Nilai dan Moral Dalam Bidang Distribusi

atau haram. Muhammad Arkam Khan dalam Chaudhry 18 menyebutkan bahwa dibawah ke-Mahakuasaan Allah, manusia diberi hak untuk memiliki kekayaan, oleh karena itu manusia bukanlah pemilik yang sesungguhnya, maka cara memanfatkannya telah ditetapkan oleh pemilik yang sesungguhnya. Dari pendapat tersebut jelas bahwa konsep ekonomi Islam mengakui adanya hak kepemilikan pribadi dan pemanfaatan harta kepemilikan pribadi yang diatur hukum syara‘. 2 Warisan Disyariatkannya warisan adalah pencerminan kebebasan. Dimana seseorang dapat melestarikan dan mengelola secara berkesinambungan apa yang menjadi miliknya. Perolehan hak milik dari pemilik yang lama kepada penggantinya dapat terjadi dalam dua hal, yaitu : melalui warisan dan wasiat. 19 2. Nilai keadilan Menurut Deutsch terdapat tiga konsep dari keadilan sosial, 20 tiga konsep keadilan distribusi tersebut dapat diterapkan untuk menciptakan masyarakat yang baik dan sejahtera berdasarkan prinsip-prinsip kerjasama; keadilan, kesamaan dan kebutuhan. Keadilan berkenaan dengan distribusi barang, jasa dan nilai-nilai secara proposional sesuai kebaikan-kebaikan individu dalam masyarakat. Kesamaan menunjukan bentuk distribusi yang diasumsikan bahwa setiap orang 18 Muhammad Sharif Choudhry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, h.338. 19 Yusuf Qardhawy, Norma dan Etika Ekonomi Islam , Jakarta : Gema Insani Press, 1997, h.212. 20 Morton Deutsch, ―Equity, quality and need: what determines which value will be used as the basic for the distributive justice?‖ journal of social issues, 31 1975 37-149 memiliki hak yang sama dalam jumlah dan kualitas tanpa mempertimbangkan kebaikan dan jasanya. Sedangkan kebutuhan menggambarkan distribusi yang proposional terhadap kebutuhan setiap individu. Menurut M. Anas Zarqa, sebagaimana dikutip oleh Euis Amalia 21 bahwa untuk dapat menerapkan keadilan distribusi dalam ekonomi Islam ada beberapa prinsip keadilan yang harus diterapkan, yaitu : 1 Terpenuhinya kebutuhan bagi semua makhluk; 2 membawa efek positif bagi pemberi itu sendiri seperti zakat selain membersihkan diri dan harta muzakki juga meningkatkan keimanan dan menumbuhkan kebiasaan berbagi dengan orang lain; 3 menciptakan kebaikan diantara semua orang antara kaya dan miskin; 4 mengurangi kesenjangan kekayaan dan pendapatan; 5 pemanfaatan lebih baik terhadap sumber daya alam dan asset tetap; dan 6 memberikan harapan pada orang lain melalui pemberian. Dari sini dapat kita lihat betapa Islam memperhatikan kebutuhan manusia dilihat dari penerapan nilai dan moral dengan membolehkan adanya kebebasan kepemilikan yang diatur oleh batas syariat dan nilai keadilan, berbeda dengan kedua sistem ekonomi lainnya seperti kapitalisme dimana sistem tersebut membolehkan kebebasan kepemilikan tanpa batas juga sistem ekonomi sosialisme yang meniadakan konsep kepemilikan harta individu. Kapitalisme memandang seorang individu dapat secara bebas mengumpulkan dan menghasilkan kekayaan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki serta tidak ada batasan untuk memanfaatkan dan membagi harta 21 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009 h.18-119. yang dimiliki. 22 Sedangkan sistem ekonomi sosialis mengabaikan kepemilikan khusus bagi unsur-unsur produksi dan menilai pekerjaan sebagai satu-satunya unsur bagi produksi, 23 oleh karenanya sistem distribusi dalam ekonomi sosialis dikendalikan sepenuhnya oleh Negara.

E. Mekanisme Distribusi

Konsep distribusi menurut Shadr terbagi menjadi dua yaitu; distribusi pra produksi yang meliputi konsep kebutuhan dan tujuan sentral kerja, dan distribusi pasca produksi dimana distribusi merupakan kompensasi dari faktor-faktor produksi. Selain itu juga Shadr menyebutkan 3 elemen perangkat dasar distribusi dalam Islam yaitu; 1 kerja, merupakan alat distribusi paling primer dari sudut kepemilikan 2 kebutuhan, merupakan alat distribusi paling primer juga sebagai pernyataan sebuah hak manusia yang bersifat essensial dalam kehidupan, 3 property, merupakan alat distribusi sekunder melalui aktivitas komersial yang diizinkan Islam dengan syarat-syarat yang tidak bertentangan dengan prinsip- prinsip Islam mengenai keadilan sosial. 24 Menurut Mannan mekanisme distribusi pendapatan dapat dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut; 1 pembayaran sewa umumnya mengacu pada pengertian surplus yang diperoleh suatu unit tertentu dari suatu faktor produksi, 2 22 Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Prespektif Islam, Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta, 2004 , h. 310. 23 Jaribah bin Ahmad Al haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khatathab, h. 211 24 Chibili Mallat, Menyegarkan islam; kajian komperhensif pertama atas hidup karya Muhammad Baqir Ash shadr terj , Bandung : mizan utama, 2001 cet I h.181 dan 201. keahlian khusus yang akan membuat orang mempunyai perbedaan pendapatan antara satu orang dengan orang yang lain. 3 pelarangan riba 4 adanya konsep warisan dalam Islam. 25 Menurut Chaudry, untuk mewujudkan distribusi kekayaan yang adil, jujur dan merata, Islam menetapkan tindakan-tindakan yang positif dan prohibitif. Tidakan positif mencakup zakat, hukum pewarisan dan kontribusinya yang bersifat wajib maupun sukarela sedekah. Tindakan prohibitif mencakup dilarangnya bunga, dilarangnya menimbun, dilarangnya minum-minuman keras dan judi. Selain itu juga terdapat pelarangan upaya mendapatkan harta secara tak bermoral, tidak jujur, tidak adil dan haram yang ternyata merupakan sebab utama terjadinya konsentrasi kekayaan ditangan sedikit orang. 26 Dalam Islam, agar distribusi terhadap sumber daya atau kekayaan alam tidak hanya beredar dan terkonsentrasi pada sekelompok kecil orang atau golongan saja, maka dapat dapat dilakukan selain pola distribusi ekonomi juga dapat melalui distribusi non-ekonomi guna mendistribusikan kekayaan pada pihak-pihak yang secara ekonomi tetap belum mendapatkan kekayaan yakni melalui instrument zakat, sedekah, wakaf dan lain sebagainya yang berfungsi sebagai distributor aliran kekayaan dari tangan orang kaya kepada orang miskin, dengan harapan taraf hidup masyarakat dapat ditingkatkan. 27 25 M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta : Dhana Bhakti Wakaf, 1995, h.113-144. 26 Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar, h.79. 27 Muhammad Ma‘ruf, ―The Islamic Economic System: Appoarch to World Problems‖, artikel diakses pada dari http:www.Allamiqbal.compublicationjournalsapr01 Berdasarkan hal tersebut maka dapat diilustrasikan mekanisme distribusi kekayaan sebagai berikut : 1. Bekerja sama 2. Pengembangan kegiatan investasi 3. Larangan menimbun 4. Membuat kebijakan harta dan menggalakkan kegiatan syariah 5. Larangan kegiatan monopoli dan berbagai penipuan 6. Larangan judi, riba, korupsi, pemberian kepada penguasa 7. Pemanfaatan secara optimal hasil dari barang-barang milik umum Dari penjelasan tersebut maka dapat dicermati bahwa agar harta dapat terdistribusi secara merata dibutuhkan tidak hanya mekanisme ekonomi tetapi dengan menjalankan mekanisme non ekonomi.

1. Mekanisme Ekonomi

Mekanisme ekonomi adalah mekanisme distribusi dengan mengandalkan kegiatan ekonomi agar tercapai distribusi kekayaan. Mekanisme dijalankan dengan cara membuat berbagai ketentuan dan mekanisme yang berkaitan dengan distribusi kekayaan. Dengan berbagai kebijakan dan ketentuan tentang kegiatan ekonomi tertentu, maka diyakini distribusi kekayaan itu akan ekonomi Mekanisme Distribusi Non ekonomi 1. Pemberian Negara kepada rakyat yang membutuhkan 2. Zakat Gambar 2.1 Mekanisme Distribusi Kekayaan berlangsung secara normal. 28 Dalam mewujudkan distribusi kekayaan yang adil, maka mekanisme yang ditempuh dalam sistem ekonomi Islam dengan cara sebagai berikut : a Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi berlangsungnya sebab- sebab hak milik asbabu al-tamalluk dalam hak milik pribadi al- milkiyyah al- fardiyyah . Membuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi seluruh anggota masyarakat adalah salah satu bentuk distribusi kekayaan melalui mekanisme distribusi. Salah satu upaya yang biasa dilakukan manusia untuk memperoleh harta kekayaan adalah dengan bekerja. 29 Selain itu aktivitas bekerja termasuk perwujudan dari pelaksanaan perintah syariah. 30 b Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi berlangsungnya pengembangan hak milik tanmiyatul al-milkiyah melalui kegiatan investasi. Pengembangan hak milik adalah mekanisme yang digunakan seseorang untuk mendapatkan tambahan hak milik tersebut. Karena Islam mengatur serta menjelaskan suatu mekanisme untuk mengembangkan hak milik. Maka pengembangan hak milik itu harus terikat dengan hukum-hukum tertentu yang telah dibuat oleh syara‘ dan tidak boleh melanggar ketentuan-ketentuan syara’ tersebut. 20 28 M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, h. 205 29 Ibid., h. 208 30 M. Ismail Yusanto, Pengantar Ekonomi Islam, h. 165