Klasifikasi Lalat Hippobosca sp. Morfologi dan Bioekologi Lalat Hippobosca sp.

yang kuat, dan berumur panjang. Menurut Mullen Durden 2002 Lalat ini berperan dalam penularan vektor penyakit surra dan antraks pada ternak. Lalat Tabanus memiliki ukuran tubuh 6-25 mm, kepalanya berbentuk setengah lingkaran, memiliki mata yang dominan, antenanya pendek terdiri dari tiga ruas. Telur lalat ini berbentuk silindris dengan ukuran 1-2 mm dan jumlahnya sekitar 100-500 butir, larvanya silindris dan runcing. Lalat ini merupakan lalat pengisap darah, penerbang yang tangguh, dan penggigit persisten yang aktif pada siang hari. Lalat ini merupakan vektor penyakit surra dan antraks. Lalat Chrysomya bezziana memiliki ukuran tubuh 9-11 mm, berwarna hijau metalik dengan banyak bulu-bulu pendek menutupi tubuh. Larva lalat ini berbentuk silinder dengan deretan duri-duri pada keliling tiap ruas tubuh. Telur lalat ini berjumlah 150-500 butir. Lalat ini merupakan penyebab miasis obligat yang meletakkan telurnya pada tepi luka yang terbuka Hadi Soviana 2010.

2.3 Klasifikasi Lalat Hippobosca sp.

Lalat Hippobosca sp. banyak menginfestasi sapi dan kuda. Lalat ini mengisap darah pada daerah perineum dan di antara kaki belakang. Lalat Hippobosca sp. banyak terdapat pada daerah dengan temperatur tinggi Wall Shearer 1997. Menurut Soulsby 1982 lalat Hippobosca sp. diklasifikasikan sebagai berikut: Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Diptera Subordo : Cyclorrapha Superfamili : Hippoboscoidea Famili : Hippoboscidae Subfamili : Hippoboscinae Genus : Hippobosca Spesies : Hippobosca equina Hippobosca variegata

2.4 Morfologi dan Bioekologi Lalat Hippobosca sp.

Jenis lalat Hippobosca sp. di Indonesia yaitu H. equina lalat Sumba kecil dan H. variegata lalat Sumba besar. Menurut Hutson 1984 lalat Hippobosca sp. mempunyai sepasang sayap, ukuran sekitar 10 mm, dan warna pupa hitam. Pupa lalat ini berbentuk oval atau bulat, berukuran 5 x 4 mm, dan mempunyai bercak gelap pada ujung posterior. Lalat H. equina memiliki ukuran tubuh sekitar 10 mm, tubuhnya melebar, pipih dorsoventral dan berwarna coklat kemerahan. Pada bagian dorsal toraks terdapat bercak kekuningan. Lalat ini memiliki sepasang sayap yang kuat dengan vena anterior yang jelas, dan antenanya tidak berkembang Gambar 2. Probosis lalat ini langsing yang digunakan untuk menusuk dan merobek jaringan. Palpi lalat H. equina tebal, pendek dan berfungsi melindungi probosis. Kaki dan kuku lalat ini berkembang baik. Bagian utama dari probosis biasanya untuk menusuk dan ditarik kembali di bawah kepala, kecuali saat makan. Inang lalat H. equina adalah kuda dan sapi, tetapi ternak lainnya seperti burung juga dapat terinfestasi. Lalat ini paling banyak ada pada bulan musim panas. Distribusi utama lalat Hippobosca sp. adalah di Eropa, Asia, dan Afrika Turner Mann 2005. Lalat H. variegata mempunyai ciri khas yaitu ukuran yang lebih besar dan memiliki variasi pada dorsal toraks yang lebih banyak dari pada H. equina. Distribusi lalat H. variegata di Indonesia yaitu Sulawesi, Sumba, dan Timor. Inang lalat ini yaitu sapi, keledai, dan kuda Maa 1969 dan Cheng 1973. Gigitan dari lalat H. equina dapat menyebabkan reaksi alergi Quercia et al. 2005. Menurut Sigit et al. 1990 gigitan lalat H. equina dan H. variegata dapat memberikan rasa sakit sehingga sapi dan kuda yang baru pertama kali digigit sering lari ketakutan. Menurut Masshall 1981 lalat H. equina merupakan lalat yang jarang terbang lebih dari 1 meter. Lalat ini apabila terganggu akan berpindah dengan cepat tetapi tidak lebih dari 1 meter dari inangnya. Pada malam hari atau hujan lebat, lalat H. equina kadang-kadang akan meninggalkan inangnya dan berlindung di bawah daun pakis yang berada di dekatnya atau berlindung dibagian tubuh inang. Lalat Hippobosca sp. jarang terbang, biasanya merayap pada permukaan inang. Pada siang hari baik jantan maupun betina, lalat ini mengisap darah dan beristirahat pada inang. Lalat ini termasuk kedalam kelompok pupipara, telurnya menetaskan larva yang berkembang hampir mencapai tahap pupa di dalam saluran reproduksi betina, kemudian dilahirkan, dan dalam waktu beberapa jam langsung berubah menjadi pupa. Pupa biasanya diletakkan oleh lalat betina pada batang atau pelepah pohon kelapa atau pohon lainnya yang terlindung, atau tanah yang berlumpur lembab. Lamanya periode pupa banyak dipengaruhi oleh suhu Hadi Soviana 2010. Daerah yang disukai lalat Hippobosca sp. adalah daerah leher, perineal diantara kaki belakang, dan pubis. Lalat ini tergolong pengisap darah yang sangat merugikan sapi dan kuda karena dapat mengurangi ketahanan tubuh dan menyebabkan anemia. Lalat ini dapat menularkan Trypanosoma theileri yang tidak patogen pada sapi dan Haemoproteus pada angsa, itik, serta unggas lainnya Hadi Soviana 2010. Gambar 2 Lalat H. equina Sumber: Walravens 2010 Gambar 3 Lalat H. variegata Sumber: Mwkozlowski 2011 Famili Hippoboscidae terkenal dengan nama forest flies lalat hutan yang menyerang berbagai jenis hewan seperti sapi, kuda, domba, kelelawar, dan burung Soulsby 1982. Lalat Hippobosca sp. merupakan lalat pengisap darah Levine 1994. Lalat ini sebagai ektoparasit pada kuda dan sapi yang terdapat di wilayah timur Indonesia yang bersuhu tinggi dan kelembaban rendah Taylor et al. 1996. Lalat Hippobosca sp. meletakkan pupanya pada celah-celah kayu, ketiak tanaman, dan celah kandang. Lalat ini tinggal di permukaan tubuh inangnya dalam waktu yang lama dan mengisap darah hewan seperti kuda dan sapi serta menjadi vektor tripanosomiasis Soulsby 1982. BAB 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian