Mekanisme Non ekonomi Mekanisme Distribusi
mengajarkan hafalan Alquran, sehingga di usianya yang belum baligh, yakni di bawah 13 tahun Taqiyuddin sudah hafal seluruh isi Alquran.
3
Disamping itu, ia juga mendapatkan pendidikan umum ketika bersekolah di sekolah dasar di daerah Ijzim. Kemudian ia pindah ke sebuah sekolah di Akko
untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah. Sebelum menamatkan sekolahnya di Akko, atas dorongan kakeknya, Taqiyuddin memutuskan hijrah ke
Kairo untuk meneruskan pendidikannya di sana.
4
Taqiyyuddin An-Nabhani menamatkan kuliahnya di Darul Ulum pada tahun 1932. Pada tahun yang sama beliau menamatkan pula kuliahnya dengan
predikat excellent di Al Azhar Asy Syarif menurut sistem lama, di mana para mahasiswanya dapat memilih beberapa syaikh Al Azhar dan menghadiri halaqah-
halaqah mereka mengenai bahasa Arab, dan ilmu- ilmu syari‘ah seperti fiqih, ushul
fiqih, hadits, tafsir, tauhid ilmu kalam, dan yang sejenisnya.
5
Taqiyuddin dikenal sebagai sosok yang mencintai ilmu, bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan
waktu, tekun dan giat dalam mencari ilmu. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Taqiyyuddin An-Nabhani kembali
ke Palestina untuk kemudian bekerja di Kementerian Pendidikan Palestina sebagai seorang guru di sebuah sekolah menengah atas negeri di Haifa. Di samping itu
beliau juga mengajar di sebuah Madrasah Islamiyah di Haifa. Beliau sering
3
Republika.co.id, ―Hujjatul Islam: Syekh Taqiyuddin An-Nabhani, Pendiri Hizbut Tahrir
1 ‖ artikel diakses pada selasa 19 januari 2016 dari
http:www.republika.co.idberitadunia- islamkhazanah120227m01yr3-hujjatul-islam-syekh-taqiyuddin-annabhani-pendiri-hizbut-
tahrir-1
4
Ibid
5
http:hizbut-tahrir.or.id20070520syaikh-taqiyyuddin-an-nabhani-pendiri-hizbuttahrir
berpindah-pindah lebih dari satu kota dan sekolah semenjak tahun 1932 sampai tahun 1938, ketika beliau mengajukan permohonan untuk bekerja di Mahkamah
Syari‘ah. Beliau ternyata lebih mengutamakan bekerja di bidang peradilan qadha’ karena beliau menyaksikan pengaruh imperialis barat dalam bidang
pendidikan, yang ternyata lebih besar daripada bidang peradilan, terutama peradilan syar‘iy.
6
Pada tahun 1940, Taqiyuddin diangkat sebagai musyawir pembantu qadhi. Jabatan ini terus diembannya hingga tahun 1945, yakni saat ia dipindah ke
Ramallah untuk menjadi qadhi di Mahkamah Ramallah hingga tahun 1948.
7
Setelah itu, beliau keluar dari Ramallah menuju Syam sebagai akibat jatuhnya Palestina ke tangan Yahudi.
Pada tahun 1948, sahabatnya Anwar Al-Khatib mengirim surat kepada beliau, yang isinya meminta beliau agar kembali ke Palestina untuk diangkat
sebagai qadhi di Mah kamah Syar‘iyah Al-Quds. Taqiyyuddin mengabulkan
permintaan itu dan kemudian beliau diangkat sebagai qadhi di Mahkamah Syar‘iyah Al-Quds pada tahun 1948. Kemudian, oleh Kepala Mahkamah
Syar‘iyah dan Kepala Mahkamah Isti‘naf saat itu -yakni Abdul Hamid As-Sa‘ih- beliau lalu diangkat sebagai anggota Mahkamah Isti‘naf, dan beliau tetap
memegang kedudukan itu sampai tahun 1950. Pada tahun 1950 inilah, beliau lalu
6
M.‗Ali Dodiman, Memoar Pejuang Syariah dan Khilafah : Biografi Ringkas Tokoh Senior Hizbut Tahrir
, h.15.
7
Republika.co.id, ―Hujjatul Islam: Syekh Taqiyuddin An-Nabhani, Pendiri Hizbut Tahrir 2‖ artikel diakses pada selasa 19 januari 2016 dari http:www.republika.co.idberitadunia-
islamkhazanah120227m01z00-hujjatul-islam-syekh-taqiyuddin-annabhani-pendiri-hizbut- tahrir-2
mengajukan permohonan mengundurkan diri, karena beliau mencalonan diri untuk menjadi anggota Majelis Niyabi Majelis Perwakilan.
8
Pada tahun 1951, An-Nabhani mendatangi kota Amman untuk menyampaikan ceramah-ceramahnya kepada para pelajar Madrasah Tsanawiyah
di Kulliyah Ilmiyah Islamiyah. Hal ini terus berlangsung sampai awal tahun 1953, ketika beliau mulai sibuk dalam Hizbut Tahrir, yang telah beliau rintis antara
tahun 1949 hingga 1953.
9
Setelah itu Taqiyuddin tidak lagi mengisi ceramah di Kulliyah Ilmiyah Islamiyah beliau memfokuskan pada gerak politik yang sedang
ia jalani saat itu. Kiprahnya dalam dunia politik yang paling menonjol adalah ketika ia mendirikan partai politik berasas Islam yaitu Hizbut Tahrir, yang secara
resmi dideklarasikan pada tahun 1953 di Al-Quds Yerusalem.
Taqiyyuddin An-Nabhani wafat pada 1 Muharram 1398 H11 Desember 1977 M. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman Shuhada Al-
Auza‘i, Beirut. Taqiyuddin telah meninggalkan kitab-kitab penting yang dapat dianggap sebagai
kekayaan yang tidak ternilai harganya. Karya-karya ini menunjukkan bahwa Taqiyyudin An-Nabhani mempunyai pemikiran yang briliant dan analisis yang
cermat. Ia yang menulis seluruh pemikiran dan pemahaman Hizbut Tahrir, baik yang berkenaan dengan hukum-hukum
syara’, maupun yang lainnya seperti
8
http:hizbut-tahrir.or.id20070520syaikh-taqiyyuddin-an-nabhani-pendiri-hizbut- tahrir
9
Ibid