aureus coli Identifikasi dan Karakterisasi Bahaya Bakteri Patogen pada Pangan Jajanan Anak Sekolah di Bogor

peluang sakit yang diperoleh lebih dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Sementara pada model eksponensial peluang interaksi antara inang dan patogen dianggap konstan, sedangkan pada kenyataannya peluang interaksi inang dan patogen sangat kecil kemungkinannya konstan. Sementara itu model Weibull-Gamma biasanya digunakan apabila tidak terdapat konstanta dosis respon langsung yang tersedia. Biasanya data yang digunakan adalah data epidimiologi, seperti data hasil investigasi kejadian luar biasa keracunan pangan. Cemaran

S. aureus

Model dosis respon yang digunakan untuk menentukan peluang sakit akibat S. aureus adalah model eksponensial, model ini direkomendasikan oleh Tamrakar 2013. Tamrakar 2013 memperoleh model ini berdasarkan data penelitian Rose and Haas 1999 yang menghitung ulang penelitian yang dilakukan Singh et al. 1971 yang menginokulasi S. aureus pada kulit lengan bawah relawan dengan dosis awal tertentu yang sudah diketahui kemudian diukur infeksi dan kinetik pertumbuhan bakteri selama 6 hari. Rose and Haas 1999 memperhitungkan faktor peningkatan densitas S. aureus setelah inokulasi pada data yang diperoleh Singh et al. 1971. Cemaran

E. coli

Model dosis respon yang digunakan untuk menentukan peluang sakit akibat E. coli yang tersedia diliteratur biasanya spesifik berdasarkan grup patogenik E. coli. Namun ada pula model dosis respon yang diperoleh dari data dosis respon gabungan beberapa grup patogenik E. coli, seperti model dosis respon yang diperoleh dari Haas et al. 1999 yang melakukan model fitting terhadap penelitian yang dilakukan DuPont et al. 1971, June et al. 1953 dan Graham et al 1983. Penelitian yang dilakukan Dupont et al. 1971 adalah dengan memberi EIEC 4608 secara oral kepada manusia, sedangkan June et al. 1953 memberi E. coli 55 secara oral kepada manusia dan Graham et al. 1983 memberi ETEC secara oral kepada manusia. Model dosis respon yang sesuai dengan data dosis respon dari EIEC, EPEC dan ETEC tersebut adalah model beta poisson Enger 2013. Model eksponensial merupakan model yang sesuai untuk menentukan peluang sakit EPEC berdasarkan model fitting yang dilakukan oleh Enger 2013 terhadap data dosis respon Tacket et al. 2000, Donnenberg et al. 1993 dan Levine et al. 1978. Penelitian yang dilakukan Tacket et al. 2000 adalah EPEC pCVD438 secara oral kepada orang, Donnenberg et al. 1993 adalah dengan memberi EPEC pCVD438 secara oral kepada babi, sedangkan Levine et al. 1978 memberi 0127: K63: H6, 0128: K67: H2, dan 0142: K86: H6 secara oral kepada manusia. Model beta-binomial dan Weibull-Gamma merupakan model yang sesuai untuk menentukan peluang sakit akibat EHEC pada penelitian yang dilakukan oleh Cassin et al. 1998 dan Fretz 2006 . Model beta-binomial yang digunakan diperoleh dari Cassin et al. 1998 yang memodifikasi model beta poisson yang dikembangkan Haas 1983, sementara nilai α dan β diperoleh dari penelitian yang dilakukan Crockett et al. 1996. Crockett et al. 1996 melakukan model fitting terhadap penelitian yang dilakukan Dupont et al. 1969 dan Levine et al.1973. Dupont et al. 1969 melihat respon manusia terhadap Shigella flexneri 2a dan Levine et al.1973 Shigella dysenteriae. Model Weibull-Gamma diperoleh dari Fretz 2006 yang melakukan model fitting terhadap penelitian yang dilakukan Levine et al. 1978 dan June et al. 1953. Penelitian-penelitian tersebut adalah pemberian E. coli secara oral kepada manusia, Levine et al. 1978 E. coli O127, E. coli O128, E. coli O142 dan E. coli B-171-8 dan June et al. 1953 E. coli 55, B 5 dan 111, B 4. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan maka pada penelitian ini dipilih model dosis respon seperti tertera pada Tabel 29. Pada tabel tersebut juga disajikan konstanta model dosis respon dari model yang dipilih. Tabel 29. Model dosis respon yang dipergunakan Model Nilai Sumber

S. aureus