Kembang Susut Kekakuan Lentur atau MOE

c. Kembang Susut

Pengembangan volume dirumuskan sebagai selisih antara volume akhir dengan volume awal yang dibandingkan dengan volume awalnya yang dinyatakan dalam persen. Contoh uji diukur panjang, lebar dan tebalnya dengan menggunakan kaliper sehingga diperoleh volume awalnya. Selanjutnya contoh uji direndam dalam air selama ±1 minggu, kemudian diangkat dan diukur kembali dimensinya sehingga diperoleh volume akhir contoh uji. Nilai pengembangan volume dihitung dengan rumus: � � = − 100 Untuk pengujian penyusutan volume, contoh uji diukur dimensi panjang, lebar, dan tebalnya dengan menggunakan kaliper sehingga diperoleh volume awal. Kemudian contoh uji dioven pada suhu 103±2 o C selama 48 jam atau mencapai berat konstan dan selanjutnya diukur kembali dimensinya sehingga diperoleh volume akhir dari contoh uji. Penyusutan volume merupakan selisih antara volume awal dengan volume akhir yang dibandingkan dengan volume awalnya, dengan rumus sebagai berikut : = − 100 Keterangan : VA = volume awal cm ; VB = volume akhir cm

3.3.6.2 Pengujian Sifat Mekanis

Sifat mekanis panel CLT yang diuji meliputi pengujian lentur statis dan sambungan paku. Pengujian lentur statis terdiri dari kekakuan lentur atau modulus of elasticity dan kekuatan lentur atau modulus of rupture. Pengujian lentur panel CLT ini didasarkan pada standar ASTM D 143 2005 tentang Standard Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber. Pengujian sambungan paku terdiri kekuatan lateral paku dan kekuatan geser sambungan paku. Pengujian geser paku ini berdasarkan modifikasi standar ASTM D5652-95.

a. Kekakuan Lentur atau MOE

Pengujian kekakuan lentur atau MOE menggunakan contoh uji berukuran 5x15x76 cm untuk dimensi tebal, lebar, dan panjangnya. Pengujian MOE panel CLT dilakukan dengan cara meletakkan panel CLT tersebut diatas dua tumpuan mesin Instron dengan panjang bentang 71 cm dan beban terpusat diberikan di tengah bentang. Rumus yang digunakan untuk menghitung MOE sebagai berikut : � � 2 = ∆ ³ 4 ∆� ℎ³ Keterangan : ∆P = besar perubahan beban sebelum batas proporsi kg L = jarak sangga cm ∆Y = besar perubahan defleksi akibat perubahan beban cm b = lebar contoh uji cm h = tebal contoh uji cm

b. Kekuatan Lentur atau MOR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina terhadap Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen)

1 17 201

Studi Biodiversitas Fungi Mikoriza Arbuskula pada Tumbuhan Bawah di Tegakan Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & Grimes) (Studi Kasus di Areal Kampus IPB Darmaga, Bogor)

0 4 45

Pengawetan Kayu Sengon (Falcataria moluccana Miq.) dengan Diffusol CB

0 2 39

Pengaruh Kombinasi Tebal dan Orientasi Sudut Lamina Terhadap Karakteristik Cross Laminated Timber Kayu Jabon Menggunakan Paku

1 6 51

Penentuan Masa Transisi Kayu Juvenil ke Kayu Dewasa pada Bagian Tengah Batang Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) B. Grimes) dan Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.)

0 4 66

Karakteristik Cross Laminated Timber dari Kayu Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W. Grimes) dan Mindi (Melia azedarach L) menggunakan Perekat Isosianat

0 3 35

Analisis defleksi batas proporsional dan maksimum panel cross laminated timber kayu sengon (paraserianthes falcataria l. Nielsen) dan kayu manii (maesopsis eminii engl.)

0 3 27

Pengaruh Perlakuan Perebusan dan Variasi Ketebalan Vinir terhadap Karakteristik Vinir Lamina Kayu Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) B. Grimes)

0 7 52

Kekuatan Tekan Tegak Lurus Serat Cross Laminated Timber Kayu Mindi (Melia Azedarach Linn ) Dan Sengon (Falcataria Moluccana (Miq.) Barneby & J.W Grimes)

0 7 30

INSIDEN PENYAKIT PADA KECAMBAH SENGON (Falcataria moluccana (Miq.) Berneby and J.W Grimes) DAN UJI PATOGENITAS

0 0 7