton, 611,2 ton dan 468,0 ton BSPJBSE 2007 dalam Mulyono 2009 Sakinah 2006, menyatakan bahwa harga ditentukan berdasarkan mekanisme pasar. Harga rata-rata damar mata kucing di tingkat petani adalah sebesar Rp5.500kg. Sedangkan harga ditingkat padagang penampung besar dan pasar industri adalah sekitar Rp12.250kg. Menurut informasi yang didapatkan dari eksportir, harga damar mata kucing yang akan diekspor dapat mencapai 2- 5kg. Sedangkan di PT. Bintang Kaza Gemilang harga antara Rp.13000- Rp21000kg dan di PT. Winas Guna Mustika harga antara Rp.17000-Rp45000kg.

2.7 Sifat-Sifat Damar Mata Kucing

Damar mata kucing memiliki bentuk bongkahan yang tidak beraturan, bersifat rapuh, mudah melekat pada tangan, dan berwarna kuning bening. Selain itu damar mata kucing juga bersifat sebagai isolator dan tidak tahan panas serta mudah terbakar tetapi tidak bersifat volatil bila tidak terdekomposisi. Warnanya mudah berubah terutama jika disimpan dalam waktu yang lama. Mudah larut dan larut sempurna dalam pelarut benzena, kloroform dan tetrahydronaptalena Namiroh 1998, Setianingsih 1992. Bobot jenisnya kurang lebih 1,05 gml, kadar air maksimum 1,4 , susut bobot maksimum selama pengeringan 105°C, 18 jam 6, kadar Pb maksimum 2 ppm Boer Ella 2000, Weatherwax 2006 dalam Mulyono 2009. Titik leleh mencapai 120°C Sedtler et al.1925 dalam Setianingsih 1992. Sifat fisik damar mata kucing disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Sifat fisik damar mata kucing Perlakuan Kadar air Titik lunak °C Tanpa perlakuan 0,70 3 96,25-106,50 1 Dengan pemurnian fisik - 88,00 2 Dengan pemurnian kombinasi pelarut: Benzene-metanol 0,64-0,83 3 69,33-73,67 3 Benzene-etanol 0,38-0,70 3 65,00-68,00 3 Toluena-etanol 0,51-0,85 3 63,00-76,67 3 Pelarut+arang aktif - 87,25-97,50 2 Pemurnian dengan pemanasan - 93,00-104,125 1 Sumber: 1 Larasati 2007, 2 Setianingsih 1992, 3 Namiroh 1998 Menurut Sedtler 1925 dalam Setianingsih 1992, senyawa yang terdapat dalam resin damar dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu ester resin serta produk dekomposisinya, asam resin dan resen. Ester resin berasal dari alkohol resin yang terdiri dari resinol dan resinotanol. Resen merupakan senyawa yang mengandung oksigen, bukan merupakan alkohol, aldehida, ester, asam, maupun keton. Selain itu resen juga tidak dapat bereaksi dengan basa. Sedangkan asam resin merupakan senyawa yang kompleks dan mengandung satu atau lebih gugus hidroksil. Umumnya asam resin memiliki bobot molekul tinggi. Secara umum kandungan damar dapat terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Komposisi kimia damar mata kucing Bahan Jumlah Asam damarolat 23,0 Senyawa α-damarresen 40,0 Senyawa β-damarresen 22,5 Abu 3,5 Air 2,5 Minyak atsiri 0,5 Kotoran 8,0 Sumber Sadtler et al 1925 dalam Namiroh 1998 Komposisi utama damar adalah resin yang mengandung fraksi yang bersifat asam dan netral. Fraksi yang bersifat netral dikelompokkan menjadi fraksi yang larut dalam etanol disebut alfa-resin dan fraksi yang tidak dapat larut dalam etanol disebut beta-resin. Beta-resin merupakan fraksi yang memiliki bobot molekul rendah, sedangkan alfa-resin umumnya merupakan senyawa terpen yang merupakan senyawa-senyawa tetrasiklik. Fraksi yang bersifat asam antara lain asam damarolat, asam ursonat, asam damarenolat dan asam damarenoat serta metil ester dari asam-asam ini. Doelen et al.1998 dan Tan 1990 dalam Mulyono et al. 2004 Hasil analisis gas kromatografi spektrum masa terhadap damar mata kucing yang dilakukan oleh Mulyono 2009, berhasil mendeteksi sejumlah 67 senyawa yang terdiri atas empat golongan, yaitu 30 senyawa karbon tetrasiklik, 3 senyawa pentasiklik, 11 senyawa C 15 dan 23 Senyawa golongan lain. Komponen terbanyak dalam damar mata kucing dan merupakan golongan karbon tetrasiklik adalah brasikasterol, yaitu sebanyak 20,23. Yamaguchi 1971 dalam Setianingsih 1992, melaporkan bahwa di dalam resin damar terdapat berbagai molekul yang termasuk ke dalam golongan alkohol, asam, keton, dan ester. Menurut Manitto 1981 dalam Setianingsih 1992, molekul di dalam resin damar termasuk dalam golongan triterpen dan triterpen-o yang merupakan hasil reaksi siklisasi dari poliisoprene. Lenny 2006, melaporkan bahwa triterpen merupakan senyawa yang memiliki atom C30 dan bersifat tidak menguap. Perbandingan sifat kimia damar mata kucing berbagai mutu yang belum dimurnikan dan damar mata kucing berbagai mutu yang telah dimurnikan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sifat kimia damar mata kucing yang belum dimurnikan dan damar yang telah dimurnikan. Sifat Mutu Damar mata kucing yang belum dimurnikan Damar mata kucing yang telah dimurnikan dengan pelarut Benzene Toluena Bilangan asam A 22,58 1 19,66 1 20,99 1 B 23,20 1 19,61 1 22,09 1 C 25,08 1 22,79 1 24,34 1 D 26,60 1 23,11 1 24,62 1 E 28,15 1 23,89 1 25,67 1 Abu 29,10 2 - - Bilangan penyabunan A 31,30 1 21,62 1 21,96 1 B 30,55 1 22,10 1 22,37 1 C 34,68 1 27,75 1 28,62 1 D 37,18 1 29,11 1 30,16 1 E 39,65 1 32,61 1 34,48 1 Abu 58,02 2 - - Kadar Abu A 0,69 1 0,44 1 0,47 1 B 0,71 1 0,48 1 0,49 1 C 0,74 1 0,49 1 0,54 1 D 8,03 1 0,52 1 1,07 1 E 11,22 1 0,57 1 1,22 1 Abu 0,79 2 - Ketidaklarutan dalam toluena A 0,42 1 0,28 1 0,28 1 B 0,42 1 0,29 1 0,30 1 C 0,44 1 0,30 1 0,31 1 D 1,84 1 0,31 1 0,32 1 E 3,90 1 0,32 1 0,34 1 Abu 6,248 2 - Sumber: 1 Wiyono Silitonga 2001, 2 Mentell 1941 dalam Namiroh 1998 BAB III METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu