1. Hutan Adat Gunung Batuah
Sesuai dengan namanya, Hutan Adat Gunung Batuah merupakan daerah hutan yang berbatu-batu dengan lubang-lubang besar, memungkinkan orang yang
melewatinya terperosok masuk ke dalamnya. Kondisi lahan seperti ini sangat menyulitkan dalam penjelajahan. Semakin tinggi jalur pendakian maka lubang
dan batu yang dijumpai semakin berbahaya. Hutan adat ini mempunyai area terluas dibanding Hutan Adat Bukit Setangis dan Hutan Adat Bukit Kemulau.
Hutan adat ini memiliki luas 552 ha atau 74,3 dari luas total Hutan Adat lekuk 50 Tumbi Lempur. Berdasarkan tata ruang, Kawasan Hulu Air Lempur
dikategorikan sebagai kawasan rawan bencana, kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar danau, kawasan sabuk hijau, kawasan koridor lintas satwa liar dan
kawasan pengungsian satwa dan kantong sumber daya genetika. Hutan Adat Gunung Batuah adalah satu-satunya kawasan Hutan Adat lekuk 50 Tumbi Lempur
yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Hutan Adat Gunung Batuah mengairi 7 danau D. Lingkat, D. Nyalo, D. Duo, D. Kecil,
D. Kaco, D. Kipon dan D. Inai yang berada disekitarnya.
2. Hutan Adat Hulu Air Tanjung
Hutan Adat Hulu Air Tanjung merupakan bagian hutan adat yang memiliki luas tertinggi kedua setelah Hutan Adat Gunung Batuah. Hutan adat ini
memiliki luas wilayah sebesar 162 ha atau 21,8 dari luas total hutan adat. Hutan Adat Hulu Air Tanjung terdapat di Bukit Kemulau memiliki jenis flora fauna
yang tinggi dimana banyak ditemukan pohon-pohon yang berukuran besar serta satwa liar seperti enggang dan lutung simpai Presbytis melalophos. Berdasarkan
penataan ruang kawasan, Hutan Adat Hulu Air Tanjung dikategorikan sebagai kawasan hutan adat desa, kawasan rawan bencana, kawasan sekitar mata air,
kawasan koridor lintas satwa liar, kawasan pengungsian satwa dan kantong sumber daya genetika. Sekitar kaki Bukit Kemulau banyak terdapat mata air yang
dimanfaatkan untuk mengairi sawah atau ladang masyarakat Dusun Tanjung. Oleh karena itu, Bukit Kemulau dimasukkan ke dalam Kawasan Hutan Adat Lekuk 50
Tumbi Lempur yang bertujuan untuk melindungi kawasan sekitar mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan.
3. Hutan Adat Bukit Setangis