persentase diperoleh dengan cara membagi jumlah responden berdasarkan tingkat tanggapannya dengan keseluruhan jumlah responden. Berdasarkan data-data yang
diperoleh mengenai pengelolaan dan penggunaan lahan oleh masyarakat, maka dapat dianalisis bentuk-bentuk lahan yang sering digunakan oleh masyarakat
terkait dengan kondisi sosial ekonomi. Analisis ini juga dapat dilakukan untuk mengetahui dinamika perubahan penggunaan lahan sehingga dapat diketahui
perluasan lahan yang mungkin terjadi.
3.4.5 Analisis data atribut
Data atribut yang telah diolah kemudian dibandingkan untuk mengetahui perubahan sosial-ekonomi yang terjadi selama kurun waktu tersebut. Perubahan-
perubahan yang terjadi kemungkinan dapat dijadikan acuan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penutupan lahan pada kawasan tersebut. Selain
mengacu pada perubahan sosial ekonomi masyarakat juga dilakukan juga analisis terhadap pola bercocok tanam dan pengetahuan masyarakat terhadap peraturan
adat yang berlaku secara kualitatif untuk mengetahui pengaruhnya terhadap perubahan penutupan lahan yang terjadi. Uraian analisis perubahan penutupan
lahan seperti diatas dapat dijelaskan menurut Gambar 3.
Gambar 3 Proses analisis perubahan penutupan lahan.
Peta Penutupan Lahan tahun 1988 dan 2008
Data Atribut Tahun 1988 dan 2008
Perubahan Penutupan Lahan
Perubahan Sosial ekonomi
Overlay
Pembanding
Analisis Kualitatif Perubahan Penutupan
lahan Faktor-faktor
Perubahan Penutupan lahan
Rekomendasi
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Penetapan Kawasan Hutan Hak Adat
Kabupaten Kerinci yang terletak di lembah pegunungan Bukit Barisan memiliki luas wilayah 420.000 hektar dan berpenduduk 307.585 jiwa merupakan
salah satu daerah yang masuk kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS dimana 51,19 atau 215.000 ha menjadi hutan lindung dan hutan konservasi
TNKS. Kabupaten Kerinci sebagai daerah konservasi, mendukung upaya pelestarian keanekaragaman hayati, lingkungan hidup dan sumberdaya alam
termasuk pengakuan terhadap keberadaan dan status kawasan hutan adat atau kawasan kelola rakyat.
4.2 Sejarah Hutan Hak Adat Lekuk 50 Tumbi Lempur
Hutan hak adat di daerah Hulu Air Lempur yang dikenal dengan Hutan Hak Adat Lempur termasuk dalam wilayah lingkungan Kerapatan Adat Alam
Lekuk 50 Tumbi Lempur dengan luas 858,3 ha. Hutan Hak Adat Lempur dikukuhkan dengan SK Bupati TK II Kerinci No. 961994 tanggal 10 Mei 1994.
Pengelolaan Hutan Hak Adat Lempur dilakukan oleh Perwalian Masyarakat Adat Desa Lembaga Kerja Tetap Daerah Hulu Air Lempur.
Hutan Hak Adat 50 Tumbi Lempur ini dikelola oleh Perwalian Masyarakat Adat Desa Lembaga Kerja Tetap Daerah Hulu Air Lempur meliputi:
a. Desa Lempur Hilir,
b. Desa Lempur Mudik,
c. Desa Dusun Baru Lempur dan
d. Desa Lempur Tengah.
Terdapat juga danau dan bukit-bukit di kawasan hulu air lempur seperti Danau Langkat, Danau Nyalo, Bukit Setanggis, Bukit Pematang, Bukit Kemulau dan
Bukit Batuah.