Penyusutan Volume Sifat Fisis

KV panel CLT menurut kombinasi ketebalan lamina dan orientasi sudut lamina disajikan pada gambar 11. Gambar 11 Sebaran rataan pengembangan volume panel CLT menurut kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina Hasil uji lanjut terhadap kombinasi antara ketebalan dan orientasi sudut lamina Lampiran 3 menunjukkan bahwa rata-rata KV paling tinggi panel CLT A 3 B 1 , A 3 B 4 , A 1 B 3 , dan A 1 B 2 masing-masing sebesar 7.28, 5.83, 5.69, dan 5.32, dan berbeda nyata dengan yang lainnya. Sedangkan yang memiliki KV terendah A 2 B 3 sebesar 3.18 dan berbeda nyata dengan panel lainnya. Kombinasi ketebalan 1.67 cm memiliki KV yang rendah, hal tersebut dikarenakan kerapatan panel CLT dengan kombinasi ketebalan 1.67 cm lebih rendah dibandingkan dengan panel lainnya. Sesuai dengan pernyataan Skaar 1972 dalam Anggraini 2012, faktor lain yang mempengaruhi besarnya kembang susut yaitu hilangnya air dari dinding sel, kerapatan, atau berat jenis. Berdasarkan Anggraini 2012, lapisan luar lamina sejajar panel CLT akan menahan pengembangan dan penyusutan lapisan dalam lamina bersilang dalam arah tranversal, sedangkan lapisan dalam lamina bersilang menahan pengembangan dan penyusutan sejajar dalam arah tranversal sesuai besar dari orientasi sudut laminya.

4.1.4 Penyusutan Volume

Penyusutan volume atau Shrinkage SV adalah berkurangnya dimensi kayu akibat penurunan kadar air di bawah titik jenuh serat. Perubahan kadar air di bawah titik jenuh serat tidak menyebabkan perubahan dimensi kayu Tsoumis 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 P e n gemb a n ga n V o lu me Panel CLT

1991. Nilai rata-rata SV panel CLT berkisar antara 2.93 hingga 4.84 dengan

rata-rata keseluruhan sebesar 3.74 dan papan kontrol sebesar 5.16 Tabel 1. Berdasarkan hasil penelitian Apriliana 2012 CLT perekat SV sebesar 4.45. Jika dibandingkan dengan perekat dan kontrol, maka nilai SV CLT paku lebih rendah dibandingkan yang lain. Hal tersebut diduga terjadi akibat penggunaan alat sambung paku yang menahan penyusutannya. Analisis keragaman tabel 2 menunjukkan bahwa interaksi antara kombinasi ketebalan dengan orientasi sudut memberikan pengaruh nyata terhadap nilai SV, sehingga harus dilakukan uji lanjut Duncan. Sebaran rataan SV panel CLT menurut kombinasi ketebalan lamina dan orientasi sudutnya disajikan pada gambar 12. Gambar 12 Sebaran rataan penyusutan volume panel CLT menurut kombinasi ketebalan dan orientasi sudut lamina Hasil uji lanjut terhadap kombinasi ketebalan dan orientasi sudut pada besarnya SV Lampiran 4 menunjukkan bahwa rata-rata SV panel A 1 B 1 , A 3 B 1 , A 3 B 4 mempunyai nilai SV paling tinggi masing-masing sebesar 4.84, 4.58, dan 4.53 dan berbeda nyata terhadap panel lainnya dan A 1 B 4 , A 2 B 3 , A 1 B 2 , A 2 B 4 , A 2 B 5 , A 1 B 5 mempunyai nilai SV terendah sebesar 3.23, 3.16, 3.14, 3.02, 3.01, 2.93 dan berbeda nyata dengan panel yang lainnya. Penyusutan pada panel dengan ketebalan lamina penyusun 1.67 cm lebih kecil dan orientasi sudut 90˚ juga kecil penyusutannya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bowyer 1996, variasi dalam tiga faktor, yaitu ukuran dan bentuk potongan kayu, kerapatan contoh uji, dan laju pengeriangan contoh uji. Diperkuat 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 P e n yu su ta n V o lu m e Panel CLT juga dengan pernyataan Skaar 1972 dalam Anggraini 2012, salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya kembang susut suatu kayu yaitu arah serat. Jadi panel dengan lamina penyusun 1.67 cm mempunyai ketebalan yang seragam dan KA hampir sama, sehingga penyusutannya hampir sama. Sedangkan yang membuat panel tersebut berbeda antar panel dengan ketebalan 1.67 cm yaitu sudut penysun tengahnya, dimana yang tegak lurus 90˚ akan saling menahan penysutan antara lamina berdekatan.

4.2 Sifat Mekanis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina terhadap Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen)

1 17 201

Studi Biodiversitas Fungi Mikoriza Arbuskula pada Tumbuhan Bawah di Tegakan Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & Grimes) (Studi Kasus di Areal Kampus IPB Darmaga, Bogor)

0 4 45

Pengawetan Kayu Sengon (Falcataria moluccana Miq.) dengan Diffusol CB

0 2 39

Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina Terhadap Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Jabon Menggunakan Paku

1 6 51

Penentuan Masa Transisi Kayu Juvenil ke Kayu Dewasa pada Bagian Tengah Batang Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) B. Grimes) dan Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.)

0 4 66

Karakteristik Cross Laminated Timber dari Kayu Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) dan Mindi (Melia azedarach L) menggunakan Perekat Isosianat

0 3 35

Analisis defleksi batas proporsional dan maksimum panel cross laminated timber kayu sengon (paraserianthes falcataria l. Nielsen) dan kayu manii (maesopsis eminii engl.)

0 3 27

Pengaruh Perlakuan Perebusan dan Variasi Ketebalan Vinir terhadap Karakteristik Vinir Lamina Kayu Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) B. Grimes)

0 7 52

Kekuatan Tekan Tegak Lurus Serat Cross Laminated Timber Kayu Mindi (Melia Azedarach Linn ) Dan Sengon (Falcataria Moluccana (Miq.) Barneby & J.W Grimes)

0 7 30

INSIDEN PENYAKIT PADA KECAMBAH SENGON (Falcataria moluccana (Miq.) Berneby and J.W Grimes) DAN UJI PATOGENITAS

0 0 7