Landasan Normatif Distribusi kekayaan

2. Bunga yaitu bunga sebagai imbalan dari uang modal interest on capital yang diharuskan pada pemilik proyek. 3. Ongkos, yaitu ongkos cost yang dipakai untuk sewa tanah yang digunakan untuk proyek. 4. Keuntungan, yaitu keuntungan profit bagi pengelola yang menjalankan praktek pengelolaan proyek dan manajemen proyek, dan ia bertanggung jawab sepenuhnya. Dalam ekonomi sosialis, produksi berada dalam kekuasaan pemerintah dan mengikuti perencanaan pusat. Semua sumber produksi adalah milik Negara. Prinsip dalam distrubusi pendapatan adalah sesuai yang ditetapkan oleh rakyat yang diwakili oleh Negara dan tidak ditentukan oleh pasar. Negara adalah yang merencanakan produksi nasional. Negara pula yang meletakan kebijakan umum distribusi dengan segala macamnya baik berupa upah, gaji, bunga maupun ongkos sewa. 12 Sedangkan dalam ekonomi Islam pembagian distribusi kekayaan didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting yaitu nilai kebebasan dan nilai keadilan. Sehubungan dengan masalah distribusi ini, Qardhawi 13 menjelaskan sebagai berikut : 1. Nilai Kebebasan a. Asas kebebasan Kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi harus dilandasi 12 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, h.348. 13 Yusuf Qardhawy, Etika dan Moral ekonomi Islam, Jakarta : Gema Insani Press, 1997. keimanan kepada Allah dan ke-Esaan-Nya serta keyakinan manusia kepada Sang Pencipta. Allah-lah yang menciptakan dan Dia yang mengatur segala urusan sehingga tidak layak lagi bagi manusia untuk menyombongkan diri serta bertindak otoriter terhadap makhluk lainnya. Karena seluruh makhluk di hadapan Tuhan adalah sama. 14 Hal tersebut menjelaskan bahwa setiap perbuatan manusia termasuk aktivitas ekonomi terikat dengan hukum syara‘. Manusia tidak diperkenankan melakukan aktivitas ekonomi yang bertentangan dengan hukum syara ‘ seperti aktivitas ribawi, ikhtikar yang dapat menghambat distribusi kekayaan, tadlis dan lain-lain. b. Bukti-bukti kebebasan 1 Hak Milik Pribadi Kepemilikan adalah suatu bukti prinsip kebebasan. Seorang yang memiliki suatu benda dapat menguasai dan memanfaatkannya. Ia dapat pula mengembangkan hak miliknya dengan cara-cara yang dibenarkan Islam. 15 Namun kebolehan kepemilikan pribadi dalam Islam berbeda dengan konsep kepemilikan dalam sistem ekonomi kapitalis. 16 Menurut Al-Maududi dalam Euis Amalia 17 bahwa Islam tidak membagi harta kepemilikan kepada produksi dan konsumsi. Tetapi, dibedakan berdasarkan kriteria diperoleh secara halal atau haram dan dikeluarkan pada jalur yang halal 14 Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Prespektif Islam, h.317. 15 Ibid., h.318. 16 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan Al-Qur’an Jilid 11, h.212 17 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, Depok: Gramata Publishing, 2010, h.277. atau haram. Muhammad Arkam Khan dalam Chaudhry 18 menyebutkan bahwa dibawah ke-Mahakuasaan Allah, manusia diberi hak untuk memiliki kekayaan, oleh karena itu manusia bukanlah pemilik yang sesungguhnya, maka cara memanfatkannya telah ditetapkan oleh pemilik yang sesungguhnya. Dari pendapat tersebut jelas bahwa konsep ekonomi Islam mengakui adanya hak kepemilikan pribadi dan pemanfaatan harta kepemilikan pribadi yang diatur hukum syara‘. 2 Warisan Disyariatkannya warisan adalah pencerminan kebebasan. Dimana seseorang dapat melestarikan dan mengelola secara berkesinambungan apa yang menjadi miliknya. Perolehan hak milik dari pemilik yang lama kepada penggantinya dapat terjadi dalam dua hal, yaitu : melalui warisan dan wasiat. 19 2. Nilai keadilan Menurut Deutsch terdapat tiga konsep dari keadilan sosial, 20 tiga konsep keadilan distribusi tersebut dapat diterapkan untuk menciptakan masyarakat yang baik dan sejahtera berdasarkan prinsip-prinsip kerjasama; keadilan, kesamaan dan kebutuhan. Keadilan berkenaan dengan distribusi barang, jasa dan nilai-nilai secara proposional sesuai kebaikan-kebaikan individu dalam masyarakat. Kesamaan menunjukan bentuk distribusi yang diasumsikan bahwa setiap orang 18 Muhammad Sharif Choudhry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, h.338. 19 Yusuf Qardhawy, Norma dan Etika Ekonomi Islam , Jakarta : Gema Insani Press, 1997, h.212. 20 Morton Deutsch, ―Equity, quality and need: what determines which value will be used as the basic for the distributive justice?‖ journal of social issues, 31 1975 37-149