Definisi Distribusi Kekayaan TINJAUAN TEORITIS DISTRIBUSI KEKAYAAN

ekonominya agar dapat merealisasikan kaidah besar tersebut, sehingga harta dapat terdistribusi secara merata. Muhammad menyatakan bahwa dulatan bainal agniya’ yang artinya ―beredar diantara orang – orang kaya‖. Sehingga disini dijelaskan agar harta tidak beredar diantara orang – orang kaya saja, diperlukan adanya pemerataan harta dalam kegiatan distribusi jadi harta itu bukan milik pribadi akan tetapi sebagian harta kita itu ada hak milik orang muslim lainnya yg tidak mampu. Islam menekankan perlunya membagi kekayaan kepada masyarakat melalui kewajiban membayar zakat, mengeluarkan infaq, serta adanya hukum waris dan wasiat serta hibah. Aturan ini diberlakukan agar tidak terjadi konsentrasi harta pada sebagian kecil golongan saja. Hal ini berarti pula agar tidak terjadi monopoli dan mendukung distribusi kekayaan serta memberikan latihan moral tentang pembelanjaan harta secara benar. 8 C . Tujuan Distribusi Kekayaan Distribusi kekayaan merupakan suatu pembahasan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan utama diterapkannya sistem ekonomi Islam yaitu terciptanya kesejahteraan ditengah masyarakat. Diantara tujuan dari distribusi kekayaan yaitu : 1. Terwujudnya pemerataan kekayaan ditengah-tengah masyarakat. 2. Terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu masyarakat. 8 Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Prespektif Islam, h.310. 3. Terdapatnya kesempatan bagi setiap individu untuk dapat memenuhi kebutuhan kamaliyah. 4. Terealisasinya kesejahteraan ekonomi, dimana tingkat kesejahteraan ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi. Sedangkan tingkat konsumsi tidak hanya berkaitan dengan bentuk pemasukan saja namun berkaitan dengan cara pendistribusiannya diantara individu masyarakat. 9 5. Ketika distribusi ekonomi dilakukan secara adil maka individu diberikan sebagian sumber-sumber kekayaan umum sesuai kebutuhannya, dengan syarat dia memiliki kemampuan untuk mengeksplorasinya. 10

D. Nilai dan Moral Dalam Bidang Distribusi

Menurut Qardhawi 11 distribusi pada sistem ekonomi kapitalis terfokus pada pasca produksi, yaitu pada konsekuensi proses produksi bagi setiap objek dalam bentuk uang ataupun nilai, lalu hasil tersebut didistribusikan pada komponen-komponen produksi yang berandil dalam memproduksinya, yaitu empat komponen berikut ini : 1. Upah, yaitu upah wages bagi para pekerja dan seringkali dalam hal upah para pekerja diperalat desakan kebutuhannya dan diberi upah dibawah standar. 9 Jaribah bin Ahmad Al haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khatab, h.218. 10 Ibid., h.219. 11 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Jakarta: Robbani Presss, 2004 cet ke IV h.347. 2. Bunga yaitu bunga sebagai imbalan dari uang modal interest on capital yang diharuskan pada pemilik proyek. 3. Ongkos, yaitu ongkos cost yang dipakai untuk sewa tanah yang digunakan untuk proyek. 4. Keuntungan, yaitu keuntungan profit bagi pengelola yang menjalankan praktek pengelolaan proyek dan manajemen proyek, dan ia bertanggung jawab sepenuhnya. Dalam ekonomi sosialis, produksi berada dalam kekuasaan pemerintah dan mengikuti perencanaan pusat. Semua sumber produksi adalah milik Negara. Prinsip dalam distrubusi pendapatan adalah sesuai yang ditetapkan oleh rakyat yang diwakili oleh Negara dan tidak ditentukan oleh pasar. Negara adalah yang merencanakan produksi nasional. Negara pula yang meletakan kebijakan umum distribusi dengan segala macamnya baik berupa upah, gaji, bunga maupun ongkos sewa. 12 Sedangkan dalam ekonomi Islam pembagian distribusi kekayaan didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting yaitu nilai kebebasan dan nilai keadilan. Sehubungan dengan masalah distribusi ini, Qardhawi 13 menjelaskan sebagai berikut : 1. Nilai Kebebasan a. Asas kebebasan Kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi harus dilandasi 12 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, h.348. 13 Yusuf Qardhawy, Etika dan Moral ekonomi Islam, Jakarta : Gema Insani Press, 1997.