sumber kekayaan. Dimana Islam membolehkan kepemilikan namun didalam Islam terdapat tatacara untuk memperoleh serta mempergunakannya.
6
B. Landasan Normatif Distribusi kekayaan
Islam telah mewajibkan terjadinya sirkulasi kekayaan pada setiap lapisan masyarakat dan melarang sirkulasi kekayaan hanya pada kelompok orang-orang
tertentu saja, sebagaimana firman Allah didalam QS. Al-Hasyr 59:7
لع هَ ءافأ ام ْ م هل س
قْلا ْهأ بْ قْلا ي ل سه لل ههللف
ماتيْلا ْم ْ م ءاي ْغ ْْا ْيب ًةل
َ ْيك يبهسلا ْبا يكاس ْلا ا تْ اف هْ ع ْمكا ام
ف سه لا مكاتآ ام هَ ا قهتا
ش هَ ه إ اقعْلا
Artinya : ―Apa saja harta rampasan fai’ yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya
dari harta benda yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan
apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
‖ Sayyid Quthb dalam tafsirnya
7
menyatakan bahwa ayat ini menjelaskan tentang hukum
fai’ secara terperinci dan didalamnya terdapat penjelasan tentang sebab-sebab pembagian itu serta meletakan kaidah besar dalam sistem ekonomi
dan sosial dalam masyarakat muslim ―supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu‖ sehingga sistem ekonomi yang bertujuan agar harta benda beredar di antara orang-orang kaya saja adalah sistem yang
bertentangan dengan sistem ekonomi Islam. Islam telah membangun sistem
6
Ibid., h.212.
7
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan Al-Qur’an Jilid 11,
Depok: Gema Insani, 2010, Cet ke IV, h.211-212.
ekonominya agar dapat merealisasikan kaidah besar tersebut, sehingga harta dapat terdistribusi secara merata.
Muhammad menyatakan bahwa dulatan bainal agniya’ yang artinya
―beredar diantara orang – orang kaya‖. Sehingga disini dijelaskan agar harta tidak beredar diantara orang
– orang kaya saja, diperlukan adanya pemerataan harta dalam kegiatan distribusi jadi harta itu bukan milik pribadi akan tetapi sebagian
harta kita itu ada hak milik orang muslim lainnya yg tidak mampu. Islam menekankan perlunya membagi kekayaan kepada masyarakat melalui kewajiban
membayar zakat, mengeluarkan infaq, serta adanya hukum waris dan wasiat serta hibah. Aturan ini diberlakukan agar tidak terjadi konsentrasi harta pada sebagian
kecil golongan saja. Hal ini berarti pula agar tidak terjadi monopoli dan mendukung distribusi kekayaan serta memberikan latihan moral tentang
pembelanjaan harta secara benar.
8
C . Tujuan Distribusi Kekayaan
Distribusi kekayaan merupakan suatu pembahasan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan utama diterapkannya sistem ekonomi Islam yaitu
terciptanya kesejahteraan ditengah masyarakat. Diantara tujuan dari distribusi kekayaan yaitu :
1. Terwujudnya pemerataan kekayaan ditengah-tengah masyarakat.
2. Terpenuhinya kebutuhan pokok setiap individu masyarakat.
8
Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Prespektif Islam, h.310.