20
BAB II TINJAUAN TEORITIS DISTRIBUSI KEKAYAAN
Banyak pakar ekonomi filsafat dan politik yang telah beberapa kali membahas masalah distribusi kekayaan dalam berbagai kesempatan dan mencoba
untuk menyelesaikannya. Meski mereka telah mencoba upaya terbaik, namun mereka tetap saja gagal menemukan penyelesaian yang tepat. Beberapa pemikir
berpendapat bahwa seseorang pribadi seharusnya memiliki kebebasan sepenuhnya supaya bisa menghasilkan kekayaan yang maksimal dengan menggunakan
kemampuan yang dia miliki. Mereka juga mengingatkan agar tidak membatasi hak pribadi atas hartanya dengan menganggap sebagai hak milik mutlak yang
tidak dapat dicampuri oleh Negara sekalipun. Sementara pemikir lain berpendapat bahwa kebebasan secara individual akan tetap berbahaya bagi keselamatan
masyarakat. Oleh karena itu, hak individu atas harta yang dimilikinya sebaiknya dihapuskan dan semua wewenang dipercayakan kepada masyarakat agar dapat
mempertahakan persamaan ekonomi di dalam masyarakat.
1
A. Definisi Distribusi Kekayaan
Menurut Choudry Ilmu ekonomi tentang distribusi menjelaskan adanya pembagian kekayaan yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi atau para pemilik
pelaku ekonomi itu yang telah secara aktif memproduksinya. Namun menurutnya permasalahan distribusi dalam sistem ekonomi adalah distribusi-sosial kekayaan
diantara anggota masyarakat. Jika distribusi kekayaan di dalam masyarakat itu
1
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II, h. 92-93.
tidak adil atau tidak merata, maka kedamaian sosial selalu menjadi taruhan dan konflik antara si kaya dan si miskin dapat berlanjut ke revolusi berdarah.
2
Menurut Afzalur Rahman distribusi kekayaan adalah pembagian kekayaankeuntungan Negara kepada berbagai pihak yang terlibat dalam produksi
dan prinsip-prinsip dasar yang menentukan bagian yang mereka peroleh. Dengan ruang lingkup pembahasan tentang bagian-bagian yang disalurkan serta tata cara
pembagian harta tersebut.
3
Terdapat beberapa perbedaan dalam sistem ekonomi tentang makna distribusi kekayaan. Sistem ekonomi kapitalisme memandang seorang individu
dapat secara bebas mengumpulkan dan menghasilkan kekayaan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki serta tidak ada batasan untuk
memanfaatkan dan membagi harta yang dimiliki.
4
Sedangkan sistem ekonomi sosialis mengabaikan kepemilikan khusus bagi unsur-unsur produksi dan menilai
pekerjaan sebagai satu-satunya unsur bagi produksi,
5
oleh karenanya sistem distribusi dalam ekonomi sosialis dikendalikan sepenuhnya oleh Negara.
Adapun makna distribusi dalam ekonomi Islam maka jauh lebih luas lagi, yaitu mencakup pengaturan kepemilikan unsur - unsur produksi dan sumber-
2
Muhammad Sharif Choudhry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, Kencana: Jakarta, 2012, h. 77.
3
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid II, h.91.
4
Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Prespektif Islam, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2004 , h. 310
5
Jaribah bin Ahmad Al haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khatathab, h. 211