simbiotik untuk menangkap sinar biru yang dapat menembus ke tempat yang dalam. Zooxanthellae mempunyai peranan penting di dalam ekosistem terumbu
karang yaitu sebagai salah satu komponen penyedia energi dan nutrisi bagi karang yang menjadi inangnya melalui proses fotosintesis Kudus et al., 2006;
Suharsono, 2008; Suharsono dan Soekarno, 1983.
2.2. Parameter Fisika-Kimia Perairan
Karang hermatipik sebagai pembentuk utama terumbu karang dikenal sebagai organisme yang berhubungan dengan perairan hangat terutama di perairan
Indonesia. Ekosistem terumbu karang dapat berkembang dengan baik apabila kondisi lingkungan perairan mendukung pertumbuhan karang. Beberapa faktor
terutama faktor fisika memiliki batasan relatif sempit berupa suhu, cahaya, salinitas, dan sedimentasi West dan Salm, 2003.
2.2.1. Suhu
Karang hermatipik tumbuh dan berkembang dengan subur antara suhu 25
C sampai 29 C. Secara umum di alam fluktuasi suhu tidak sempit dengan
suhu terendah untuk organisme ini sebagian besar hidup di atas suhu 18 C dan
suhu tertinggi 32 C Thamrin, 2006.
2.2.2. Salinitas
Salinitas mematikan seluruh jenis karang terjadi di atas 48 ‰. Salinitas
terendah dimana karang masih mentolelir sekitar 27 ‰ namun ada kondisi pada
salinitas mendekati 0 ‰ masih ditemukan Thamrin, 2006. Organisme karang
hidup dengan sangat baik pada salinitas 35 ‰ atau sama dengan salinitas rata-rata
lautan Samudra . Nilai salinitas optimum untuk pertumbuhan karang yaitu 34 ‰
sampai 36 ‰ Supriharyono, 2000. Menurut Romimohtarto dan Juwana 2001, keadaan lingkun
gan disenangi pertumbuhan karang meliputi salinitas diatas 30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰.
2.2.3.
Kedalaman dan cahaya
Karang hermatipik dapat hidup dari daerah permukaan atau intertidal hingga kedalaman 70 meter dimana umum ditemukan pada kedalaman 50 meter.
Kematian karang dapat disebabkan faktor oseanografi berupa kedalaman. Faktor kedalaman ini berhubungan dengan intensitas cahaya yang masuk ke dalam
perairan. Cahaya yang masuk ke dalam perairan sangat dibutuhkan simbion karang zooxanthellae sebagai penyuplai utama kebutuhan karang sebagai inang.
Hewan karang hanya akan ditemukan sampai kedalaman dimana cahaya masih ditolelir zooxanthellae yang hidup di dalam jaringan tubuh karang. Keberadaan
Blastomussa wellsi umumnya terdapat pada lereng terumbu lebih dalam Thamrin, 2006; Rubiman, 2008; Veron 2000.
2.2.4. Kekeruhan, sirkulasi arus, dan sedimentasi
Veron 2000 mencatat bahwa karang jenis Blastomussa wellsi ditemukan dalam air keruh. Namun kekeruhan tinggi dengan kandungan lumpur atau pasir
membuat hewan karang sulit membersihkan dirinya. Kekeruhan dengan nilai lebih dari 5 NTU dapat menggangu kehidupan biota laut. Pergerakan air memegang
peranan utama bagi organisme perairan. Pergerakan air sangat membantu membersihkan diri dari endapan-endapan dan berhubungan dengan penyediaan
oksigen dan makanan. Thamrin, 2006; MENLH 2008; Nontji, 1993.
Arus dan sirkulasi air berperan dalam proses sedimentasi. Sedimentasi dari partikel lumpur padat dibawa oleh aliran permukaan surface run off akibat erosi
dapat menutupi permukaan terumbu karang sehingga berdampak negatif terhadap hewan karang tersebut. Oleh karena itu, pengendapan yang semakin rendah akan
mendukung kondisi untuk pertumbuhan karang Supriharyono, 2000; Romimohtarto dan Juwana, 2001.
2.2.5. Derajat keasaman