Latar Belakang Identifikasi Lalat Sumba (Hippobosca sp.) pada Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah Cibungbulang Kabupaten Bogor

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan permintaan susu dan daging di masyarakat berdampak baik bagi peternak dan masyarakat. Susu dan daging merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Tingginya permintaan susu dan daging mengakibatkan peningkatan jumlah peternakan seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Pada umumnya peternak mengambil ternak dari satu daerah ke daerah lain, hal ini mengakibatkan peningkatan perpindahan ternak dari suatu daerah. Transportasi ternak dapat mendorong terjadinya perpindahan penyakit atau vektor. Penyakit pada ternak biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, endoparasit, dan ektoparasit. Jenis ektoparasit yang sering menginfestasi sapi potong dan sapi perah adalah lalat dari genus Stomoxys, Tabanus, Chrysomya, dan Hippobosca. Lalat Hippobosca sp. merupakan lalat yang berkembangbiak di daerah tropis dengan curah hujan rendah dan suhu lingkungan relatif tinggi seperti di Indonesia bagian timur yaitu Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat Taylor et al. 1996. Namun demikian, lalat ini sudah dapat beadaptasi dan berkembangbiak di kawasan usaha peternakan sapi perah Cibungbulang Kabupaten Bogor. Lalat Hippobosca sp. berperan sebagai vektor tripanosomiasis. Selain itu, lalat ini juga berperan dalam menularkan Trypanosoma theileri yang tidak patogen pada sapi dan Haemoproteus pada angsa, itik, serta unggas lainnya Hadi Soviana 2010. Menurut Mullen Durden 2002 lalat Hippobosca equina sebagai vektor penyakit piroplasmosis pada kuda, Q fever, dan rickettsiosis. Kerugian yang ditimbulkan akibat infestasi lalat Hippobosca sp. yaitu iritasi, kegatalan, kegelisahan sehingga ternak tidak nyaman untuk makan dan minum, penurunan berat badan, produksi susu, daya kerja, merusak kulit, jaringan tubuh, dan anemia Partosoedjono Soekardono 1984. Menurut Rani et al. 2011 lalat Hippobosca sp. di India mengisap darah inangnya sebanyak 1.5-4.5 µl dalam waktu 3-13 menit dan berperan sebagai vektor Achanthocheilonema dracunculoides pada anjing. Penyebaran lalat Hippobosca sp. di Indonesia sangat luas seperti Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Aceh. Lalat Hippobosca sp. juga terdapat di Inggris dengan nama umum forest fly. Lalat ini di Inggris menyerang kuda dan kadang-kadang ditemukan pada ternak. Jenis lalat Hippobosca sp. yang terdapat di Afrika adalah Hippobosca rufipes. Lalat ini banyak menyerang hewan, terutama sapi dan kuda. Lalat ini disebut juga lalat kutu karena bentuknya pipih atau gepeng dorsoventral seperti kutu Hadi Soviana 2010. Menurut Sigit et al. 1983 induk semang lalat Hippobosca sp. yaitu sapi dan kuda. Lalat Hippobosca sp. dikenal sebagai lalat Sumba, lalat ini di Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu Hippobosca equina lalat Sumba kecil dan Hippobosca variegata lalat Sumba besar. Peningkatan transportasi ternak yang tidak diringi dengan pengawasan kesehatan ternak mengakibatkan lalat Hippobosca sp. menyebar luas ke seluruh daerah, termasuk di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor merupakan daerah yang mempunyai suhu rendah dan curah hujan relatif tinggi. Peningkatan infestasi lalat Hippobosca sp. di kawasan usaha peternakan sapi perah Cibungbulang Kabupaten Bogor dapat mengganggu kesehatan sapi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengamatan terhadap bioekologi lalat Hippobosca sp. sehingga dapat ditentukan cara pengendalian yang tepat.

1.2 Tujuan Penelitian