Tabel 3 Lanjutan 11.
A
3
B
1
11654 230
12. A
3
B
2
11850 254
13. A
3
B
3
11271 198
14. A
3
B
4
11349 240
15. A
3
B
5
11520 212
Rata-Rata 7787
197 II. Kontrol
42658 238
Secara keseluruhan, rata-rata nilai MOE sebesar 7787 kgcm
2
dan MOR sebesar 197 kgcm
2
. Hasil analisis keragaman sifat fisis panel CLT disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Analisis keragaman kekakuan dan kekuatan lentur panel CLT Kayu Sengon
Sumber Keragaman MOE
MOR Kombinasi ketebalan
0.0001 0.0001
Orientasi sudut 0.0001
0.0074 Kombinasi ketebalan dan orientasi
sudut 0.0001
0.0619
tn
4.2.1 Modulus of Elasticity MOE
Menurut Tsoumis 1991, Elastisitas ialah sifat bahan untuk kembali ke bentuk semula, ketika pembebanan menyebabkan hubungan antara tegangan dan
perubahan bentuk. Hubungan antara tegangan dan regangan didefinisikan sebagai MOE. Hasil pengujian Tabel 3 menunujukkan nilai MOE panel CLT berkisar
antara
2756
kgcm
2
hingga
11850
kgcm
2
dengan rata-rata sebesar 7787 kgcm
2
, dan MOE papan kontrol sebesar
42658
kgcm
2
. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Apriliana 2012, nilai MOE CLT perekat sebesar 50777 kgcm
2
. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa nilai MOE CLT paku lebih kecil
dibandingkan dengan CLT perekat maupun papan kontrol. Hal tersebut diduga terjadi akibat penggunaan alat sambung paku pada panel CLT, dimana hal tersebut
menyebabkan kekakuan panel CLT rendah akibat efisiensinya hanya 50 Yap 1999.
Analisis keragaman Tabel 4 menunjukkan bahwa interaksi antara kombinasi ketebalan dan orientasi sudut memberikan pengaruh nyata terhadap
nilai MOE panel CLT, sehingga harus dilakukan uji lanjut Duncan. Sebaran rataan nilai MOE panel CLT menurut kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina
disajikan pada gambar 13.
Gambar 13 Sebaran rataan MOE panel CLT menurut kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina
Hasil uji lanjut terhadap interaksi kombinasi tebal dan orientasi sudut pada besarnya nilai MOE Lampiran 5 menunjukkan bahwa rata-rata MOE panel CLT
A
3
B
2
mempunyai nilai MOE paling tinggi yaitu sebesar
11850
kgcm
2
dan berbeda nyata dengan panel lainnya, sedangkan nilai MOE paling rendah yaitu A
1
B
5
sebesar
2756
kgcm
2
dan berbeda nyata dengan panel lainnya. Semakin tebal lamina penyusun luarnya atas-bawah semakin besar pula
nilai MOE dan sudut 90˚ memiliki nilai MOE yang rendah dikarenakan lamina tengah penyusunnya saling tegak lurus dengan lapisan luarnya. Pada saat
dilakukan pembebanan terpusat, lapisan permukaan lamina akan mengalami gaya tekan maksimum dan lapisan bawah lamina akan mengalami gaya tarik
maksimum, sehingga bagian dari struktur panel CLT yang paling mempengaruhi
nilai MOE adalah lamina terluar dari panel CLT. 4.2.2
Modulus of Rupture MOR
Modulus of Rupture MOR hampir sama dengan MOE, bedanya hanya pada MOE sampai batas proporsi saja sehingga bisa kembali ke bentuk semula,
sedangkan MOR sampai pembebanan maksimum pada kayu tersebut Tsoumis 1991. Hasil penelitian menunjukkan nilai MOR panel CLT secara keseluruhan
berkisar antara
157
kgcm
2
hingga
254
kgcm
2
dengan rata-rata sebesar
197
kgcm
2
, dan MOR papan kontrol sebesar
237
kgcm
2
. Sedangkan berdasarkan hasil
10000 20000
30000 40000
50000
M O
E k
gc m
²
Panel CLT
penelitian Apriliana 2012, nilai MOR CLT perekat sebesar 251 kgcm
2
. Terlihat bahwa nilai MOR CLT paku lebih kecil dibandingkan dengan papan kontrol dan
CLT perekat. Hal tersebut diduga terjadi karena penggunaan paku yang mengurangi nilai MOR panel tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan
Yap 1999, konstruksi yang menggunakan sambungan paku memiliki efisiensi sebesar 50. Jika tanpa sambungan efisiensinya sebesar 100.
Analisis keragaman Tabel 4 menunjukkan bahwa interaksi antara kombinasi ketebalan dengan orientasi sudut tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap nilai MOR panel CLT dan Kombinasi ketebalan memberikan pengaruh yang nyata dan orientasi sudut memberikan pengaruh yang nyata. Sebaran rataan
nilai MOR panel CLT menurut kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina disajikan pada gambar 14.
Gambar 14 Sebaran rataan MOR CLT menurut kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina
Hasil uji lanjut terhadap kombinasi ketebalan pada nilai MOR Lampiran 6 menunjukkan bahwa kombinasi 2-1-2 cm memiliki nilai MOR tertinggi sebesar
227
kgcm
2
dan berbeda nyata dengan panel lainnya, dan 1-3-1 cm memiliki nilai MOR terendah sebesar
183
kgcm
2
. Sedangkan untuk orientasi sudut menunjukkan bahwa sudut 30° memliki nilai MOR tertinggi sebesar 216 kgcm² dan berbeda
nyata dengan panel lainnya dan terendah sudut 90° sebesar 178 kgcm². Kombinasi ketebalan pada panel CLT mempengaruhi nilai MOR, karena
jika panel CLT dikenai beban di tengah bentangnya, maka bagian permukaan panel akan mengalami tegangan tekan maksimal dan bagian bawah mengalami
tegangan tarik maksimal. Tegangan ini secara perlahan-perlahan menurun kebagian tengah dan menjadi nol pada sumbu netral. Sehingga semakin tebal
lamina penyusun bagian permukaan panel CLT atau semakin dekat garis sambung
50 100
150 200
250
A1 A2
A3 M
O R
k gc
m ²
Kombinasi Ketebalan Lamina
50 100
150 200
250
B1 B2
B3 B4
B5 M
O R
k gc
m ²
Orientasi Sudut Lamina
dengan garis netral, maka nilai MORnya akan semakin tinggi. Maka dari itu nilai MOR panel 2-1-2 cm lebih besar dibandingkan panel lainnya. Selain itu orientasi
sudut pun mempengaruhi, karena sudut dengan 90° arah seratnya tegak lurus dengan lamina penyusun lainnya, sehingga menyebabkan pengurangan kekuatan
lenturnya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Anggraini 2012, orientasi sudut lamina menyebabkan jumlah dari sambungan lamina bersilang pada bagian
tengah juga berbeda.
4.2.3 Kekuatan Sambungan Paku