91 Namun, hasil penelitian menyebutkan lain sebagaimana yang terlihat pada
Gambar 10 bahwa kondisi sampah dirasa tidak mengganggu terhadap kondisi lingkungan di Desa Kondangjaya. Sebanyak 90,00 responden tidak merasa
terganggu dengan sampah. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar dari mereka kurang memperhatikan kondisi lingkungan mereka. Berdasarkan hasil
observasi di lapangan masih terlihat banyak sampah yang berserakan di pinggir jalan ataupun di sekitar halaman rumah. Jika hal ini terus dibiarkan, lama
kelamaan hal ini akan mengganggu kondisi lingkungan sekitar. Akan tetapi, masih ada beberapa masyarakat yang masih peduli terhadap lingkungan dimana
mereka membuang sampah pada tempat sampah dan melakukan pengelolaan sampah sehingga sampak tidak mengganggu kondisi setempat. Sebesar 10,00
responden mengatakan bahwa mereka merasa terganggu dengan adanya sampah.
6.4.2.2 Dampak Terhadap Kondisi Udara
Udara merupakan salah satu indikator lingkungan yang sangat berpengaruh saat terjadinya pembangunan. Pembangunan menyebabkan wilayah
tersebut menjadi ramai. Mobilitas kendaraan bermotor tinggi sehingga asap yang dihasilkan juga mempengaruhi udara. Limbah gas yang dihasilkan dari bangunan-
bangunan yang melakukan kegiatan didalamnya turut mempengaruhi kondisi udara. Kondisi udara yang dirasakan responden dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Sumber: Data Primer diolah
Gambar 11. Kondisi Udara di Desa Kondangjaya
92 Namun, hasil penelitian menyebutkan lain sebagimana terlihat pada
Gambar 11 bahwa perubahan kondisi udara tidak dirasakan masyarakat Desa Kondangjaya. Sebanyak 90,00 persen responden mengatakan bahwa kondisi udara
tidak tercemar. Hal tersebut disebabkan karena perubahan penggunaan lahan di wilayah penelitian sebagian besar digunakan untuk perumahan. Perumahan
biasanya menghasilkan limbah gas hasil pembakaran dari kegiatan rumah tangga yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi udara. Berbeda halnya jika
peruntukan lahan untuk industri, limbah gas hasil kegiatan industri mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dibuang ke udara akan berpengaruh terhadap
kondisi udara. Udara akan tercemar gas-gas berbahaya. Sebanyak 10,00 persen responden menjawab bahwa kondisi udara di Desa
Kondangjaya tercemar. Indikator pencemaran udara ini dilihat dari kondisi udara yang bercampur debu, asap kendaran dan lain-lain sehingga dirasa masyarakat
cukup mengganggu. Hal tersebut disebabkan karena tempat tinggal ataupun tempat kerja responden yang dekat dengan jalan utama desa dimana mobilitas
kendaraan bermotor sangat tinggi sehingga berpengaruh terhadap kondisi udara.
6.4.2.3 Dampak Terhadap Ketersediaan Air
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Akibat adanya alih fungsi lahan dari lahan pertanian khusunya lahan sawah ke
lahan non-pertanian menyebabkan ketersediaan air di dalam tanah semakin berkurang. Selain itu, adanya pembangunan juga menunjukkan jumlah penduduk
yang meningkat sehingga konsumsi air akan meningkat. Hal ini menyebabkan masyarakat akan sulit dalam memperoleh air untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
93 Sumber: Data Primer diolah
Gambar 12. Perolehan Air Bagi Responden di Desa Kondangjaya
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana terlihat pada Gambar 12 menunjukkan bahwa sebanyak 82,5 persen petani tidak merasakan adanya
kesulitan dalam memperoleh air. Hal tersebut disebabkan karena masih banyaknya lahan-lahan sawah khususnya yang mampu menyerap air sehingga
kondisi air didalam tanah masih dapat memenuhi kebutuhan hidup. Hanya 17,50 persen petani merasakan kesulitan dalam memperoleh air terutama pada musim
kemarau. Tingkat sulit dan mudahnya perolehan air terlihat dari kuantitas air yang diperoleh. Seluruh responden memperoleh air dengan menggunakan sumur pompa
dimana sumber air berasal dari air tanah. Terjadinya kesulitan air yang dirasakan oleh masyarakat disebabkan karena akibat pembangunan seperti perumahan.
Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan akan air untuk memenuhi kehidupan sehari-hari meningkat. Hal ini mengakibatkan terjadi
persaingan dalam memperoleh air semakin tinggi sehingga sebagian kecil responden merasa kesulitan dalam memperoleh air tanah.
Air yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Kondangjaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masih memiliki kualitas yang baik. Hal ini
ditunjukkan dari respon masyarakat terhadap kualitas air yang digunakan pada Gambar 13.
94 Sumber: Data Primer diolah
Gambar 13. Kualitas Air di Desa Kondangjaya
Berdasarkan Gambar 13 diatas menunjukkan bahwa seluruh responden mengatakan bahwa kualitas air di wilayah penelitian dalam keadaan baik. Kualitas
air yang baik ini merujuk pada kondisi air yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian
terhadap kualitas air di dalam tanah tidak begitu dirasakan masyarakat Desa Kondangjaya.
Air tidak hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari, namun air juga dibutuhkan sektor pertanian untuk irigasi. Akibat adanya pembangunan di sektor
non-pertanian mempengaruhi kualitas dan kondisi air irigasi. Kondisi air irigasi terhalang oleh bangunan sehingga lahan pertanian kekurangan air. Selain itu,
akibat adanya pembangunan seperti perumahan, limbah cair yang dikeluarkan akan bercampur dengan air irigasi sehingga air tercemar. Hal inilah yang
mendorong banyak petani pada saat itu menjual lahannya untuk dialihfungsikan. Namun, menurut beberapa responden yang diwawancarai, bagi lahan pertanian
yang tetap bertahan terhadap kondisi tersebut akan menurunkan hasil produksinya sehingga merugikan petani.
95
6.4.2.4 Dampak Terhadap Banjir