Transplantasi dan Fragmentasi TINJAUAN PUSTAKA

Reproduksi secara brooding melahirkan keturunan dalam bentuk larva, namun larva yang diproduksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu secara seksual dan secara aseksual. Reproduksi secara fragmentasi mengacu pada proses pembentukan individu baru dimana fragmen yang terbentuk mampu bertahan hidup, membentuk individu baru, melanjutkan kehidupan dan mampu melanjutkan fungsi yang dialami induknya dalam berkembang biak. Kunci utama dalam hal fragmentasi yaitu kemampuan fragmen sendiri untuk melekat kembali pada substrat dimana fragmen terdampar di dasar perairan. Adapun polyp bail-out dan polyp expulsion proses dimana polip memisahkan diri dari koloni induknya Thamrin, 2006. 2.4. Pertumbuhan Koloni Karang Keras Sebagian besar karang hidup dalam bentuk koloni dan individu dikenal dengan nama polip. Pertumbuhan pertambahan ukuran karang tipe berkoloni dilakukan dengan pertumbuhan dan pertambahan individu polip. Pertumbuhan polip karang hanya sampai beberapa sentimeter kemudian terhenti. Namun ukuran karang tertentu bisa memiliki ukuran melebihi 3 meter. Hal ini dilakukan organisme karang dengan cara memperbanyak jumlah polip Thamrin, 2006. Pertumbuhan karang merupakan pertambahan panjang linier, bobot, volume, atau luas kerangka kapur karang dalam kurun waktu tertentu. Proses tersebut terjadi karena adanya pengapuran atau kalsifikasi yang tersusun dari kalsium karbonat dalam bentuk aragonit kristal Suharsono, 1984.

2.5. Transplantasi dan Fragmentasi

Tranplantasi karang adalah penanaman dan penumbuhan koloni karang untuk memperbanyak diri Soedharma dan Arafat, 2005. Transplantasi memiliki dua cara yaitu tanpa fragmentasi dan dengan fragmentasi. Transplantasi tanpa fragmentasi buatan membutuhkan biaya yang sangat mahal karena kita memindahkan koloni-koloni karang yang relatif besar, sedangkan transplantasi dengan fragmentasi buatan relatif lebih murah. Menurut Sandy 2000, kelebihan fragmentasi buatan dibandingkan transplantasi tanpa fragmentasi buatan yaitu perbanyakan vegetatif relatif lebih sederhana dan murah. Selain itu cara ini dapat diterapkan kepada masyarakat dalam usaha pengembangan dan pemanfaatan karang keras secara lestari Suharsono et al., 2001. Fragmentasi yaitu suatu metode transplantasi dimana koloni tersebut diambil dari suatu induk koloni tertentu bertujuan untuk mempercepat regenerasi dari terumbu karang yang telah mengalami kerusakan, atau sebagai cara untuk memperbaiki daerah terumbu karang Harriot dan Fisk, 1988. 2.6. Penelitian Transplantasi Karang di Indonesia Penelitian transplantasi telah dilakukan oleh instansi pemerintah yang bergerak di bidang kelautan, lembaga-lembaga non-profit serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan juga oleh mahasiswa Tabel 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor FPIK-IPB. Tabel 1. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor Lokasi Nama Spesies Lama Penelitian Laju Pertumbuhan mmbulan Sitasan Pengamatan Perairan Pulau Pari Aziz, 2002 Trachyphyllia geoffroyi Wellsophyllia radiate Millepora tenella Acropora 6 bulan T=6 L=9 T=7 L=12 T=2,8 L=4,7 T=2,5 L=2,5 33,33 66,67 100 66,67 Rasio pertumbuhan lebar dan tinggi koloni karang Lokasi Nama Spesies Lama Penelitian Laju Pertumbuhan mmbulan Sitasan Pengamatan intermedia Selatan Pulau Pari Subhan, 2003 Euphyllia sp. Cynarina lacrymalis Plerogyra sinuosa 6 bulan T=1,4 L=2,7 P=2,8 T=0,3 L=2,2 P=1,1 T=2,2 L=1 P=1,1 77,78 22,22 33,33 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Perairan Pulau Pari Prawidya, 2003 Montipora spumosa Montipora porites Pavona cactus Hydnopora rigida 5 bulan T=18,27 L=23,14 T=18,26 L=26,53 T=22,96 L=26,99 T=35,89 L=48,00 88,89 100 77,78 100 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Perairan Tabolong, Kupang Kaleka, 2004 Acropora valensiennesi Acropora brueggennani Acropora Formosa 2 bulan P=7 P=6,25 P=6,7 100 100 100 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Perairan Pulau Pari Pratama, 2005 Pocillopora damicornis Seriatopora hystrix Heliopora coerulea 6 bulan T=3,03 L=3,89 T=7,03 L=12,31 T=2,23 L=5,7 33,33 37,5 88,88 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsunga hidup Perairan Pulau Pramuka Margono, 2009 Lobophyllia hemprinchii 6 bulan P I=72,03 P II=81,90 100 100 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Perairan Pulau Karya Wibowo, 2009 Stylophora pistillata Pocillopora verrucosa 4 bulan P=61,6 T=23,81 P=61,6 T=23,81 100 90 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Perairan Pulau Karya Firdaus, 2010 Caulastrea furcata 4 bulan P1=0,17 T1=0,41 P2=0,28 T2=0,51 P3=0,33 T3=0,73 P4=0,31 T4=0,62 75 100 100 100 Pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Lokasi Nama Spesies Lama Penelitian Laju Pertumbuhan mmbulan Sitasan Pengamatan P5=0,22 T5=0,46 P6=0,18 T6=0,51 75 100 Gugusan Pulau Karya Bramandito , 2011 Montipora sp. 5 bulan P=1,8 T=3 62 Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup Keterangan: P=panjang fragmen; T=tinggi fragmen; L=lebar fragmen

2.7. Kerangka Teoritis