Kegunaan Damar Mata Kucing Klasifikasi Damar Mata Kucing

pengolahan dilakukan dengan pembersihan bongkahan-bongkahan, kemudian disaring menggunakan saringan bertingkat. Setelah itu dilakukan penyortiran berdasarkan warna dan ukuran bongkahan.

2.4 Kegunaan Damar Mata Kucing

Damar mata kucing banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyalakan obor, bahan membuat batik, bagian sambungan kapal, sebagai bahan baku untuk perekat, cat, lilin, dan bahan pengisi kertas. Menurut Djajapertjunda dan Partadireja 1973 dalam Larasati 2007, damar mata kucing banyak digunakan sebagai bahan mentah dalam industri-industri campuran karet, lak, vernis, plastik, macam-macam kulit,korek api, bahan isolator, obat-obatan dan industri bahan peledak. Beberapa penelitian terapan menunjukkan bahwa resin damar berpotensi digunakan sebagai antirayap dan anti jamur Sari 2002 dan Setyawati, 2001, bahan pengeruh dan pemberat Mulyono 2009, minyak atsiri Wiyono 1998 dan 2000, anti virus herpes Poehland et al. 1987 dalam Mulyono 2009, dan Pernis Sumadiwangsa et al.2004. Damar mata kucing di luar negeri telah banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan piringan hitam, campuran karet, water proofing, pelapis permen untuk memberikan penampakan yang mengkilap dan keras. Selain itu, dapat digunakan juga sebagai sebagai campuran kuku kutek, dan saat ini sudah mendapat pengakuan food and drugatministration di Amerika selatan LATIN 2004 dalam Sakinah 2006

2.5 Klasifikasi Damar Mata Kucing

Boer dan Ella 2001, menyatakan bahwa penentuan mutu damar di Indonesia, masih dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu berdasarkan warna, kebersihan, dan ukuran bongkahannya. Mutu A, B, dan C merupakan damar kualitas ekspor, ukuran bongkahan mutu A dapat mencapai 10-15 cm, mutu B ukuran bongkahannya sekitar 1-2 cm, dan mutu C lebih kecil dari 1 cm. Mutu D dan E adalah kualitas sedang dengan kotoran relatif lebih banyak. Penentuan damar mata kucing di pasaran domestik yaitu dari tingkat petani, penghadang, pedagang pengumpul desa, pedagang besar krui, sampai ke industri maupun eksportir masih dilakukan secara visual. Trison 2001, melaporkan bahwa pengklasifikasian damar mata kucing di Krui Lampung berdasarkan ukuran bongkahan, kebersihan, dan warna. Pengklasifikasian mutu damar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mutu A, yaitu merupakan resin damar berwarna kuning bening dengan ukuran bongkahan besar 3 cm x 3 cm atau lebih. 2. Mutu B, yaitu resin damar berwarna kuning bening dengan ukuran bongkahan agak lebih kecil 2 cm x 2 cm, atau lebih. 3. Mutu AB, merupakan resin damar berwarna kuning kehitaman dengan ukuran bongkahan kecil 1 cm x 1 cm, atau lebih. 4. Mutu AC, merupakan resin damar yang berwarna kehitam-hitaman dan berupa butiran-butiran kecil. 5. Mutu debuAbu, yaitu mutu damar mata kucing yang berwujud debu. Pembagian mutu damar menurut SNI 01-2900-1999 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Pembagian dan spesifikasi syarat mutu damar mata kucing Jenis Uji Satuan Persyaratan Titik lunak °C 95-120 Bilangan asam, bb Mggr 19-36 Kadar Abu, bb 0,50-4,0 Bahan tak larut dalam toluena: Golongan A, bb Golongan B, bb Golongan C, bb Golongan D, bb Golongan E, bb Golongan bubuk, bb Golongan AD, bb Golongan AE, bb Maks 0,40 Maks 0,40 Maks 0,45 Maks 1,50 Maks 4,50 Maks 7,50 Maks 0,75 Maks 1,80 Sumber: SNI 1999

2.6 Perdagangan Damar Mata Kucing